Ini Alasan Banyak Gen Z Rekam Diri Sendiri Menangis Lalu Di-posting di Socmed
Media sosial telah menjadi wadah utama bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri, termasuk dalam momen-momen paling rentan mereka. Salah satu fenomena yang kini disoroti adalah tren merekam diri sendiri saat menangis dan membagikannya secara publik, seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh Selena Gomez.
Sang penyanyi dan aktris belum lama ini mengunggah video dirinya berlinang air mata sambil berbicara tentang warisan Meksiko yang mengalir dalam darahnya, terkait isu deportasi setelah kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Selena membagikan video tersebut lewat Instagram Story kepada lebih dari 400 juta pengikutnya.
Namun, unggahan itu menuai pro dan kontra hingga Selena terpaksa menghapusnya. Ada yang mengapresiasi keberaniannya menampilkan emosi secara terbuka, sementara yang lain menganggap menangis di ranah publik sebagai tindakan berlebihan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan selebriti, tapi juga influencer dengan ratusan ribu hingga jutaan followers. Lalu timbul pertanyaan, mengapa generasi muda, terutama Gen Z, merekam video diri mereka sedang menangis dan mengunggahnya di media sosial?
Suka tidak suka, tren ini merupakan bagian dari perubahan budaya yang lebih besar terkait cara generasi muda memandang emosi dan kesehatan mental. Menurut Stephanie Feldman, seorang terapis trauma dan kecemasan dari Kanada, Gen Z tumbuh dalam lingkungan yang lebih terbuka terhadap pembahasan kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya.
"Gen Z dan Milenial tumbuh di dunia digital di mana ekspresi diri - baik itu kegembiraan, kemarahan, atau kesedihan - sering kali dibagikan secara online, dan membicarakan tantangan kesehatan mental secara online tidak lagi mendapat stigma seperti dulu," ujar Stephanie, seperti dikutip dari Huffington Post.
Oleh karenanya, mereka lebih terbiasa berbicara tentang emosi dan melihat media sosial sebagai platform yang sah untuk berbagi pengalaman pribadi, termasuk kesedihan. Selain itu, banyak dari mereka mengalami pandemi dan dampaknya terhadap kesehatan mental, yang semakin mengaburkan batas antara hubungan online dan offline.
Bagi Gen Z, teman-teman online bisa sama validnya dengan teman-teman di dunia nyata, sehingga berbagi kesedihan secara digital terasa lebih natural.
Selena Gomez menangis di media sosial. Foto: Instagram |
Dampak dari Mengumbar Kesedihan di Media Sosial
"Menangis itu sehat, tetapi membagikan momen tersebut ke media sosial bisa memiliki konsekuensi yang tidak terduga," kata Rana Bull, seorang konselor yang banyak bekerja dengan Gen Z.
Dia menambahkan, mengunggah diri sendiri menangis memiliki dua sisi mata uang. Jika mendapat respons negatif, hal itu bisa memperburuk kondisi emosional seseorang.
Sebaliknya, ketika mendapat respons positif, ada risiko seseorang menjadi terlalu bergantung pada validasi eksternal, alih-alih benar-benar menyembuhkan luka emosionalnya.
Rana juga menekankan pentingnya memahami motivasi di balik tindakan ini. Jika seseorang merasa menangis di depan kamera adalah satu-satunya cara untuk menunjukkan rasa sakitnya, itu bisa menjadi tanda adanya masalah emosional yang lebih dalam dan perlu ditangani secara lebih personal.
Berkaca dari kasus Selena Gomez, perlu dilihat sudut pandang dari kedua belah pihak, yakni yang yang membagikan emosi secara publik dan mereka yang menyimaknya.
Sebelum memberikan penilaian atau komentar negatif, Rana menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri: 'Mengapa saya merasa tidak nyaman melihat orang lain menunjukkan emosinya? Apa yang membuat saya ingin menghakimi?'
"Salah satu aspek indah dan kreatif dari media sosial adalah keterbukaannya-tidak ada aturan tegas mengenai apa yang 'benar' atau 'salah' untuk diunggah," katanya.
Pada akhirnya, batas antara ekspresi diri yang sehat dan pencarian atensi bisa sangat tipis. Namun, di tengah norma sosial yang terus berkembang, yang bisa kita lakukan adalah memberikan ruang bagi orang lain untuk mengekspresikan diri, sembari tetap mengedepankan empati dan batasan yang sehat dalam dunia digital.
(hst/hst)
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Negara Ini Dikenal Punya Wanita Tercantik Tapi Kekurangan Pria untuk Dinikahi
Ramalan Zodiak Cinta 6 Desember: Cinta Gemini Goyah, Leo Jangan Terprovokasi
Ramalan Zodiak 6 Desember: Leo Jangan Mudah Percaya, Virgo Hargai Pasangan
Ramalan Zodiak 6 Desember: Aries Atur Pengeluaran, Taurus Jangan Boros
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya
Potret Pasangan Ikonik Shah Rukh Khan & Kajol Resmikan Patung DLJJ di London
Heboh Rumor Pacaran Jungkook BTS dan Winter aespa, Ini Kata Agensinya
Penampilan Terbaru Dilraba Dilmurat Jadi Sorotan, Picu Rumor 'Kloning'
Potret Kimberly Ryder Perdana Tampil Bak Artis Dracin, Anggun Pakai Hanfu












































