Kisah Rini Sugianto Wanita RI yang jadi Animator Film Avengers dan Tintin
Wanita Indonesia bernama Rini Sugianto ini termasuk salah satu sosok di balik layar film The Avengers dan The Adventure of Tintin. Bagaimana ceritanya Rini bisa menjadi bagian dalam film tersebut dan sederet layar lebar lainnya?
Rini mengisahkan perjalanan kariernya yang dapat menginspirasi anak muda untuk berani berkarya hingga ke luar negeri. Dia mengaku perjalanannya membuat animasi dimulai saat lulus SMA dan bertekad meneruskan pendidikan di bidang animasi.
"Setelah selesai sekolah dulu saya tertarik pada bidang animasi. Tapi di Indonesia waktu itu masih belum ada. Kalau sekarang sudah banyak. Akhirnya mulai mencari-cari, waktu itu jurusan tersebut yang lagi berkembang di Amerika," ungkap Rini dalam acara Cari Spotlight di Dunia Internasional, di Lazada Women's Fest di Jiexpo Convention Center, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini pada akhirnya kuliah di jurusan arsitektur Universitas Katolik Parahyangan. Setelah lulus dia mulai menggunakan proses 3D untuk presentasi ke klien. Dari dunia tiga dimensi itu dia kemudian berkenalan dengan dunia animasi.
"Saya belajar di bidang komputernya dulu. Saya masuk bidang 3D dan diperkenalkan ke dunia animasi setelah itu. Saya putuskan fokus bukan ke bidang bangunan tapi malah ke arah karakter dan itu sangat menyenangkan," ucapnya haru.
Foto Rini Sugianto yang membagikan pengalamannya di Lazada Women's Fest 11-13 November 2022, Marketing Essential for Beauty Brand (13/11/2022) di Jiexpo Convention Center, Jakarta Utara. Foto: Gresnia/Wolipop. |
Awal Mula Karier Rini Sebagai Anak Magang
Rini menuturkan perjalanan karier yang sudah ia tempuh cukup panjang. Dia tidak langsung mendapat pekerjaan sebagai animator dalam film. Dia mulai aktif bekerja di Amerika sejak 2005. Dan memulai kariernya dengan magang di perusahaan game. Dia menjadi karyawan magang selama lima tahun.
"Saya magang di game, lalu masuk ke cinematic, jadi saya mengerjakan trailer untuk game dan film. Tahun 2010 dapat kesempatan untuk bekerja di film Tintin di New Zealand. Itu adalah film pertama saya. Setelah itu khusus mengerjakan film lainnya seperti The Hobbit," kenang Rini.
Setelah mengerjakan film Tintin, Rini bekerja untuk perusahaan Wētā Digital dan Industrial Light & Magic. Melalui perusahaan itulah dia membuat animasi Avengers 1 dan 2.
"Saya khusus untuk bidang animasi yang menggerakkan semua karakternya. Seperti Iron Man terbang dan segala macam," ucap Rini.
Bekerja menjadi animator menjadi pengalaman tak terlupakan untuk Rini. Dia merasakan kepuasan tersendiri saat hasil kerjanya selama setahun dinikmati orang di seluruh dunia meski hanya tayang empat menit.
"Dalam film Tintin saya mengerjakan selama satu tahun hasil kerjaan saya cuman empat menit. Sangat panjang prosesnya yang mengerjakan film ada 2.000 orang," jelasnya.
Namun Rini juga pernah merasakan diskriminasi. Bagaimana cerita selanjutnya? KLIK halaman selanjutnya ya.
Alumnus Academy of Arts di San Fransisco, Amerika Serikat tahun 2002 itu mengatakan Tintin merupakan proyek animasi pertamamnya. Dia juga pernah mengerjakan film The Hobbit yang menjadi tantangan tersendiri untuknya.
"Karena film The Hobbit besar banget, fanbasenya sangat besar dan fanatik karena berawal dari The Lord of The Rings. Itu susahnya dan pressurenya tinggi, proses pengerjaannya selama tiga tahun lebih," kata Rini.
Tantangan lainnya juga dirasakan Rini saat awal berkarier. Dia bekerja di lingkungan yang didominasi pria. Dia pun pernah merasakan diskriminasi sebagai wanita.
"Ada pernah sedikit waktu level saya mulai naik menjadi supervisor pertama kali ada tantangannya. Mereka tidak percaya saya bisa mengerjakannya. Tapi akhirnya, kalau kamu bisa buktikan dan percaya diri bisa," terangnya.
Selain itu, ia merasa wanita bisa lebih detail ketika menjadi supervisor. "Justru wanita lebih teliti untuk management, sebagai supervisor mengayomi berbagai kesulitan dan memahami," jelasnya.
Foto Rini Sugianto yang membagikan pengalamannya di Lazada Women's Fest 11-13 November 2022, Marketing Essential for Beauty Brand (13/11/2022) di Jiexpo Convention Center, Jakarta Utara. Foto: Gresnia/Wolipop. |
Segala tantangan yang didapatkannya itu diakui Rini menempa dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Dia merasa bekerja di Amerika Serikat membuatnya lebih bisa berkembang dan diri.
"Perubahan yang saya rasakan ketika bekerja di Amerika adalah semakin percaya diri. Pas di sana saya mulai belajar teman-teman yang lain punya kemampuan yang sama tapi kok dia percaya diri sekali ya?" ucap Rini.
"Ternyata pembawaan percaya diri menghasilkan percaya dengan kemampuannya. Mulai dari situ kalau bersaing, saya harus memiliki rasa percaya diri. Biar pun skillnya sama yang penting pede aja dulu," tambahnya.
Rini juga mengatakan orang-orang di Amerika tertarik dengan Indonesia. "Mereka sebenarnya tertarik dengan Indonesia dan ingin tahu apa saja yang ada di Indonesia. Saya juga bisa memberikan input dan ide-ide yang berbeda dengan pemikiran orang Amerika," ucap Rini.
Saat ini, Rini aktif bekerja di NVIDIA Corporation, perusahaan teknologi multinasional Amerika yang didirikan di Delaware dan berbasis di Santa Clara, California. "Saya sekarang ke arah penelitian saja," tambahnya.
Meski tak lagi bekerja di dunia animasi, Rini tetap mengamati perkembangannya. Dia merasa animasi di Indonesia semakin berkembang selama 10 tahun terakhir ini.
"Dulu pekerjaannya mengikuti orang luar, semenjak 2-3 tahun terakhir sudah ada televisi series di Indonesia. Bahkan film animasi Indonesia dan kualitasnya semakin naik. Justru ada juga yang sudah menembus Disney+. Bahkan di sini yang mengerjakan proyek dari luar. Ini yang belum banyak orang tahu, banyak anak-anak muda Indonesia yang sudah mengerjakan proyek tersebut," kata Rini.
Bagi generasi milenial yang ingin menjadi animator, Rini menjelaskan kesempatan terbuka lebar. Dan anak muda yang ingin mencoba berkarier di luar negeri, harus berani mulai, jangan ragu-ragu.
"Sekarang justru beberapa tahun belakangan, apalagi semenjak pandemi. Perusahaan Amerika justru mencari tenaga kerja dari luar. Mereka tidak terbatas mencari hanya di Amerika saja. Generasi muda sekarang coba apply langsung, begitu ada kesempatan langsung coba saja. Jangan merasa skillnya tidak mampu, di coba saja dulu. Karena perusahaan sudah open minded," pungkas Rini.
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Baby Ahnan: Penulis, Aktivis, Pengusaha Kuliner, hingga Pelukis
7 Fakta Greta Thunberg, Aktivis Ditangkap Israel saat Bawa Bantuan untuk Gaza
Kisah Hasna Hamida, dari Bantu Teman hingga Bangun Karir Impian ID
Kisah Nurhayati Subakat, Wanita di Balik Suksesnya Wardah & ParagonCorp
Ms. Rachel, YouTuber Tak Gentar Bela Anak Palestina Meski Diancam Boikot
Foto: Gaya Bisnis Jennifer Lopez, Tetap Seksi dengan Blazer Tanpa Bra
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya













































