Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Bingung Menjalani LDR dengan Kekasih yang Sulit Diajak Berkomunikasi

Anna Surti Ariani - wolipop
Kamis, 28 Apr 2016 18:19 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Saya baru pacaran hampir tiga bulan. Usia kekasih enam tahun lebih tua dari saya. Akhir-akhir ini komunikasi kami sangat renggang. Kadang-kadang hanya satu minggu sekali dia telepon saya. Ketika saya tanya dia mengatakan sibuk dengan pekerjaannya. Saya akui dia tipikal orang yang selalu ingin fokus dengan pekerjaannya. Kadang saya bisa memaklumi. Tapi kadang saya berpikiran negatif. Karena sikapnya seperti itu saya jadi malas untuk menghubungi dia duluan. Pernah saya coba untuk menghubungi dia tapi tidak ada respon. Jadi yang saya lakukan adalah menunggu dia menghubungi saya duluan. Oh iya kami LDR (Long Distance Relationship) jadi tidak memungkinkan untuk sering bertemu. Bahkan selama kami pacaran belum pernah ketemu langsung. Saya bertemu dan kenal dia juga baru sekitar satu bulan sebelum kami jadian.

Yang selalu bikin saya bingung, dia selalu menekankan pada saya untuk percaya padanya bahwa dia tidak pernah menganggap hubungan kami permainan. Dia hanya sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dan dia bukan tipikal orang yang suka chatting. Kalau sedang chatting dia tidak suka kalau membalasnya lama. Baginya lebih baik tidak membalas chat saya daripada dia lama membalas chat saya.

Ketika benar-benar ada waktu luang baru dia menghubungi saya. Tapi sikapnya membuat saya ragu. Kadang berpikir apakah ini karena faktor usia, pemikirannya jauh lebih dewasa sedangkan saya kekanak-kanakan. Atau karena dari awal dia tidak pernah serius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya bingung bagaimana menghadapinya. Saya tau saya bukan prioritasnya sekarang karena target dia menikah masih 1-2 tahun ke depan. Apa yang harus saya lakukan untuk mempertahankan hubungan ini? Atau kalau harus mengakhiri bagaimana cara mengakhiri hubungan ini secara baik-baik? Jujur saya sayang padanya dan kalau pun harus putus saya ingin tetap berteman dengannya.

Irma, 24 Tahun

Jawab:

Hai Irma,

Hubungan LDR alias Long Distance Relationship memang menantang. Anda tak betul-betul bisa menemuinya sesering yang diinginkan, membuat 'rasa percaya' harus diutamakan dalam hubungan Anda. Sulitnya, rasa percaya mendapat begitu banyak tantangan untuk bisa berkembang.

Salah satu yang dapat menenangkan Anda adalah ketika Anda mengenal orang-orang yang ada di sekelilingnya. Sudahkah Anda mengenal teman-teman kerjanya, tetangganya, atau keluarga besarnya? Dengan mengenal orang-orang lain, apalagi bisa menjalin keakraban dengan mereka, maka kalau ada hal-hal yang mencurigakan dari pasangan, atau ada hal-hal lain yang dapat berpengaruh kepada Anda, mereka bisa memberitahu Anda. Anda juga bisa mengenal sisi lain pasangan berdasarkan orang-orang yang berada di sekelilingnya.

Tiga bulan pacaran dan satu bulan perkenalan sayangnya belum sungguh membuka segala sisi dirinya, apalagi karena Anda berjauhan. Seperti yang Anda katakan, sulit untuk menebak apakah ia sungguh sibuk dengan pekerjaannya, tak suka chatting, pemikiran dewasa atau tak serius, semuanya jadi tak jelas. Walaupun begitu, kalau Anda terus ragu dan panik, bahkan terus berusaha menghubunginya, ia mungkin justru tak merasa nyaman, dan malah menjauh. Ini bisa membuat Anda lebih bingung lagi kan.

Salah satu yang membuat ia ingin kembali kepada Anda adalah ketika ia merasa amat sangat nyaman dengan diri Anda. Untuk membuatnya nyaman, mau tak mau Anda memang perlu mengenali apa yang disukainya. Kalau ia memang tak suka chatting, maka kurangi usaha menghubunginya via chatting. Kalau ia lebih suka menghubungi, maka Anda perlu menguatkan diri untuk menunggu dia mengontak Anda. Untuk memperjelas, Anda perlu menyampaikan kepadanya bahwa Anda sungguh berusaha membuat ia nyaman dengan apa yang Anda lakukan.

Di sisi lain, Anda juga tetap perlu menyampaikan hal-hal yang Anda harapkan dari dirinya. Dalam sebuah hubungan, keduanya harus bekerja keras, bukan hanya salah satu yang berusaha membuat pasangannya nyaman. Buatlah kesepakatan apa yang membuat Anda masing-masing merasa nyaman, dan apa yang diharapkan dari pasangan. Semakin jelas kesepakatannya, maka semakin mudah dilakukan. Jika kesepakatan sudah jelas, dan ia tetap tak melakukan juga, maka Anda bisa memikirkan apakah hubungan perlu dilanjutkan atau tidak.

(eny/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads