Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Sunsilk Hijab Hunt 2016

Kritik Membangun dari Desy Ratnasari untuk Peserta Sunsilk Hijab Hunt

Arina Yulistara - wolipop
Senin, 09 Mei 2016 14:09 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: (NOEL)
Jakarta - Desy Ratnasari menjadi salah satu peserta Sunsilk Hijab Hunt 2016. Tidak hanya menjadi juri utama ketika final nanti tapi juga selama audisi. Aktris sekaligus penyanyi senior itu dikenal sebagai juri yang kritis saat audisi. Namun kritik dari Desy tentu untuk membangun para hijabers yang unjuk bakat di depannya.

Seperti ketika wanita 42 tahun itu menjadi juri untuk audisi terakhir Sunsilk Hijab Hunt 2016 yang digelar di Jakarta. Beragam bakat ditampilkan setiap peserta mulai dari menyanyi, menari, hingga memasak. Hampir semua peserta mendapat kritik dari Desy.

Saat mendengarkan ceramah dari salah peserta bernama Nabilla, Desy memuji sekaligus mengkritik penampilannya. Ia mengatakan bahwa aksi Nabilla mengingatkannya akan sosok KH Zainuddin MZ tapi versi wanita. Pelantun 'Tenda Biru' itu menyarankan agar Nabilla mencoba berceramah dengan penampilan yang berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau masuk ke babak selanjutnya, Nabilla harus mencari variasi yang lain tidak mengadopsi apa pun. Saya sarankan mencari jati diri Nabilla yang berbeda dengan tadi," saran Desy saat mengomentari Nabilla di audisi Sunsilk Hijab Hunt Jakarta yang berlangsung kemarin, Minggu (8/5).

Begitu pula saat salah satu peserta menunjukkan bakatnya dalam bernyanyi. Desy beberapakali menyuruh peserta untuk menyanyikan lagu lain versi bahasa Indonesia atau dengan genre berbeda. Tak sedikit peserta yang unjuk bakat menyanyi menurut Desy masih kurang power-nya.

"Punya suara yang unik, suka bermain vibra, improvisasi, tapi saya belum puas. Kamu masih suka ragu buat mengeluarkan power, kalau ragu-ragu malah bisa jadi fals," ujar Desy saat mengomentari Hilmiyahtillah Mokhsen yang memamerkan bakatnya dalam menyanyi rap.

Lain halnya ketika Desy mengomentari aksi pantomim peserta tunarungu yang dilakukan oleh Isro'. Desy menyarankan agar Isro bisa lebih berlatih agar tidak terlalu cepat dalam mengubah ekspresinya agar penonton lebih larut dalam cerita yang dimainkan.

Kritik membangun juga dilontarkan oleh aktris yang hits di era 1990-an itu kepada salah satu peserta dengan bakat membaca puisi, Arinta Adyanti. Ia menuturkan bahwa membaca puisi haruslah ekspresif.

"Ekspresinya kurang dan pesan dari sebuah puisi itu harus selalu saling terkait supaya tersampailan dan orang terhanyut di dalamnya," komentarnya. (ays/ays)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads