Inspiratif, Hairstylist Selebriti Ini Rutin Potong Rambut Tunawisma Secara Gratis
Daniel Ngantung - wolipop
Kamis, 30 Jun 2016 06:53 WIB
Jakarta
-
Ada banyak alasan bagi Mark Bustos untuk menikmati hari Minggunya dengan beristirahat atau berleha-leha. Reputasinya sebagai seorang hairstylist selebriti dunia membuat hari-hari Mark penuh dengan jadwal kunjungan untuk memotong rambut kliennya. Belum lagi kesibukan di salon miliknya yang berada di kawasan elite Chelsea di New York City, AS.
Tapi alih-alih beristirahat, ia justru menelusuri jalan-jalan di New York City untuk menjajakan jasanya ke para tunawisma. Biasanya, klien harus merogoh kocek hingga US$ 150 atau sekitar Rp 2 jutaan untuk sekali potong. Tapi khusus untuk para tunawisma, pria keturunan Filipina itu tidak membebankan biaya sepeser pun alias gratis.
Begitulah cara Mark memanfaatkan keahliannya untuk beramal. "Memotong rambut dapat mengubah kehidupan seseorang. Tuhan memberikan dua tangan, yang satu untuk memberi, satu lagi untuk menerima," ujar Mark dalam sebuah wawancara di Today Show.
Richie Roberts adalah salah seorang tunawisma yang beruntung mendapatkan potong rambut gratis dari Mark. Pria 53 tahun tersebut adalah mantan pekerja medis yang saat ini menetap di sebuah penampungan.
"Oooh boy, aku merasa lebih baik dan belum pernah melihat diriku seperti ini!" seru Richie setelah Mark merapikan rambut dan jenggotnya.
Rasa sukacita juga menyelimuti perasaan Neil Thomas. Neil hendak bersiap melakukan perjalanan darat selama 10 jam dengan bus untuk kembali ke kampung halamannya di Toronto, Kanada, saat Mark menghampirinya.
Dua tahun lalu, ia datang ke New York City untuk mengadu nasib. Namun hasilnya nihil sehingga memaksanya hidup di jalanan New York. Ternyata, ia belum pernah memotong rambutnya lagi sejak pindah ke kota berjulukan Big Apple tersebut. "Potongan rambut tentunya memberi perubahan pada dunia ini," kata Neil.
Misi mulia Mark bermula ketika ia kembali ke kampung halamannya pada 2013 silam. Di situ, pria bertato ini menyewa satu bangku di sebuah barbershop tempat ayahnya dulu bekerja sebagai pemangkas rambut. Bangku itu lalu ia manfaatkan untuk memotong rambut anak-anak setempat selama seharian penuh secara gratis.
Saat kembali ke New York City, hairstylist langganan Marc Jacobs dan Norah Jones ini pun terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Lantas, ia langsung pergi ke setiap sudut jalan kotanya untuk mencari para tunawisma yang membutuhkan jasa pangkas rambut. Dalam sehari, ia bisa memangkas rambut 10 tunawisma.
"Mau itu di jalan atau salon, saya rasa kita sama-sama tahu bagaimana leganya perasaan setelah melihat rambut kita baru," kata Mark.
Biasanya, Mark beraksi di bangku taman. Jika tidak ada bangku, ia menggunakan krat susu atau membalikkan keranjang belanjaan sebagai dudukan 'kliennya'. Ia memilih tempat-tempat terbuka agar banyak orang yang melihat dan terinspirasi untuk berbuat baik kepada sesama.
Selain rasa sukacita dan kepuasaan tersendiri, aksi Mark rupanya juga memberi harapan bagi para tunawisma untuk melanjutkan hidup dan terus mengejar impiannya.
Ia teringat reaksi seorang tunawisa yang sempat putus asa karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. "Punya informasi lowongan kerja? Aku siap untuk mencari pekerjaan," ujar Mark menirukan perkataan pria tersebut.
Aksi mulia Mark tersebut tidak sebatas di New York City saja. Ia juga sempat melakukannya di China, Costa Rica dan Jamaika.
"Tidak peduli Anda berada di mana, semua orang pasti dapat mengapresiasi potongan rambut dan mereka punya cerita tersendiri. Semuanya berasal dari fakta bahwa kita semua adalah manusia," ungkap Mark. (dtg/eny)
Tapi alih-alih beristirahat, ia justru menelusuri jalan-jalan di New York City untuk menjajakan jasanya ke para tunawisma. Biasanya, klien harus merogoh kocek hingga US$ 150 atau sekitar Rp 2 jutaan untuk sekali potong. Tapi khusus untuk para tunawisma, pria keturunan Filipina itu tidak membebankan biaya sepeser pun alias gratis.
Begitulah cara Mark memanfaatkan keahliannya untuk beramal. "Memotong rambut dapat mengubah kehidupan seseorang. Tuhan memberikan dua tangan, yang satu untuk memberi, satu lagi untuk menerima," ujar Mark dalam sebuah wawancara di Today Show.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Richie Roberts adalah salah seorang tunawisma yang beruntung mendapatkan potong rambut gratis dari Mark. Pria 53 tahun tersebut adalah mantan pekerja medis yang saat ini menetap di sebuah penampungan.
"Oooh boy, aku merasa lebih baik dan belum pernah melihat diriku seperti ini!" seru Richie setelah Mark merapikan rambut dan jenggotnya.
Rasa sukacita juga menyelimuti perasaan Neil Thomas. Neil hendak bersiap melakukan perjalanan darat selama 10 jam dengan bus untuk kembali ke kampung halamannya di Toronto, Kanada, saat Mark menghampirinya.
Dua tahun lalu, ia datang ke New York City untuk mengadu nasib. Namun hasilnya nihil sehingga memaksanya hidup di jalanan New York. Ternyata, ia belum pernah memotong rambutnya lagi sejak pindah ke kota berjulukan Big Apple tersebut. "Potongan rambut tentunya memberi perubahan pada dunia ini," kata Neil.
![]() |
Misi mulia Mark bermula ketika ia kembali ke kampung halamannya pada 2013 silam. Di situ, pria bertato ini menyewa satu bangku di sebuah barbershop tempat ayahnya dulu bekerja sebagai pemangkas rambut. Bangku itu lalu ia manfaatkan untuk memotong rambut anak-anak setempat selama seharian penuh secara gratis.
Saat kembali ke New York City, hairstylist langganan Marc Jacobs dan Norah Jones ini pun terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Lantas, ia langsung pergi ke setiap sudut jalan kotanya untuk mencari para tunawisma yang membutuhkan jasa pangkas rambut. Dalam sehari, ia bisa memangkas rambut 10 tunawisma.
"Mau itu di jalan atau salon, saya rasa kita sama-sama tahu bagaimana leganya perasaan setelah melihat rambut kita baru," kata Mark.
Biasanya, Mark beraksi di bangku taman. Jika tidak ada bangku, ia menggunakan krat susu atau membalikkan keranjang belanjaan sebagai dudukan 'kliennya'. Ia memilih tempat-tempat terbuka agar banyak orang yang melihat dan terinspirasi untuk berbuat baik kepada sesama.
Selain rasa sukacita dan kepuasaan tersendiri, aksi Mark rupanya juga memberi harapan bagi para tunawisma untuk melanjutkan hidup dan terus mengejar impiannya.
Ia teringat reaksi seorang tunawisa yang sempat putus asa karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. "Punya informasi lowongan kerja? Aku siap untuk mencari pekerjaan," ujar Mark menirukan perkataan pria tersebut.
Aksi mulia Mark tersebut tidak sebatas di New York City saja. Ia juga sempat melakukannya di China, Costa Rica dan Jamaika.
"Tidak peduli Anda berada di mana, semua orang pasti dapat mengapresiasi potongan rambut dan mereka punya cerita tersendiri. Semuanya berasal dari fakta bahwa kita semua adalah manusia," ungkap Mark. (dtg/eny)
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Home & Living
SANKEN HWN-K13: Dispenser Portable Ringan, Higienis & Hemat Listrik!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Rambut Halus vs Rambut Tipis: Ini Bedanya dan Cara Mengatasinya!
Penyanyi Chappell Roan Tampil Unik dengan Bulu Mata Tinsel Silver di Iklan MAC
Bikin Takjub! Detail Makeup Flawless Amanda Zahra Saat Akad Nikah
Impian Mirip Kylie Jenner Berujung Koma, Kisah Pilu Wanita yang Oplasnya Gagal
8 Merek Skincare Lokal Terdaftar BPOM dan Halal MUI
Most Popular
1
10 Potret Pasangan Drakor Saeguk dengan Visual Terbaik Sepanjang Masa
2
Politikus Jadi Kontroversi Pakai Burqa Saat Sampaikan Usulan Larangan Niqab
3
Putri Sofia dari Swedia Terseret Skandal Seks Epstein, Tak Ikut Acara Kerajaan
4
Kematian Tragis Ratu Kecantikan yang Dimutilasi, Kini Suami Didakwa Pembunuhan
5
Bukan karena Pewarnaan, 80% Rambut Wanita Indonesia Rusak karena Ini
MOST COMMENTED













































