Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Rilis Abaya dan Jilbab, Dolce & Gabbana Jadi Kontroversi

Arina Yulistara - wolipop
Senin, 18 Jan 2016 16:46 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Dok. Style
Jakarta - Hijab masih saja sering menjadi kontroversi. Koleksi jilbab dan abaya terbaru karya Dolce & Gabbana yang dirilis pada Desember 2015 lalu kini juga menimbulkan perdebatan.

Dolce & Gabbana mengeluarkan abaya hitam dengan material sutera dan katun yang dilengkapi detail lace sebagai aksentuasi untuk membuat penampilan muslimah terlihat elegan. Tak hanya merilis abaya tapi juga lengkap dengan jilbabnya.

Rancangan terbaru dari Dolce & Gabbana rupanya menimbulkan kontroversi. Beberapa orang memuji karya duo desainer kenamaan dunia tersebut. Tak sedikit pula yang memuji mereka memiliki strategi yang pintar untuk mengambil peluang ke dalam pasar masyarakat muslim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dolce & Gabbana mengambil langkah cerdas tahun ini melihat penjualan brand high-end di Timur Tengah semakin meningkat," tulis Forbes.

Baca Juga: 30 Lipstik yang Tahan Lama

Menurut laporan dari Fortune, wanita muslim menghabiskan uang untuk belanja busana dan sepatu saja hingga US$ 266 miliar pada tahun 2013 dan dipredikasi akan meningka dua kali lipat di 2019. Khususnya di negara Timur Tengah, banyak wanita muslim yang menghabiskan uang untuk membeli barang-barang dari brand high-end termasuk pilhan abaya dan scarf mereka.

Pujian juga datang dari para wanita muslim di seluruh dunia. "Koleksi ini menunjukkan hal positif tentang masyarakat muslim. Dolce & Gabbana memperlihatkan bahwa wanita muslim tidak kaku dan monoton tapi kami juga bisa terlihat modis," tutur seorang beauty vlogger Samira Mohamed.

Meski banyak mendapatkan komentar positif namun sejumlah pihak juga mengkritik karya busana muslim duo desainer Domenico Dolce dan Stefano Gabbana itu. Ada yang menyebut keduanya berusaha mengambil keuntungan pribadi dengan mengeksploitasi wanita muslim.

"Itu benar-benar keren, seorang desainer terkenal merilis busana muslim tapi apakah label tidak bertujuan untuk mengeksploitasi wanita muslim?" komentar pemilik situs muslimah Amani Al-Khatahtbeh.

Sementara komentar lainnya ada juga yang mengkritik kalau Dolce & Gabbana hanya ingin mencari keuntungan semata dari cara berpakaian wanita muslim. "Ini hanya aksi publisitas. Merek tidak mengenal apa pun tentang Islam kecuali soal keuntungan. Hijab dan abaya dikenakan untuk beberapa alasan: kesopanan, tidak terlihat sensual, dan merupakan objektivitas muslimah bukan hanya karena kain desainer yang mahal," komentar hijabers asal Chicago dengan akun Instagram @hodak.

Kritik pedas lainnya datang dari pemilik akun Twiiter @fashionpolis yang juga mengatakan bahwa D&G merilis koleksi tersebut hanya untuk keuntungan pribadi. "The whole D&G #hijab collection reeks of western double standards. You don't want women to wear it, and yet, you wanna make money off it!" tulisnya.

Kelompok masyarakat lainnya berusaha bertindak netral, tidak memuji atau memberikan kritik. Mereka hanya mengatakan koleksi seperti abaya sudah sangat banyak di pasaran terutama negara-negara Timur Tengah dan bukan lagi menjadi hal baru yang harus diperbincangkan oleh seluruh dunia.

"Perusahan besar seperti Dolce & Gabbana meluncurkan koleksi ini di negara Barat mungkin menakjubkan tapi di sisi lain saat saya berkunjung ke Dubai atau Yordania itu bukanlah sesuatu yang baru sama sekali. Butik Chanel dan Dior saja sudah memenuhi koleksinya dengan jilbab dan abaya," papar seorang blogger bernama Wiwid Howat. (ays/ays)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads