Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Cara Mahasiswi Florida Hadapi Tatapan Sinis Orang Lain karena Jilbabnya

Arina Yulistara - wolipop
Rabu, 21 Okt 2015 13:11 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. USA Today
Jakarta - Seiring bergulirnya waktu, wanita berhijab tidak takut lagi untuk mengeksplor diri dan tetap mengenakan jilbab saat beraktivitas baik ke kampus atau pergi bekerja. Meski demikian, beberapa wanita masih merasa terintimidasi oleh orang-orang yang tidak senang melihat perempuan dalam hijab. Bahkan sebagian dari mereka tak kuat menghadapi cemooh atau prilaku kurang menyenangkan dari orang lain. Maka tak heran sebagian muslimah di beberapa negara memutuskan untuk lepas-pasang jilbab agar tidak menjadi korban dari kelompok masyarakat yang Islamophobia.

Berbeda dengan Lamia Arafa, mahasiswi Florida State University yang telah konsisten berhijab selama kurang lebih satu setengah tahun. Lamia mengatakan selalu pergi ke kampus mengenakan kendaraan umum dengan tetap memakai jilbab. Dalam perjalanan, tak jarang ia mendapatkan tatapan sinis dari orang lain.

Saat orang lain menatap 'tak suka' kepadanya, mahasiswi 20 tahun ini tidak merasa tersinggung. Bahkan ia mendekati orang tersebut untuk bertanya kepada mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika aku melihat seseorang menatapku di toko atau di mana pun, aku dengan santai akan mendekati mereka dan bertanya, 'Permisi Bu/Pak, apakah Anda memiliki pertanyaan kepada saya atau tentang jilbab saya?' Dan biasanya mereka mempunyai pertanyaan spesifik," papar Lamia seperti dilansir dari USA Today.

Wanita yang mengenyam pendidikan di jurusan Biologi itu mengatakan setiap percakapan berbeda-beda topik. Namun sebagian besar bertanya tentang kesalahpahaman negatif tentang Islam seperti terkait teroris. Lamia lalu dengan bijak menjawab dan menerangkan akan penerapan jilbab karena imannya bukan untuk orang lain.

Lamia juga bercerita kalau teman-teman sekelasnya banyak yang bertanya tentang hijab. Beberapa pertanyaan yang dilontarkan teman-temannya seperti 'Bukankah jilbab dianggap bentuk penindasan dan mengapa Lamia memakainya? Apakah ia dipaksa untuk mengenakan jilbab oleh orang-orang tertentu?'

Lamia dengan tenang menjawab, "Aku berasal dari keluarga dengan agama berbeda-beda. Aku tidak diwajibkan memakai jilbab oleh keluargaku, tapi aku tetap memakainya. Kau tahu mengapa? Ini pilihan dan aku rasa jilbabku justru membebaskanku dari penindasan yang banyak dialami perempuan," jelasnya.

Selain pertanyaan serius tentang hijab, beberapa teman Lamia terkadang juga bertanya akan penampilannya. Apakah jilbab tidak membuatnya kepanasan? Beberapa lainnya juga ingin mengetahui alasan ia memutuskan berhijab. Menanggapi pertanyaan tersebut, ia terkadang hanya tersenyum lalu berusaha menjelaskannya dengan kalimat sederhana.







(aln/aln)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads