Stress Usai Berhenti Kerja & Urus Anak Sendiri, Pria Berakhir Ceraikan Istri

Seorang pria di Tiongkok berakhir mengalami stress setelah memutuskan berhenti dari pekerjaannya yang bergaji tinggi demi merawat anaknya. Siapa sangka keputusan tersebut justru berujung pada perceraian dengan sang istri dan diagnosis 'depresi pasca-persalinan', seperti yang kerap dialami oleh para wanita setelah melahirkan dan mengurus anak.

Melansir SCMP, pria berusia 32 tahun dari Provinsi Sichuan itu dikenal di media sosial sebagai 'Ayahnya Jasmine'. Ia dulunya merupakan manajer penjualan makanan hewan dengan penghasilan sekitar 20.000 yuan (sekitar Rp45 juta) per bulan. Namun sejak berhenti bekerja dan beralih menjual produk bayi lewat siaran langsung, penghasilannya turun drastis menjadi hanya 4.000 yuan (sekitar Rp9 juta).

Putrinya, Jasmine, lahir pada Mei 2023. Karena kedua kakek-nenek Jasmine bekerja di kota lain dan ibu dan ayah Jasmine tidak mampu membayar pengasuh, maka ayah Jasmine memutuskan untuk berhenti bekerja. Pekerjaan sang istri yang stabil sebagai pegawai negeri membuat keputusan ini makin terasa tepat.

Setelah istri selesai masa cuti melahirkannya, ia mulai menjalani hari-hari sebagai ayah rumah tangga. Ia bangun pukul 6 pagi saat Jasmine menangis, membuatkan susu, mengganti popok, bermain selama berjam-jam, lalu mengajak anaknya ke taman. Waktu untuk dirinya sendiri baru tersedia saat anaknya tidur siang pukul 5 sore, yang digunakannya untuk memasak dan membuat konten.

Namun kehidupan ini tidak mudah. Jasmine sering terbangun tiap tiga jam di malam hari, membuat tidurnya sangat kurang. Ia bahkan mengalami radang sendi akibat terlalu sering menggendong anaknya. Titik terberat terjadi saat Jasmine didiagnosis pneumonia dan kondisinya kritis. Ia berjaga di rumah sakit selama lima hari tanpa tidur maupun mandi. Alih-alih mendapat dukungan, ia malah disalahkan oleh keluarga dari kedua pihak.

Yang lebih menyakitkan, sang istri yang hanya pulang di akhir pekan justru sering mengkritik ketimbang memberikan dukungan.

"Dia sering marah hanya karena aku lupa mengganti baju Jasmine. Padahal aku sudah terlalu kewalahan," terangnya.

Perselisihan soal cara mengasuh anak akhirnya memicu perceraian. Dalam sebuah video di media sosial, ia mengaku telah didiagnosis menderita depresi pasca-persalina,kondisi yang biasanya dikenal menyerang ibu baru, namun ternyata juga bisa dialami oleh ayah.

Depresi pasca-persalinan pada pria sering kali muncul dalam bentuk stres berat, mudah marah, serta gejala fisik seperti sakit kepala atau nyeri perut. Dokter menyarankan agar kedua orang tua yang mengalami gejala seperti ini segera mencari dukungan emosional, terapi, atau pengobatan jika diperlukan.

Sebagai ayah penuh waktu, ia mengaku jarang merasakan kebahagiaan. Tekanan dari keluarga dan masyarakat membuatnya merasa hidupnya 'sia-sia'.

Kisahnya viral di media sosial Tiongkok, ditonton lebih dari 4 juta kali dan memicu berbagai reaksi. Beberapa tampak memberikan kritikan sementara lainnya membela.

"Kamu kan bukan yang hamil, operasi caesar, atau mengalami perubahan hormon. Kenapa harus depresi?" tulis salah satu netizen.

"Orang sering lupa kalau ayah juga baru pertama kali jadi orang tua, sama seperti ibu," tambah netizen lain.

"Saya juga ayah penuh waktu untuk dua anak laki-laki. Saya jalani peran ini sambil tetap bekerja, meski harus mengorbankan kehidupan sosial. Tapi saya bangga," komentar lain.