Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Pria Korban Kekerasan Wanita

2 dari 5 Korban KDRT di Inggris adalah Pria

Hestianingsih - wolipop
Senin, 05 Okt 2015 12:08 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak hanya bisa terjadi pada wanita, tapi juga pria. Meskipun korban-korban KDRT yang lebih banyak diekspos adalah wanita, ternyata tak sedikit kaum pria yang juga menjadi sasaran kekerasan.

Dalam laman yang dilansir situs The Guardian, sekitar dua dari lima korban KDRT adalah pria. Namun seringkali laporan tindak kekerasan pria yang dilakukan oleh istri atau kekasihnya diabaikan polisi. Setidaknya itu yang dilaporkan komunitas pembela hak asasi pria, Parity.

Organisasi dan badan amal yang berbasis di Inggris itu menemukan bahwa jumlah kasus KDRT, dimana pria yang diserang oleh istri atau kekasihnya jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan selama ini. Data dari buletin Home Office dan British Crime Survey menunjukkan, sedikitnya 40 persen pria jadi korban KDRT dalam periode 2004-2005 dan 2008-2009.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2006-2007, jumlah korban KDRT pria cukup tinggi hingga 43,2 persen. Lalu pada 2007-2008 meningkat jadi 45,5 persen. Di periode 2008-2009 menurun di angka 37,7 persen.

Baca Juga: 50 Inspirasi Batik Modern

"Lebih dari satu dari empat wanita (28 persen) dan sekitar satu dari enam pria (16 persen) mengalami KDRT sejak usia 16 tahun. Artinya ada sekitar 4,5 juta korban KDRT wanita dan 2,6 juta nya pria," demikian tertulis dalam buletin Home Office, pada periode 2008-2009.

Para aktivis dalam kampanye yang dilakukan Parity menyebut bahwa pria seringkali dianggap sebagai 'korban kelas dua' dalam kasus KDRT. Banyak pula anggota kepolisian maupun dewan yang tidak menganggap serius kasus ini.

"Korban KDRT pria seringkali tidak terlihat oleh badan hukum, misalnya polisi. Mereka jarang berpihak pada pria," ujar John Mays, perwakilan dari Parity.

Media pun demikian, eksposur pemberitaan terhadap korban KDRT pria tidak segembar-gembor seperti hal nya yang terjadi pada wanita. Hal ini dikarenakan, secara budaya, pria cenderung enggan melaporkan kasus kekerasan ke publik maupun badan hukum.

"Pria enggan mengatakan kalau mereka telah disiksa oleh wanita, karena akan terkesan tidak jantan dan lemah. Padahal baik pria maupun wanita sama-sama berpotensi jadi korban kekerasan. Dan kami tahu bahwa pria berada dalam tekanan untuk menjaga agar semuanya terlihat baik-baik saja," ujar Alex Neil, dari kementrian kesejahteraan rakyat Skotlandia.

"KDRT terhadap pria sama mengerikannya dengan ketika wanita yang jadi korban," tambah Alex.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads