Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Mengenal Fenomena 'Mankeeping', Bikin Wanita Malas Berkencan

Kiki Oktaviani - wolipop
Senin, 23 Jun 2025 21:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

A couple sits on a couch  looking upset. One partner covers their face with their hands, while the other looks away, displaying clear signs of tension and disagreement
Foto: Getty Images/charnsitr
Jakarta -

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak wanita melaporkan kelelahan emosional akibat hubungan romantis yang tidak seimbang. Ada istilah baru yang dikenal sebagai mankeeping atau kondisi di mana wanita merasa berperan sebagai 'psikolog' pasangannya.

Fenomena mankeeping bisa diartikan lebih dalam sebagai beban emosional yang ditanggung wanita ketika mereka secara tidak proporsional harus mengelola kondisi mental, sosial, bahkan emosional pasangan prianya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti dari Stanford University, Dr. Angelica Puzio Ferrara, memperkenalkan istilah ini dalam sebuah presentasi di Clayman Institute for Gender Research. Ia mendeskripsikan mankeeping sebagai bentuk kerja emosional yang tak terlihat, namun menguras tenaga, di mana perempuan bertindak sebagai "terapis tidak resmi" bagi pasangan mereka.

"Sekitar satu dari lima pria di Amerika Serikat mengaku tidak memiliki teman dekat. Jika dibandingkan dengan jaringan sosial perempuan, jaringan sosial pria di AS dan Inggris cenderung lebih dangkal, lebih jarang diisi dengan keterbukaan emosional, dan lebih sedikit digunakan untuk mencari dukungan," ungkap Ferarra.

ADVERTISEMENT

Mankeeping mencakup berbagai aktivitas yang sering kali dianggap sebagai bagian "alami" dari peran wanita, seperti memahami suasana hati pasangan, menjadi tempat curhat utama, merencanakan aktivitas sosial, hingga mendamaikan konflik internal dalam kelompok pertemanan pasangannya. Namun pada kenyataannya, hal-hal tersebut adalah bentuk kerja emosional yang memerlukan energi mental dan dapat berdampak negatif pada kesehatan psikologis wanita.

"Ini adalah jenis pekerjaan yang dilakukan perempuan untuk menutupi kekurangan dalam jaringan sosial pria dan untuk mengurangi dampak isolasi tersebut terhadap keluarga serta hubungan itu sendiri," jelas Ferrara.

Ferrara menyatakan bahwa kerja emosional ini pada akhirnya memperbesar ketimpangan gender dalam hubungan, di mana wanita berperan ganda sebagai pasangan sekaligus sistem pendukung emosional. Hal ini menjadi salah satu penyebab wanita malas untuk berkencan. Menurut penelitan dari Pew Research, hanya 38% wanita single yang aktif mencari pacar.

Untuk mengurangi beban ini, para peneliti menyarankan agar pria mulai membangun relasi emosional yang lebih sehat dengan teman-teman sesama jenis. Salah satu tren positif yang mulai terlihat terutama di kalangan Gen Z adalah peningkatan intensitas komunikasi emosional antar pria bahkan sekadar menelepon teman hanya untuk mengucapkan selamat malam.

Sebuah video viral di TikTok menunjukkan seorang pria yang menelepon temannya menjelang tidur, hanya untuk menyampaikan bahwa ia memikirkan dan menyayangi temannya. Respons tulus dari rekannya menunjukkan betapa komunikasi emosional yang sederhana dapat berdampak besar.

"Inilah cara mengatasi krisis kesepian pria dengan menjadi teman yang benar-benar hadir satu sama lain," komentar netizen.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads