Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Menghadapi Suami yang Sudah Berkali-kali Ketahuan Selingkuh

wolipop
Jumat, 30 Mei 2014 09:09 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

dok. Thinkstock
Jakarta -

Saya seorang ibu dengan empat anak. Dari anak pertama sampai anak keempat, suami saya terhitung sudah melakukan perselingkuhan sebanyak tiga kali. Sebenarnya saya sudah tidak kuat menghadapinya, tapi dia selalu bisa meyakinkan saya bahwa dia telah bertobat dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Yang jadi pertanyaan saya, apakah saya harus tetap bertahan atau bercerai? Apakah benar dia tidak akan mengulanginya lagi? Terimakasih.

(Syifa, 37 Tahun)

Jawab:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hi Syifa,

Saya yakin sekali bahwa sesungguhnya kamu sendiri mengetahui apa yang menjadi pertanyaan kamu saat ini. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, termasuk dengan apa yang dijanjikan oleh suami kamu. Mengingat dia sudah berselingkuh berkali-kali dan selalu berjanji berkali-kali juga, kok rasanya saya pesimis ya dengan sikap suami kamu tersebut. Perlu kamu ketahui, selingkuh itu sama halnya dengan narkoba. Sekali mencoba biasanya akan menyebabkan ketagihan dan sulit untuk berhenti.

Saran saya, buatlah perjanjian tertulis, jika perlu di atas materai mengenai apa yang suami kamu janjikan tersebut. Jelaskan padanya bahwa kamu bersedia memaafkan dia dengan syarat dia benar-benar tidak akan mengulanginya kembali. Tuliskan pula syarat tersebut di perjanjian tertulis tersebut. Sampaikan dan tuliskan juga konsekuensi yang akan terjadi pada dia seandainya dia mengulangi kembali perbuatannya tersebut, misalnya akan ada perceraian dengan hak asuh anak di tangan kamu atau akan ada sekian persen harta gono gini yang menjadi hak kamu dan anak-anak.

Saya tidak mengajarkan kamu untuk dengan mudahnya bercerai atau bersikap materialistis, namun bersikap realistis karena kamu memiliki empat orang anak. Apa yang kamu minta dari dia adalah untuk kebaikan dan kelayakan hidup anak-anak kamu kelak, baik secara jasmani, rohani, maupun psikologis. Sampaikan hal tersebut kepadanya. Saya yakin, kalau dia benar-benar memiliki keinginan untuk berubah dia akan memahami tuntutan kamu tersebut dan memenuhi keinginan kamu itu. Namun sebaliknya, jika dia tidak mau, mungkin dia sendiri masih tidak yakin apakah bisa menepati janjinya ataukah tidak.

(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads