×
Ad

Polusi Udara Jakarta Memburuk, Waspada Ada Sunscreen SPF Palsu

Kiki Oktaviani - wolipop
Selasa, 15 Agu 2023 17:11 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sasha_Suzi
Jakarta -

Polusi udara Jakarta tak hanya berdampak buruk pada kesehatan, namun juga mempengaruhi kondisi kulit. Para ilmuwan mengungkap bahwa udara beracun mempengaruhi proses penuaan kulit.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2016 dengan data dari Jerman dan China mengungkap bahwa ada hubungannya peningkatan polusi udara dengan munculnya bintik-bintik coklat pada kulit. Selain itu, polusi juga bisa memicu kerusakan kolagen, barrier kulit yang terganggu dan penuaan dini.

Ozon, gas beracun terbentuk ketika sinar UV terpapar mono-nitrogen oksida (knalpot) diduga oleh beberapa orang sebagai salah satu penyebab utama kerusakan kulit akibat polusi. Seperti dikutip dari NY Times, Dr. Giuseppe Valacchi, profesor fisiologi di Departemen Ilmu Kehidupan dan Bioteknologi di Universitas Ferrara di Italia mengatakan bahwa seolah-olah ozon dirancang khusus untuk melukai kulit kita.


Pemakaian sunscreen bisa digunakan sebagai perawatan kulit untuk menangkal sifat merusak dari partikel udara beracun. Udara beracun mengandung partikel sangat kecil itu disebut PM2.5 yang dapat dengan mudah menembus jaringan sel. Jika diserap oleh paru-paru, mereka dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. mulai dari infeksi pernapasan hingga penyakit jantung dan kanker paru-paru, tetapi ternyata, mereka juga dapat merusak vitalitas kulit.

Partikel PM2.5 menyusup ke pori-pori dan menyebabkan partikel tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas memantul secara tidak menentu ke dinding sel. Proses ini mempercepat proses penuaan alami tubuh, yang menyebabkan timbulnya kerutan dan hiperpigmentasi dini, tetapi sunscreen dengan kandungan SPF dan antioksidan dapat membantu dengan melawan radikal bebas selain sinar UVA dan UVB.

Ilustrasi sunscreen Foto: dok. iStock

Tabir surya spektrum luas (SPF dan PA++) dan dengan kekuatan antioksidan adalah pilihan yang tepat bagi kulit Anda untuk melindunginya dari sinar matahari dan efek polutan.

Sayangnya, belakangan ada isu tentang sunscreen SPF palsu. Kreator konten di TikTok dengan akun cicikoko_review atau Ericiko menguji sunscreen lokal di laboratorium untuk mengetahui kadar SPF yang sebenarnya. Hasilnya. ada sejumlah sunscreen dengan SPF palsu atau tidak sesuai dengan keterangan di kemasannya yang menuliskan SPF 50.

Dari uji lab tersebut terlihat ada sunscreen lokal dengan klaim SPF 50 ternyata ada yang hasilnya hanya SPF 6, dan bahkan 2.

"Ada yang klaim 50 tapi hasilnya enam. Ini sebenarnya udah jauh banget ya dari klaim mereka yang 50. Namun ada yang lebih parah lagi, ini ada yang klaimnya 50 tapi hasilnya cuma dua," ucap koko di video TikToknya.

Agar terhindari dari sunscreen SPF palsu Dr. Sonia Batra MD menyarankan untuk menggunakan intuisi dalam memilih sunscreen. Karena bisa saja sebuah merek yang sudah ternama bisa memalsukan level SPF pada sunscreen.

"Perhatikan harga, pengemasan dan kualitas produk. Jika harganya terlalu murah, jika kemasannya berubah warna atau kode batangnya hilang, atau jika konsistensi atau tekstur produk tampak berbeda dari aslinya, kemungkinan besar produk itu palsu," ungkap Dr. Sonia, seperti dikutip dari Eminence Organics.



Simak Video "Video: Cara Pilih Sunscreen dan Waktu yang Tepat untuk Reapply"

(kik/kik)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork