Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Hijabers Minnesota Ramai-ramai Belajar Bela Diri untuk Hadapi Islamophobia

Arina Yulistara - wolipop
Rabu, 14 Des 2016 15:09 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Perilaku Islamophobia di beberapa kawasan Amerika Serikat setelah kemenangan Donald Trump dilaporkan semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan banyak wanita berhijab takut mengenakan jilbab mereka saat keluar rumah. Agar tetap merasa aman berhijab di Amerika, beberapa hijabers belajar bela diri.

Akhir pekan lalu, seorang hijabers AS Nausheena Hussain, menyelenggarakan kelas pertahanan diri di Fridley, Minnesota. Ia mengajak para hijabers muda lain untuk mengikuti kelas tersebut agar siap menghadapi Islamophobia di tempat umum.

"Adanya retorika nasional yang negatif di sekitar masyarakat muslim kita ingin memastikan bahwa kita bisa mempersiapkan para wanita (berhijab) ketika kejadian buruk menimpa mereka," ujar Hussain selaku Direktur Eksekutif RISE (Reviving the Islamic Sisterhood for Empowerment).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu organisasi hukum AS, Southern Poverty Law Center, melaporkan terdapat 867 kasus penyerangan kepada masyarakat muslim karena alasan kebencian dalam 10 hari pasca pemilu. Lonjakan tersebut terjadi karena para pendukung Trump yang dikabarkan tidak suka dengan masyarakat muslim. Belum lagi kampanye 'Anti Muslim' yang pernah diserukan Trump.

Untuk mencegah bertambahnya korban Islamophobia, Hussain dan timnya mengadakan kelas bela diri. Kelas bela diri digelar di Al-Amal School. Hadir polisi terlatih dari Brooklyn Park, Toni Weinbeck, yang mengajarkan strategi dasar dalam melakukan pertahanan diri.

Toni mengajarkan hijabers teknik dasar menghadapi serangan tiba-tiba seperti meninju, menyikut, dan menendang. Ia juga mengajarkan tindakan pencegahan keselamatan yang sederhana ketika berada di tempat gelap.

Sekitar 20 wanita berhijab mengikuti kelas pertahanan diri tersebut. Mereka yang datang mengaku memiliki pengalaman yang membuat setiap individiu merasa tidak aman. Salah satunya Paige Ingram yang menuturkan kalau seorang pria pernah mencoba menarik jilbabnya.

Sedangkan peserta bernama Amina Gouse juga pernah dikejar pria tak dikenal di tempat parkir. Sementara peserta lain mengaku tidak pernah diserang secara langsung tapi mulai merasa tak aman setelah hasil pemilu keluar.

"Aku tidak pernah benar-benar merasa terancam atau tidak aman sebelumnya sampai setelah pemilu. Aku merasa seperti banyak orang yang sentimen sekarang," ujar Iftou Yoya seperti dilansir dari MPR News.

Melihat antusias para peserta yang hadir kemarin, Hussain berencana akan membuka kelas pertahanan diri lagi pada waktu selanjutnya. Ia ingin mengatur jadwal yang rutin agar mereka terus bisa belajar bela diri. (aln/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads