Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Profesi Perias Jenazah

Tantangan Profesi Perias Jenazah: Merias Wajah yang Sudah Tidak Utuh

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 28 Agu 2015 14:48 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

dok. Thinkstock
Jakarta - Ada banyak jenis profesi yang jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah perias jenazah. Pekerjaan ini terhitung masih sedikit peminatnya lantaran dianggap tidak bergengsi dan 'menakutkan'. Disamping itu, mereka juga harus berhadapan dengan kendala dan tantangan tersendiri dalam mendandani kliennya yang sudah berbaring di dalam peti mati.

Dituturkan oleh Yahya, seorang perias jenazah yang bekerja di rumah duka Heaven, Pluit, Jakarta Utara, salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah merias jenazah yang meninggal karena kecelakaan. "Banyak luka-luka yang terbuka, apalagi wajahnya dipenuhi jahitan. Hidung masih keluar darah dan mata masih terbuka, itu lebih susah meriasnya," ungkap Yahya saat dihubungi Wolipop, Rabu, (26/8/2015).

Jika kondisi jenazah dalam keadaan seperti itu, para keluarga yang ditinggalkan biasanya menginginkan sang jenazah dirias dengan wajah yang sama seperti wajah aslinya sebelum meninggal. Para keluarga biasanya akan memberikan foto mendingan semasa hidupnya agar perias memiliki gambaran seperti apa ia akan merias wajah sang jenazah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan terbesar lainnya yang seringkali dihadapi pria 27 tahun ini adalah merias jenazah dalam kondisi wajah hancur. Cara menyiasatinya Yahya akan memberikan bedak yang lebih tebal agar tekstur wajah yang tidak merata itu terlihat sama seperti bagian wajah lainnya yang tidak hancur.

Selain itu, Yahya juga harus berhadapan dengan jenazah dengan kondisi muka yang tidak utuh atau hilang sebagian. Untuk kasus seperti ini, diperlukan kesabaran dan ketelitian yang ekstra dalam mengerjakannya.

Pria yang sudah lima tahun berprofesi sebagai perias jenazah ini menceritakan, salah satu jenazah yang ditanganinya pipinya sudah hilang sebagian karena sakit yang diderita. "Kalau mendandani jenazah dengan kondisi itu pengerjaannya lebih lama, karena harus pakai foundation berlapis-lapis yang banyak, terus dikeringkan pakai hair dryer. Diulangi lagi sampai sama dengan sisi sebelahnya," terangnya.

Proses merias tersebut tentunya memakan waktu lebih lama. Jika ia biasa merias jenazah hanya dalam waktu satu jam, untuk kondisi seperti ini bisa menghabiskan waktu dua hingga tiga jam.

Tak hanya berasal dari jenazah yang dirias, tantangan lainnya justru berasal dari para keluarga yang ditinggalkan. Seperti yang diceritakan oleh Ver yang juga perias jenazah, terkadang banyak keluarga yang sedikit menganggu proses merias jenazah.

"Dari keluarganya, ada yang banyak omong ya. Dia maunya jenazah itu dirias persis seperti masih hidup, padahal kan kalau sudah diawetkan pakai formalin, efeknya ke wajah jadi berbeda. Nah itu yang keluarga kurang mengerti," papar wanita yang sudah 30 tahun menjadi perias jenazah itu saat dihubungi Wolipop, Kamis, (27/8/2015).

(itn/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads