Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Studi: Istirahat 5 Detik Saat Bertengkar dengan Pasangan Bisa Redakan Emosi

Kiki Oktaviani - wolipop
Sabtu, 31 Mei 2025 16:04 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi pasangan muslim bertengkar
Ilustrasi Foto: Getty Images/ProfessionalStudioImages
Jakarta -

Hanya lima detik, namun berpengaruh besar pada kesehatan hubungan cinta. Dalam studi terbaru terungkap bahwa berhenti sejenak selama lima detik saat sedang bertengkar dengan pasangan bisa membantu meredakan ketegangan.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of St. Andrews di Skotlandia dengan melibatkan 81 pasangan. Hasilnya dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin melihat apakah kami bisa mengurangi emosi negatif, dan mengurangi perilaku agresif, hanya dengan memaksa orang untuk mengambil jeda singkat," kata Annah McCurry, mahasiswa doktoral di fakultas psikologi dan ilmu saraf universitas tersebut, yang memimpin studi ini.

McCurry dan timnya mengaku sangat terkejut dengan hasilnya. Mereka menemukan bahwa jeda selama lima, 10, dan 15 detik memiliki efek yang sama dalam menurunkan emosi negatif dan perilaku agresif antar pasangan.

ADVERTISEMENT

"Kami pikir lima detik itu terlalu singkat. Ternyata tidak. Lima, 10, dan 15 detik memberikan efek yang mirip," kata McCurry kepada CNN.

Penelitian ini dilakukan melalui permainan kompetitif yang dirancang untuk menimbulkan konflik dan rasa kesal, di mana pasangan dapat mengirimkan suara bising yang tidak menyenangkan kepada pasangannya dengan volume yang mereka pilih.

Dalam eksperimen ini, peserta yang menerima suara bising dipaksa menunggu selama lima, 10, atau 15 detik sebelum memutuskan tingkat kebisingan yang akan mereka balas. Selama itu, kamera 360 derajat merekam ekspresi wajah dan emosi mereka.

Gerakan otot wajah dianalisis menggunakan teknologi machine learning untuk mengidentifikasi emosi dari ekspresi tersebut. Meskipun pasangan cenderung meniru tingkat agresi satu sama lain, jeda singkat, baik yang dipaksakan maupun sukarela, ternyata dapat menurunkan intensitas emosi negatif dan mencegah konflik memuncak.

Namun, McCurry menekankan bahwa temuan ini hanya berlaku untuk konflik ringan sehari-hari, bukan untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga.

"Untuk pasangan yang menghadapi konflik sehari-hari seperti urusan anak atau pekerjaan rumah, ini menunjukkan bahwa mengambil jeda lima detik bisa membantu," ujar McCurry.

Para pakar psikologi lainnya juga mendukung hasil studi ini. Mereka setuju bahwa praktik ini telah lama dianjurkan.

"Saat emosi memuncak, jeda sejenak memungkinkan orang bertindak dengan lebih terkendali," kata Mariko Visserman, asisten profesor psikologi di University of Sussex.

"Langkah ini bisa membantu kita melihat gambaran besar dan mengingat kembali bahwa kita mencintai pasangan kita (dan tidak benar-benar membencinya)," tambahnya.

Janet Reibstein, psikolog klinis mengatakan bahwa strategi lima detik ini sangat berguna untuk membantu pasangan lebih peka terhadap satu sama lain.

"Pasangan sangat reaktif karena hubungan mereka begitu bermakna. Ada banyak cara di mana kalian bisa saling menstimulasi, karena kalian sangat peka terhadap reaksi satu sama lain dan mengharapkan reaksi tersebut sesuai harapan dan berpihak pada kalian," ungkap Reibstein.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads