Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Sulit Melupakan Kesedihan Pasca Ditinggal Teman Dekat Pria

Anna Surti Ariani - wolipop
Rabu, 31 Agu 2016 10:10 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Mba Anna, saya wanita berusia 40 tahun dan masih lajang. Selama hampir lima tahun ini saya punya teman pria berusia lebih muda 10 tahun dari saya. Kami sering bertemu dan jalan seperti makan dan nonton berdua. Obrolan kami nyambung dan saya lihat dia selalu berusaha untung membuat saya senang selama bersamanya. Setahun terakhir kami selalu komunikasi setiap hari hampir 24 jam. Namun Mei kemarin dia meninggal dunia karena sakit. Seminggu sebelum meninggal dia mengaku sengaja menyembunyikan penyakitnya dari saya karena takut saya menjauhinya atau jadi bersedih.

Selama bersamanya, ada kalanya dia memanggil saya dengan sebutan sayang. Tapi saya selalu menganggap itu hal biasa karena memang dia tidak pernah menyatakan perasaannya. Saya juga tidak berani berharap mengingat perbedaan usia yang jauh. Menurut teman-teman saya, sikap dia ke saya selama ini menunjukkan perasaannya cinta. Saya pun jadi sedih dan menyesal. Apa yang harus saya lakukan agar tidak terjebak dalam rasa sesal?

Mira, 40 Tahun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawab:

Hai Mbak Mira,

Saya ikut bersedih atas meninggalnya dia.

Dengan si dia yang tak memperjelas perasaannya padahal perbedaan usia jauh, Anda jadi tak berani berharap. Walaupun demikian, Anda tetap menjadi teman yang baik untuknya, menemaninya makan dan nonton berdua, juga menjadi teman bicaranya. Dari cerita Anda, sepertinya apa yang Anda lakukan sudah sesuai dengan kondisi saat itu, artinya tak perlu terlalu menyesal.

Oke, Anda mungkin salah karena terkesan tak membuka diri lebih lanjut, atau tidak menindaklanjuti sebutan sayangnya. Namun bagaimanapun ini sudah terlanjur terjadi. Kalaupun dulu Anda menanggapi, belum tentu situasinya jauh membaik. Dan karena saat ini ia sudah tiada, tak mungkin juga Anda melakukan sesuatu kepadanya. Terus menyesali kondisi itu tak membuat situasi membaik. Sebaliknya Anda malah beresiko mengalami depresi, dan akhirnya memperburuk segalanya.

Panjatkanlah doa agar dia tenang di surga. Ini sekaligus sebagai permintaan maaf Anda kepadanya. Coba pikirkan hal apa yang dapat dilakukan agar perwujudan sesal Anda merupakan sesuatu yang baik. Contohnya, Anda dapat mencoba memperbaiki hubungan Anda dengan orang lain yang saat ini kurang baik, hal itu diniatkan sebagai 'pengganti' dari hal-hal yang kemarin tak Anda lakukan dengan si dia. Tak berarti Anda melakukan hal yang sama persis dengan dia kepada orang tersebut, namun Anda bisa memaknai ini sebagai perwujudan sesal Anda. Bukankah lebih baik ia bahagia di surga ketika tahu bahwa dirinya menginspirasi Anda untuk melakukan hal baik? (eny/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads