Antimainstream, 'Wanita' Jepang Ini Pamer Bulu Ketiak Saat Jadi Bintang Iklan

Bulu ketiak yang kerap dianggap mengganggu dan dicukur oleh para wanita kini malah terpampang nyata dalam sebuah iklan berukuran raksasa yang terpampang di jalanan Shibuya, Jepang. Seperti apa?

Inilah iklan yang menampilkan seorang wanita Jepang berpose memamerkan bulu ketiaknya yang belum dicukur. Model Jepang dengan rambut berwarna oranye itu berpose dengan mengangkat kedua tangannya ke atas sehingga area ketiaknya terpampang nyata.

Menariknya model Jepang yang tampak seperti wanita sungguhan ini sebenarnya hanya sosok virtual. Nama model virtual Jepang itu adalah Meme. Dia pun eksis di Instagram dengan nama akun @Meme.Konichiwa.

Meme menjadi model yang berpose memamerkan ketiak bukan tanpa alasan. Dia merupakan model virtual untuk iklan Kai Group, perusahaan yang berdiri sejak 1908. Kai Group merupakan perusahaan yang spesialisasinya memproduksi peralatan tajam seperti pisau dan silet.

Model Jepang pamer bulu ketiak Foto: Dok. Instagram Meme.Konichiwa

Wanita Jepang virtual itu bergaya dengan memperlihatkan bulu ketiak untuk menarik perhatian mengenai topik yang diangkat oleh Kai Group. Perusahaan tersebut ingin menantang pemikiran masyarakat Jepang yang selama ini beranggapan bulu ketiak atau bulu tubuh lainnya adalah sesuatu yang tidak berguna.

"Kamu yang memutuskan, apakah itu berguna atau tidak," demikian yang tertulis di poster raksasa yang eksis di jalanan Shibuya itu.

Kai Group juga mengkampanyekan gerakan kemerdekaan bulu atau rambut tubuh. Menurut mereka apapun pilihannya apakah mempertahankan bulu ketiak atau mencukurnya, seseorang seharusnya memiliki kemerdekaan untuk memilih keputusan itu tanpa memikirkan anggapan masyarakat.

Iklan mengenai bulu ketika ini dirilis perusahaan Jepang tersebut setelah sebelumnya mereka membuat survei di mana hasilnya 75% responden khawatir dengan bulu atau rambut tubuh mereka. Namun orang-orang ini khususnya para wanita Jepang takut untuk membicarakan kekhawatirannya itu. Dan 90% responden mengaku ingin mendapatkan kebebasan dalam memilih apakah harus mencukur bulu tubuh atau tidak.