Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

5 Hal yang Perlu Diperhatikan Orangtua Ketika Membeli Mainan untuk Anak

wolipop
Rabu, 17 Sep 2014 18:04 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

dok. Thinkstock
Jakarta -

Membeli mainan menjadi salah satu yang dilakukan orangtua untuk memanjakan anak. Tak jarang mainan juga diberikan agar putra-putri lebih 'tenang' saat berada di rumah atau bahkan perjalanan.

Sebenarnya mainan tak hanya bisa dimanfaatkan sebagai sarana hiburan. Mainan juga dapat dijadikan‎ alat pembelajaran yang berguna bagi tumbuh kembang buah hati. Dari mainan, anak bisa mempelajari berbagai pengalaman. Semakin variatif mainan, semakin banyak pula pengalaman yang bisa mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kecerdasan. Misalnya saja, dari mainan rumah-rumahan, anak bisa mengenal bentuk, benda rumah tangga, warna, hingga tradisi ‎sehari-hari.

"Mainan bisa jadi sarana pembelajaran. Dengan main, anak bisa merangsang panca inderanya," ujar dr. Markus Danursantoso, SpA saat ditemui Wolipop pada acara media gathering perayaan ulang tahun ke-40 brand mainan anak Early Learning Center (ELC) di Cloud, The Plaza, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam membelikan ‎anak mainan para orangtua diharapkan tidak sembarangan memilih dan asal memberikan. Agar fungsi pengembangannya berjalan optimal, ada beberapa prasyarat yang perlu diperhatikan. Inilah beberapa hal yang perlu dicermati ketika membeli mainan:

1. Aman
Hal pertama yang benar-benar diperhatikan adalah keamanan. Belakangan ‎banyak berita yang mengabarkan bahwa beberapa mainan dinyatakan berbahaya karena memicu penyakit. Umumnya hal tersebut dikarenakan material yang kurang aman untuk anak balita yang sering menggigit atau menjilat benda.

"Pastikan mainan tidak berbahaya, bahannya bermutu dan bersertifikat Standar Nasional Indonesia atau SNI. Memang harga sebanding dengan kualitas," jelas dr. Markus.

2. Sesuaikan dengan Umur
Setelah mainan dipastikan aman, ‎lihat juga apakah alat tersebut cocok dengan usia anak Anda. Hindari memberikan mainan yang tidak sesuai usia anak. Misalnya membelikan anak bayi mainan rumit yang sebenarnya diperuntukkan untuk anak berusia lebih besar. Selain agar tidak celaka, mainan edukatif umumnya telah memiliki tujuannya sendiri mengenai aspek pertumbuhan mana yang akan dikembangkan yang disesuaikan dengan usia.

3. Pelajari Cara‎ Memainkan‎
Menurut dr. Markus banyak orangtua yang bingung tentang cara memainkan sebuah alat. Kemudian mereka asal memberikan mainan tersebut pada si anak dengan harapan dia bisa mengeksplornya sendiri. Hal ini tentu saja harus dihindari. Karena Andalah yang seharusnya memberi arahan bagaimana langkah permainan, agar anak tidak bingung dan salah pakai.

"‎Pertama orangtua harus ajarkan terlebih dahulu. Nanti ada saatnya anak mengeksplor sendiri," saran dokter spesialis anak yang kerap praktek di daerah Menteng tersebut.

4. Sempatkan Waktu untuk Menemani
‎Tak hanya sampai tahap memilih saja, orangtua juga harus ikut serta ketika si kecil memainkannya. Sempatkanlah waktu Anda untuk mengajari, menemani, dan memperhatikan cara dia memainkan alat. Karena dari sana, orangtua bisa tahu sejauh mana perkembangan motorik, kecerdasan, serta sikap sosial anak.

"Dari cara anak memegang mainan, kita bisa lihat genggaman kuat atau lemah. Atau bisa tidak dia memasukkan mainan. Kalau ditemani dia tidak mau berbagi peran, berarti dia kurang dari segi sosial,"‎ tutur dr. Markus.

5. Menarik dan Memliki Nilai Belajar
Sebaiknya-sebaiknya mainan adalah mainan yang bisa ‎menghibur dan mengedukasi. Anda bisa memilih mainan yang memang ditujukan untuk mengembangkan motorik atau kecerdasan yang banyak dijual di pasaran. Menurut dr. Markus, mainan khusus edukasi bisa berfungsi praktis karena dapat mengembangkan beberapa aspek tumbuh kembang hanya dengan memainkan satu alat.

(ami/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads