Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Breadcrumbing, Istilah Baru Dalam Percintaan, Hati-hati Jadi Remahan Roti

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Jumat, 12 Jan 2024 17:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi Pasangan
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Muncul istilah baru di dunia percintaan yang patut diwaspadai para jomblo atau mereka yang sedang mencari hubungan asmara jangka panjang. Istilah 'breadcrumbing' kini populer di media sosial yang maknanya mengacu pada manipulasi hati.

'Breadcrumbing', atau secara harfiah mengandung arti 'menebar remahan roti', merupakan istilah untuk menggambarkan seseorang yang memberikan harapan dalam suatu hubungan tapi sebenarnya tidak serius. Orang tersebut hanya memberikan secuil atau 'remah-remah' harapan dan informasi tentang dirinya, tapi tidak pernah benar-benar ingin mewujudkan komitmen untuk bersama.

Istilah ini terinspirasi dari kisah Hansel dan Gretel yang remah rotinya seharusnya membawa mereka pulang, namun tidak dibawa kemana-mana. Mereka pun masuk dalam perangkap penyihir jahat yang ingin memangsanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Breadcrumbing adalah taktik manipulasi yang hanya menguntungkan satu pihak - pelakunya menikmati perhatian romantis yang mereka terima dari seseorang tanpa harus benar-benar berinvestasi dalam hubungan dengan cara apa pun, seperti yang dilakukan pasangan yang berkomitmen," jelas Dr Cortney Warren, seperti dikutip dari LAD Bible.

Masalah utamanya, upaya manipulasi ini tidak selalu terlihat jelas. Sebab pelaku mempunyai berbagai trik yang membuat 'korban' merasa kalau dia benar-benar tertarik.

ADVERTISEMENT

Perilaku ini pun tak mudah diidentifikasi, karena orang yang melakukannya memberikan kesan bahwa mereka tertarik dan bahwa kamu memiliki pemikiran yang sama. Padahal kenyataannya sangat berbeda.

"Mereka mengirimkan pesan teks sedikit-sedikit atau mungkin mengajak bertemu beberapa kali. Jadi mereka menunjukkan ketertarikan, tapi ketika kamu mencoba menghubungi mereka atau membuat rencana, mereka benar-benar tidak berkomitmen," lanjutnya.

Masalahnya tak sampai di situ. Breadcrumbing bisa berdampak buruk terhadap mental pihak yang ditinggalkan atau menaruh harapan.

"Breadcrumbing dapat menciptakan kebingungan dan kesusahan yang luar biasa terhadap targetnya," ata psikolog klinis Dr Monica Vermani.

Dia menambahkan, "Seiring waktu, target dimanipulasi secara emosional, ditipu, dan tidak dihargai. Mereka merasa cemas, sedih, bingung, kesepian, tidak mampu, ditinggalkan, malu... putus asa dan penuh harapan, marah dan merasa tidak layak untuk dicintai atau diperhatikan."

Sebagai akibatnya, Dr Monica mengungkapkan para korban ini bisa jadi akhirnya percaya bahwa mereka hanya pantas mendapatkan sedikit perhatian. Mereka pun merasa tidak pernah menemukan apa yang sebenarnya dimiliki dalam suatu hubungan.

Agar tidak jadi korban 'breadcrumbing', penting bagi wanita untuk langsung menanyakan arah hubungan di awal. Jangan ragu menanyakan apa yang dia inginkan dari kamu. Lakukan apa yang memang diinginkan, jangan bergantung pada orang lain.

Kamu sebaiknya juga tidak mengabaikan intuisi atau 'kata hati'. Intuisi akan menjadi media untuk mengetahui bahwa si dia baik atau tidak. Selain itu, pertimbangkan nasihat teman dan keluarga karena mereka menyarankan berdasarkan penglihatan sehingga sarannya perlu dipikirkan kembali.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads