Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Liputan Khusus <i>Break</i> Vs Putus

Saat Kekasih Minta Break, Ini yang Sebaiknya Anda Lakukan

wolipop
Jumat, 03 Okt 2014 19:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta -

Keputusan break atau vakum saat hubungan asmara dilanda masalah bisa diambil salah satu pihak, meskipun pihak satunya tidak setuju. Ketika Anda menjadi pihak yang tidak setuju ini, apa yang sebaiknya dilkakukan? Apakah harus menuruti keinginan break kekasih atau move on saja?

Konsultan percintaan Kei Savourie berpendapat bahwa apabila salah satu pihak sudah mengeluarkan jurus jitunya dengan mengatakan 'kita break saja ya', tidak ada salahnya menganggap bahwa Anda telah benar-benar mengakhiri hubungan. "Biasanya yang curhat dengan saya itu pihak yang di break-in. Saran saya, langsung saja anggap sudah putus dan lakukan langkah-langkah move on," tuturnya ketika ditemu Wolipop di bilangan Slipi, Jakarta Barat, Selasa (30/09/2014).

Langkah move on atau bangkit dari rasa sedih bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Pendiri sebuah situs konsultasi percintaan ini mengatakan, selama masa break, sebaiknya tidak perlu menghubungi pasangan lagi. Hal ini dapat mengakibatkan pihak yang meminta break semakin merasa kesal atas 'gangguan' yang ditimbulkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka mikirnya seperti ini, 'Ah lo ganggu banget sih, mau lo apa sih? Kan kita lagi break'. Nanti malah semakin menggulung masalahanya, jadi semakin stres," imbuhnya lagi.

Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menghapus jejaknya. Tidak perlu melihat media sosialnya, hapus foto bersamanya, masukkan barang pemberiannya ke dalam box dan taruh di tempat yang tidak mudah dilihat. Dan terakhir, mulailah untuk memikirkan kesenangan diri sendiri. Banyak cara yang bisa dilakukannya seperti pergi ke salon, berbelanja atau sekadar pergi bersama teman.

Sedangkan menurut psikolog Ayoe Sumanto, ketika kekasih meminta untuk break, harus ada ketegasan dari salah satu pihak untuk mempertanyakan kembali status dari hubungan yang telah dibina. Sebaiknya, tanyakanlah kepada pasangan apa penyebab ia mengajukan break, apa yang melatar belakanginya memutuskan untuk break. "Apa bosan dan jenuh? Atau hanya ingin lari dari masalah? Ingat, permasalahan yang dihadapi itu sebaiknya diselesaikan, bukannya dibiarkan begitu saja," jelas psikolog yang sehari-harinya praktek di kawasan Cikarang, Jawa Barat itu kepada Wolipop.

Diskusi juga merupakan opsi tepat untuk mencari jalan keluar sehingga break dapat dihindari. Selain itu persiapkan diri untuk menghadapi segala konsekuesi yang ada, apakah dengan melakukan cara ini dapat mempertahankan hubungan, atau justru malah mengakhirinya.

(eny/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads