Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Cinlok Dengan Wedding Planner, Pria Batalkan Pernikahan Dengan Tunangannya

Vina Oktiani - wolipop
Selasa, 25 Feb 2025 10:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Woman hurt her boyfriend while her boyfriend was hurt as well. Girl is angry with boyfriend. Wife is angry with the husband. Crisis and relationship problems that come to an end.
Foto: Getty Images/P Stock
Jakarta -

Seorang pria membatalkan pernikahannya dengan tunangannya setelah jatuh cinta dengan wedding planner atau pria yang merencanakan pernikahannya. Kisah ini dibagikan secara anonim kepada Lisi Tesher, seorang penulis kolom nasihat hubungan di Toronto Star.

Melansir philstarlife.com, dalam suratnya, pria itu mengungkapkan bahwa meskipun ia sangat mencintai tunangannya dan mereka sudah membahas segalanya, mulai dari jumlah anak yang diinginkan hingga tempat tinggal, namun ia merasa tidak jujur pada dirinya sendiri. Pernikahan yang direncanakan itu akhirnya batal setelah pria tersebut bertemu dengan desainer yang dipekerjakan untuk merencanakan pesta pernikahannya.

Dari saat pertama kali bertemu, pria itu merasa bahwa dia seharusnya tidak menikahi tunangannya. Pria itu mengaku bahwa hubungan mereka semakin dekat, tetapi tunangannya mulai curiga. Sebelum terlalu banyak uang yang terbuang untuk pernikahan yang tidak akan pernah terjadi, mereka akhirnya memutuskan untuk berpisah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah perpisahan itu, mantan tunangannya yang merasa sangat terluka sempat menolak berbicara dengan pria itu selama bertahun-tahun. Namun, mantan tunangannya akhirnya bisa melanjutkan hidup, menikah, dan memiliki anak.

Sementara itu, pria tersebut sempat menjalani hubungan dengan desainer yang kemudian membuatnya sadar bahwa kehidupan yang dijalani tidak membuatnya bahagia. Ia merasa bahwa kehidupan malam yang penuh dengan pesta tidak sesuai keinginannya, dan ia merindukan kehidupan keluarga yang lebih tenang.

ADVERTISEMENT

Beberapa waktu kemudian, pria itu bertemu dengan seorang wanita janda yang memiliki dua anak. Mereka menjalin hubungan, dan pria itu merasa bahwa dia akhirnya menemukan seseorang yang tepat. Kehidupannya pun mulai membaik.

Namun, dalam dua bulan terakhir, pria tersebut bertemu dengan mantan tunangannya tiga kali. Setiap pertemuan semakin canggung, dan dia merasa kesulitan untuk bersikap ramah. Pria itu pun bertanya kepada Lisi Tesher, kenapa ia merasa 'membeku' setiap kali bertemu dengan mantan tunangannya.

Tesher menjelaskan bahwa hidup adalah perjalanan yang harus dijalani dengan menjadi diri sendiri dan tidak terikat oleh label, gender, atau orientasi seksual. Tesher menyarankan pria itu untuk berbicara dengan mantan tunangannya dan menjelaskan segala hal dengan jujur, karena menghindari komunikasi hanya akan membuatnya terlihat tidak dewasa.

Tesher juga mengingatkan bahwa mantan tunangannya pasti merasa sangat kecewa karena merasa dikhianati setelah hubungan mereka yang sebelumnya penuh dengan rencana masa depan. Namun, Tesher mengungkapkan bahwa mungkin mantan tunangannya juga merasa bingung melihat pria itu sekarang memiliki kehidupan yang berbeda dengan seorang wanita dan anak-anak.

Pada akhirnya, Tesher menekankan bahwa berbicara dengan mantan tunangannya adalah langkah yang lebih matang, daripada menghindari atau tidak berbicara sama sekali. Tesher menyarankan agar pria itu bisa memberi penjelasan yang lebih baik dengan mengatakan, "Saya tahu ini mungkin membingungkan untukmu, dan saya ingin kesempatan untuk menceritakan ceritaku."

(vio/vio)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads