Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Memaafkan dan Melupakan Perbuatan Suami yang Pernah Selingkuh

wolipop
Senin, 21 Apr 2014 15:17 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta - Ibu Ratih, saya adalah seorang istri dengan dua anak. Pernikahan kami hampir berjalan enam tahun. Belum lama ini saya mengetahui bahwa suami saya pernah berhubungan dengan wanita sampai berhubungan seks. Jujur saya sakit, kecewa dan terluka tapi agama saya yang tidak membolehkan adanya perpisahan. Tapi jujur saya sakit mba, saya nggak sanggup. Menurut mba saya harus bagaimana? Kalaupun memaafkan bagaimana untuk saya melupakan itu semua. Mohon sarannya ya.

(Agnes, 33 Tahun)

Jawab:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agnes yang baik,

Saya paham sekali bagaimana perasaan kamu saat ini. Rasanya pasti kecewa sekali ya mengetahui suami yang selama ini kamu anggap setia ternyata pernah berhubungan seksual dengan wanita lain sebelumnya. Namun, alangkah baiknya kalau Agnes mampu memandang masalah ini dari sudut pandang yang lain, yang lebih positif. Misalnya, bukankah pada akhirnya suami tetap memilih Agnes sebagai pendamping hidup, yang berjanji untuk selalu ada di setiap suka dan duka, di kala susah dan senang. Itu artinya, Agnes lah yang terbaik untuk dia.

Selain itu, ingatlah juga kedua anak yang saat ini telah Tuhan berikan untuk kalian berdua. Meskipun Agnes kecewa dan sakit hati, tetaplah ingat bahwa kedua anak masih membutuhkan kedua orangtuanya hadir untuk mereka. Jadi, berusahalah untuk tidak terlalu berfokus pada masa lalu sebab setiap orang toh memang pernah melakukan kesalahan. Saya khawatir kalau Agnes terus berfokus pada kesalahan suami di masa lalu, ini tidak baik bagi kelangsungan rumah tangga Agnes ke depannya. Terpenting perlu Agnes lakukan sekarang adalah berkomunikasi dengan suami mengenai perasaan Agnes saat ini dan harapan Agnes ke depannya. Namun, tentu saja, harus dalam kondisi emosi yang tenang ya agar tidak memicu terjadinya keributan yang lebih parah. Jika hal ini sulit dilakukan, tidak ada salahnya Agnes meminta bantuan dari konselor atau psikolog atau pemuka agama untuk menjadi mediator.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads