Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Hari Batik Nasional

Cerita Dian Pelangi yang Dimarahi karena Potong Kain Batik Usia 100 Tahun

Arina Yulistara - wolipop
Jumat, 02 Okt 2015 16:50 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Situs resmi Dian Pelangi (Pop Batik)
Jakarta - Dian Pelangi merupakan salah satu desainer busana muslim yang pernah mengeluarkan koleksi batik. Bahkan wanita 24 tahun lulusan sekolah mode ESMOD Jakarta itu pernah merilis koleksi batik dengan motif yang diciptakannya sendiri dinamakan 'Pop Batik'.

Dian mengatakan seiring perkembangan zaman dan tren fashion dunia, batik saat ini juga dikemas lebih modern oleh para desainer. Banyak pelaku mode yang mengembangkan batik dengan caranya masing-masing mulai dari memodifikasi motif batik tradisional hingga menciptakan coraknya sendiri.

"Sekarang banyak batik motif modern yang dikembangkan beberapa orang misalnya diadaptasi dari motif batik tradisional lalu diubah menjadi lebih modern. Tekniknya pun sekarang beragam, ada batik yang semi modern, semi tradisional, print pun sudah ada," tutur Dian saat diwawancara Wolipop beberapa hari lalu di Hermitage Hotel Menteng, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: 50 Inspirasi Batik Modern

Meski kini sudah banyak batik yang dimodifikasi, Dian berharap para desainer tidak melupakan nilai sejarahnya. Jangan sampai karena ingin membuat batik tradisional menjadi lebih modern menghilangkan filosofi dari motif aslinya. Dian juga mengimbau agar berhati-hati ketika memotong kain batik khas daerah.

Wanita berdarah Palembang itu pun bercerita pernah dimarahi karena asal gunting kain batik klasik milik sang ibunda. Kala itu ia belum mengatahui lebih dalam tentang penggunaan batik. Karena tertarik akan motifnya yang cantik, Dian pun langsung menyulap kain batik tersebut menjadi gaun tanpa memperhatikan pemotongan polanya.

Kemudian saat sang ibunda, Hernani Mansyur, mengetahui koleksi kain batik miliknya yang sudah berusia 100 tahun dipakai oleh putrinya, ia sangat marah. Sejak saat itu, Dian pun mulai belajar kalau menggunakan kain batik tradisional harus berhat-hati.

"Waktu itu aku belum tahu tentang batik karena aku lihat kain batik itu keren aku asal gunting saja jadi baju eh ibuku marah banget karena itu koleksinya yang langka dan sudah turun-temurun, usianya juga sudah 100 tahun. Dari situ aku belajar kalau batik tidak boleh asal potong," cerita Dian.

Putri pasangan Djamaloedin Sindon dan Hernani Mansyur ini juga mengenang kalau kain tersebut memiliki motif klasik yang berupa sisik dan termasuk batik hokokai. Ia pun mengaku menyesal asal gunting kain tanpa memperhatikan polanya. Berdasarkan pengalaman pribadinya itu, Dian hingga saat ini belum berani memodifikasi batik tradisional menjadi modern seperti menggabungkan motif-motif antar daerah. Ia lebih baik membuat motif sendiri daripada bermain dengan corak aslinya.

"Aku belum berani, kalau mau modifikasi biasanya bikin sendiri bukan mencampur satu motif dengan motif batik lain. Karena ada batik bentuknya sarung itu nggak boleh dipotong karena di sarung itu ada ceritanya, ada yang memang motif cerita, jangan asal gunting karena ada nilai historinya, beberapa orang bisa marah kalau asal transfer motif saja," tambahnya.

(aln/aln)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads