Kisah Inspiratif Petinju Berhijab Penyandang Disabilitas yang Tangguh
Gresnia Arela Febriani - wolipop
Sabtu, 13 Jul 2019 07:07 WIB
Jakarta
-
Tinju adalah olahraga dan seni bela diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang serupa, bertanding satu sama lain dalam rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut ronde. Baik dalam olimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petinju menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya mendaratkan pukulan ke lawannya.
Adalah Sannah Husain seorang penyandang disabilitas yang membuktikan bahwa kekurangannya tak menghalanginya untuk menjadi atlet tinju. Sannah adalah hijabers asal Pakistan berusia 25 tahun yang lahir dan dibesarkan di Glasgow, Skotlandia. Sannah menderita Myasthenia Gravis, penyakit neuromuskular autoimun kronis yang menyebabkan kelemahan otot. Dia juga memiliki albinisme, yang menyebabkan kulitnya memutih dan mengalami masalah dengan penglihatannya.
Di balik penyakit yang ia derita, Sannah memiliki kisah menginspirasi. Dia merupakan seorang lulusan universitas, pekerja amal, penyiar radio dan petinju wanita berhijab.
Sannah pertama kali menjajal dunia tinju, ketika badan amal tempat ia bekerja menggelar kelas tinju khusus wanita yang bertujuan untuk mengkampanyekan pemberdayaa wanita serta kegiatan sehat yang positif untuk muslim Komunitas Muslim Asia di Glasgow.
Sebagai perwakilan dari badan amal tempatnya bekerja, pada saat itu Sannah merasa tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam kampanye tersebut. "Rasanya tepat jika saya bergabung dalam kelas tinju tersebut. Dan saya ternyata menikmatinya setelah saya mengambil kelas tambahan setiap minggu," ucapnya kepada The New Arab. Sannah menambahkan bahwa dia selalu menjadi orang yang aktif meskipun memiliki kekurangan di tubuhnya.
Pada akhirnya Sannah benar-benar jatuh cinta pada tinju. Sebelumnya dia pernah mencoba olahraga lain yang mengharuskannya bekerjasama dengan orang lain atau tim. Namun dia merasa tidak cocok.
"Saya tidak jago untuk olahraga yang mengharuskan berada dalam tim, karena saya merasa tidak mampu bersaing dengan orang lain. Sedangkan tinju itu harus mengandalkan diri sendiri," kata Sannah.
Sannah pun berlatih tinju hingga mengikuti pertandinga. Selama enam minggu latihan intensif sebelum pertandingan, dia melakukan berbagai latihan mulai dari teknik tinju, menjaga stamina, penguatan otot dan kebugaran. "Pelatih saya tahu bahwa penglihatan saya tidak sempurna dan memiliki penyakit lemah otot. Melalui email, saya diberitahu bahwa saya tidak akan mampu melawan. Tapi saya berusaha dan meyakinkannya bahwa saya bisa melakukannya," ujarnya.
Berkat kegigihan hatinya, Sannah dan pelatihnya sepakat bahwa dia bisa ikut dalam pelatihan untuk pertandingan. Tetapi jika nanti dalam perjalanan latihan tersebut Sannah seperti tidak siap, maka dia harus menerima keputusan dirinya tidak bisa bertanding. Dan untuk alasan keamanan Sannah harus menjalani pemeriksaan kesehatan dengan dokter secara intensif.
Pertandingan tinju pun dijalani Sannah. Dalam pertandingan tersebut, rondenya dibuat lebih singkat dan petinju dilarang memukul area kepala. Pertandingan itu khusus untuk memperkenalkan sosok Sannah di dunia tinju.
Sannah mengungkapkan segala sesuatu yang dilaluinya dan diraihnya sekarang merupakan upayanya menemukan orang yang senasib dengannya, seorang hijabers disabilitas yang menyukai olahraga. Dia berharap bisa berbagi pengalaman dan memahami kekurangan dirinya ketika bertemu mereka yang senasib.
"Sikap peduli terhadap penyandang disabilitas dalam komunitas muslim atau setidaknya masyarakat tidak merasa saya ini berbeda dan memandang negatif," katanya.
Sannah menambahkan bagian tersulit dalam hidup penyandang disabilitas adalah ketika mencoba untuk tetap bangkit di tengah keputusasaan. "Komentar negatif itu bagi mereka sulit untuk diabaikan," kata Sannah. (gaf/eny)
Adalah Sannah Husain seorang penyandang disabilitas yang membuktikan bahwa kekurangannya tak menghalanginya untuk menjadi atlet tinju. Sannah adalah hijabers asal Pakistan berusia 25 tahun yang lahir dan dibesarkan di Glasgow, Skotlandia. Sannah menderita Myasthenia Gravis, penyakit neuromuskular autoimun kronis yang menyebabkan kelemahan otot. Dia juga memiliki albinisme, yang menyebabkan kulitnya memutih dan mengalami masalah dengan penglihatannya.
Di balik penyakit yang ia derita, Sannah memiliki kisah menginspirasi. Dia merupakan seorang lulusan universitas, pekerja amal, penyiar radio dan petinju wanita berhijab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sannah pertama kali menjajal dunia tinju, ketika badan amal tempat ia bekerja menggelar kelas tinju khusus wanita yang bertujuan untuk mengkampanyekan pemberdayaa wanita serta kegiatan sehat yang positif untuk muslim Komunitas Muslim Asia di Glasgow.
Sebagai perwakilan dari badan amal tempatnya bekerja, pada saat itu Sannah merasa tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam kampanye tersebut. "Rasanya tepat jika saya bergabung dalam kelas tinju tersebut. Dan saya ternyata menikmatinya setelah saya mengambil kelas tambahan setiap minggu," ucapnya kepada The New Arab. Sannah menambahkan bahwa dia selalu menjadi orang yang aktif meskipun memiliki kekurangan di tubuhnya.
Sannah, Petinju Berhijab Penyandang Disabilitas yang Tangguh. Foto: Dok. disabilityhorizons |
Pada akhirnya Sannah benar-benar jatuh cinta pada tinju. Sebelumnya dia pernah mencoba olahraga lain yang mengharuskannya bekerjasama dengan orang lain atau tim. Namun dia merasa tidak cocok.
"Saya tidak jago untuk olahraga yang mengharuskan berada dalam tim, karena saya merasa tidak mampu bersaing dengan orang lain. Sedangkan tinju itu harus mengandalkan diri sendiri," kata Sannah.
Foto: Dok. disabilityhorizons |
Sannah pun berlatih tinju hingga mengikuti pertandinga. Selama enam minggu latihan intensif sebelum pertandingan, dia melakukan berbagai latihan mulai dari teknik tinju, menjaga stamina, penguatan otot dan kebugaran. "Pelatih saya tahu bahwa penglihatan saya tidak sempurna dan memiliki penyakit lemah otot. Melalui email, saya diberitahu bahwa saya tidak akan mampu melawan. Tapi saya berusaha dan meyakinkannya bahwa saya bisa melakukannya," ujarnya.
Berkat kegigihan hatinya, Sannah dan pelatihnya sepakat bahwa dia bisa ikut dalam pelatihan untuk pertandingan. Tetapi jika nanti dalam perjalanan latihan tersebut Sannah seperti tidak siap, maka dia harus menerima keputusan dirinya tidak bisa bertanding. Dan untuk alasan keamanan Sannah harus menjalani pemeriksaan kesehatan dengan dokter secara intensif.
Foto: Dok. disabilityhorizons |
Pertandingan tinju pun dijalani Sannah. Dalam pertandingan tersebut, rondenya dibuat lebih singkat dan petinju dilarang memukul area kepala. Pertandingan itu khusus untuk memperkenalkan sosok Sannah di dunia tinju.
Sannah mengungkapkan segala sesuatu yang dilaluinya dan diraihnya sekarang merupakan upayanya menemukan orang yang senasib dengannya, seorang hijabers disabilitas yang menyukai olahraga. Dia berharap bisa berbagi pengalaman dan memahami kekurangan dirinya ketika bertemu mereka yang senasib.
"Sikap peduli terhadap penyandang disabilitas dalam komunitas muslim atau setidaknya masyarakat tidak merasa saya ini berbeda dan memandang negatif," katanya.
Sannah menambahkan bagian tersulit dalam hidup penyandang disabilitas adalah ketika mencoba untuk tetap bangkit di tengah keputusasaan. "Komentar negatif itu bagi mereka sulit untuk diabaikan," kata Sannah. (gaf/eny)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Modest Fashion & Art Trade Show, 9 Negara Satukan Estetika Modest di Turki
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia Brand Modest Damakara & Khaanan Indonesia Tembus Eropa & Amerika
Desainer Vivi Zubedi Kirimkan 300 Busananya untuk Korban Bencana Sumatera
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia di Balik Melonjaknya Penjualan Brand: Afiliator, Bukan Influencer
Jakarta Modest Summit 2025
Trik Ria Ricis Raup Cuan Maksimal dari Affiliate,12 Jam Konsisten Live
Most Popular
1
7 Rekomendasi Moisturizer Water Based, Cocok untuk Semua Jenis Kulit
2
Miley Cyrus Ngaku Fobia Kertas, Sampai Ingin Muntah
3
Foto: Cantiknya Rinanda Aprillya, Puteri Indonesia Runner-Up 2 Miss Charm 2025
4
Ramalan Zodiak 14 Desember: Cancer Harus Mengalah, Leo Jangan Merusak Suasana
5
TikTok Viral Verificator
Pernikahan Viral, Pengantin Nekat Memanjat Air Terjun Pakai Baju Adat
MOST COMMENTED












































Sannah, Petinju Berhijab Penyandang Disabilitas yang Tangguh. Foto: Dok. disabilityhorizons
Foto: Dok. disabilityhorizons
Foto: Dok. disabilityhorizons