Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Cara Mengatasi Keraguan Menikah dengan Kekasih yang Pemarah

Anna Surti Ariani - wolipop
Selasa, 31 Mei 2016 09:37 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Saya sudah pacaran hampir setahun dan Insya Allah akan menikah. Pacar saya ini sangat pemarah sekali. Kalau dia marah, dia diam dan saya mengerti dengan sikap dia itu. Tapi, saya pernah memutuskannya karena marah tanpa alasan yang jelas dan mendiamkan saya selama hampir dua bulan.

Setelah saya putuskan, dia meminta balikan dan bahkan menikah. Saya ajukan syarat, agar ada keterbukaan nantinya. Dia setuju. Dalam bulan berjalan, dia memperlihatkan perubahan yang baik. Namun, akhir-akhir ini dia mulai kembali seperti dulu. Hal itu membuat saya ragu dan takut untuk menikah dengannya. Tapi,saya tidak mau mengecewakan keluarga saya dan keluarga dia. Sedangkan rasa sabar saya rasanya selalu dikurasnya. Saya bingung harus bagaimana. Mohon bantuannya bu.

Fahrani, 27 Tahun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawab:

Hai Fahrani,

Kebanyakan masalah dalam pacaran tak seberat masalah yang dihadapi dalam pernikahan. Kalau selama pacaran dia sangat pemarah, bahkan pernah mendiamkan Anda hampir dua bulan padahal kedekatan Anda berdua bahkan belum setahun, saya tak yakin ia akan bebas dari perilaku serupa saat menikah kelak.

Bukan berarti ia akan seterusnya seperti itu. Tapi belum ada jaminan yang jelas bahwa ia tak seperti itu lagi. Dengan sejarah hubungan Anda, janji saja tak akan cukup. Perlu ada bukti yang meyakinkan bahwa dalam waktu yang panjang dia tak melakukan hal ini.

Coba kenali lingkungannya lebih dekat lagi. Berkenalan akrablah dengan seluruh keluarganya, teman-temannya, koleganya. Cari tahu si dia dalam kesehariannya, sesuai dengan yang mereka kenali. Cari tahu kebaikannya dan keburukannya di mata mereka. Cari info dari mereka apa yang ia lakukan ketika marah dan bagaimana menenangkannya. Cari tahu juga bagaimana relasi antara kedua orangtuanya, pada kasus tertentu kadang berulang pada anak dewasa mereka. Lalu pikirkan kembali hubungan Anda, apakah masalah Anda berdua selama ini lebih banyak teratasi dengan memuaskan atau tidak.

Setelah mendapatkan banyak masukan dari orang lain tentang si dia, Anda bisa menimbang lebih matang apakah ingin melanjutkan rencana pernikahan. Lebih baik punya pertimbangan sangat matang sebelum menikah dibandingkan menyesal kemudian, bukan? (eny/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads