Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Bermain Boneka Bisa Jadi Cara Mengetahui Anak Pernah Di-bully atau Tidak

wolipop
Selasa, 14 Okt 2014 09:05 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

dok. Thinkstock
Jakarta -

Tidak sedikit anak perempuan yang senang bermain boneka Barbie. Boneka ikonik yang dibuat oleh perusahaan Mattel Inc. itu memiliki bentuk tubuh yang sempurna dan bisa dikreasikan menjadi berbagai profesi sesuai keinginan anak. Barbie juga menjadi aktivitas bermain peran yang bisa mengembangkan imajinasi anak.

Psikolog anak, Ajeng Raviando, Psi., mengatakan Barbie tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk membangun karakter si kecil tapi juga bisa melihat minat serta passion anak. Bahkan dengan bermain Barbie orangtua bisa mengetahui apakah anak menjadi korban bullying di sekolah atau tidak.

"Di psikolog biasanya digunakan sebagai play therapy, bagaimana menggali imajinasi anak, passion-nya, harapannya dia dari bermain Barbie. Kalau ternyata dia di-bully di sekolah, bisa jadi dia akan cerita dengan bonekanya, dia juga akan bermain peran seolah dirinya sedang bersama teman-temannya," tutur Ajeng saat berbincang dengan Wolipop usai acara Barbie's Day Out di Mal Kepala Gading, Jakarta Utara, Kamis (9/10/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Ajeng mengatakan penyebab anak lebih jujur dengan bonekanya daripada orangtua bisa disebabkan karena beberapa faktor salah satunya rasa takut terhadap orang lain. Meskipun anak menjadi korban bullying, si kecil tidak akan cerita secara terbuka dengan orangtuanya karena hal tersebut.

Suasana akan berbeda ketika anak sedang bermain. Dia akan lebih bebas mengekspresikan perasaannya sehingga rasa takut tersebut hilang. Ketika bermain, anak juga bisa membuat dirinya nyaman dan tidak ada tekanan atau rasa waspada dengan orang lain.

"Anak tidak ada tekanan ketika bermain, nggak ada rasa waspada saya harus begini-begini, takut ketahuan siapa nanti saya diapain ya, anak sangat bebas ketika bermain," ujar psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.

Oleh karena itu, Ajeng menegaskan kepada para orangtua agar selalu mendampingi anaknya ketika bermain baik boneka maupun permainan lainnya. Selain bisa mengetahui perasaan anak,bermain boneka juga dapat mengembangkan bakat anak ke depannya.

"Barbie kan memiliki banyak profesi, coba lihat ketika anak bermain Barbie dia cenderung lebih memilih ke arah mana, misalnya senang mewarnai atau menggambar rambut Barbie kemungkinan ia berpotensi di bidang seni, atau ketika bermain Barbie sukanya masak-masakan, bisa jadi dia memang punya minat ke arah masak," tambahnya kemudian di akhir perbincangan.

(aln/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads