Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Putra Hugh Hefner Ingin Beli Lagi Playboy Rp 1,5 T, CEO Baru Sebut Kemurahan

Kiki Oktaviani - wolipop
Rabu, 30 Okt 2024 15:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

HOLMBY HILLS, CA - MAY 09:  Cooper Hefner (L) and Hugh Hefner attend Playboys 2013 Playmate Of The Year luncheon honoring Raquel Pomplun at The Playboy Mansion on May 9, 2013 in Holmby Hills, California.  (Photo by Christopher Polk/Getty Images for Playboy)
Cooper Hefner dan Hugh Hefner Foto: Christopher Polk/Getty Images for Playboy
Jakarta -

Cooper Hefner, putra bungsu Hugh Hefner, pendiri majalah Playboy mengumumkan rencananya untuk membeli kembali brand Playboy seharga US$ 100 juta atau setara Rp 1,5 triliun. Penawaran ini bukan hanya tentang mengembalikan merek Playboy ke dalam keluarga Hefner, tetapi juga upaya untuk menghidupkan kembali brand berlambang kepala kelinci itu yang sudah didirikan selama tujuh dekade itu.

Cooper, bersama kelompok investornya, telah mengajukan penawaran resmi untuk mengambil alih kepemilikan brand ini dari perusahaan induknya saat ini, PLBY Group.

"Playboy adalah perusahaan Amerika yang hebat dan merek Amerika yang luar biasa, terlepas dari hubungan pribadi saya dengan itu," ujar Cooper Hefner dalam wawancara dengan The Wall Street Journal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cooper mengungkapkan bahwa penawaran itu tidak semata-mata bersifat bisnis. Hefner ingin mempertahankan warisan yang telah dibangun ayahnya sejak 1953.

"Keputusan untuk mengakuisisi aset-aset Playboy berakar dari hubungan pribadi dan potensi unik untuk merevitalisasi sebuah brand yang dihormati di seluruh dunia," kata Cooper.

ADVERTISEMENT

Namun, perjalanan untuk membeli kembali Playboy tidaklah mulus. Perusahaan PLBY Group yang dinaungi oleh CEO bernama Ben Kohn menolak penawaran Cooper. Ben menyebut bahwa nilai tersebut terlalu murah untuk mengambil alih Playboy.

"Setelah peninjauan dan pertimbangan yang cermat terhadap proposal Cooper, Dewan kami menilai bahwa penawaran tersebut secara substansial meremehkan nilai aset Playboy dan tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham PLBY Group," ungkap Ben.

Meskipun tawaran awal ini ditolak, masih ada harapan akan tercapainya kesepakatan di masa depan. PLBY Group menyatakan bahwa dewan mereka tetap terbuka untuk mengevaluasi semua opsi dan peluang untuk masa depan Playboy. Hal ini memberikan sinyal bahwa mungkin saja negosiasi dapat berlangsung lebih lanjut.

Di masa jayanya, Playboy tidak hanya dikenal dengan konten fotografi eksklusif, tetapi juga artikel-artikel budaya pop. Tidak hanya majalah, Playboy juga berkembang sebagai merek fashion, kecantikan hingga gaming dan gaya hidup.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads