Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Penelitian: Putus Cinta Lebih Sulit bagi Pria Dibanding Wanita

Kiki Oktaviani - wolipop
Kamis, 06 Feb 2025 08:33 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Teenage boy feeling sad or depressed
Ilustrasi Foto: Thinkstock
Jakarta -

Putus cinta seperti luka tapi tidak berdarah. Frasa seperti itu kerap diungkapkan para wanita yang patah hati seolah-olah dunia mereka hanya ada di hubungan. Namun, menurut studi, putus cinta ternyata lebih sulit dilalui bagi pria dibanding wanita.

Sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Behavioural and Brain Sciences menemukan bahwa pria lebih peduli untuk menjalin suatu hubungan dibandingkan wanita.

Penelitian yang dilakukan oleh Humboldt University of Berlin membantah anggapan bahwa wanita lebih membutuhkan pasangan dibandingkan pria. Sebaliknya, studi ini menunjukkan bahwa pria lebih mungkin mengalami kesepian setelah putus cinta dan lebih sulit melihat sisi positif dari situasi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim peneliti menganalisis lebih dari 50 studi ilmiah yang membahas perbedaan gender dalam hubungan heteroseksual. Hasilnya menunjukkan bahwa pria lebih sering mencari pasangan dan lebih berorientasi pada hubungan yang serius. Salah satu alasan utama adalah karena pria memiliki lebih banyak keuntungan dari hubungan tersebut.

"Kita tahu dari banyak studi bahwa wanita umumnya mendapatkan lebih banyak dukungan emosional dari lingkungan sosial mereka dibandingkan pria. Oleh karena itu, pria heteroseksual lebih bergantung pada pasangan mereka untuk memenuhi kebutuhan emosional dibandingkan wanita heteroseksual," ujar Iris Wahring, penulis utama studi ini.

ADVERTISEMENT

"Singkatnya, hubungan yang stabil secara psikologis lebih penting bagi pria daripada wanita," tambah sang penulis.

Sejumlah penelitian sebelumnya juga mengungkap bahwa berada dalam suatu hubungan dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik pria. Misalnya, pria yang sudah menikah cenderung menua lebih lambat dibandingkan pria lajang.

Menurut Pew Research Center, wanita lebih cenderung mencari dukungan emosional dari ibu mereka, anggota keluarga lain yang bukan orang tua atau pasangan, atau profesional kesehatan mental dibandingkan pria.

Para peneliti dari Humboldt University berpendapat bahwa perbedaan ini disebabkan oleh norma gender yang telah mengakar dalam budaya kita.

"Norma sosial sangat memengaruhi kecenderungan wanita untuk berbagi emosi dan saling mendukung lebih sering dibandingkan pria," kata Paul van Lange, salah satu penulis studi tersebut.

"Bahkan sejak kecil, anak-anak telah mengalami norma ini, di mana lebih umum dan dapat diterima bagi anak perempuan untuk berbagi emosi dan kerentanan dibandingkan anak laki-laki," tambahnya.

Penemuan ini menambah bukti bahwa pria lebih bergantung pada hubungan romantis dibandingkan wanita. Sebuah studi yang diterbitkan di Social Psychological and Personality Science menemukan bahwa wanita lebih menikmati hidup sendiri dibandingkan pria. Mereka cenderung lebih jarang menginginkan pasangan, lebih puas secara seksual, dan lebih bahagia secara keseluruhan.

Namun, ada kabar baik bagi pria, tren orang hidup sendiri mulai menurun. Data dari Pew Research Center menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa yang tidak memiliki pasangan-baik yang belum menikah, tidak tinggal bersama pasangan, maupun tidak dalam hubungan romantis yang berkomitmen-turun untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun.

Persentase orang dewasa yang menikah juga naik dari 50% menjadi 51% antara tahun 2019 hingga 2023, sementara jumlah pria yang hidup bersama pasangannya meningkat dari 6% menjadi 7%.Dengan kata lain, semakin banyak pria yang memilih untuk menjalin hubungan serius dan membangun kedekatan emosional.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads