ADVERTISEMENT

Intimate Interview

Kisah Pemilik Hijab Deenay, Sukses Bisnis Setelah Resign Kerja dari BUMN

Gresnia Arela Febriani - wolipop Sabtu, 24 Sep 2022 10:00 WIB
Foto Trini Midiati Yuniar, pemilik brand hijab Deenay. Hijab Deenay. Foto: Dok. Instagram @deenay.scarves.
Jakarta -

Hijabers Tanah Air tentu sudah tak asing dengan brand hijab asal Bandung, Deenay. Pada saat awal mula tren hijab voal motif, brand hijab Deenay berhasil mencuri perhatian hijabers lewat ciri khas motifnya.

Hijab Deenay mempunyai ciri khas desain geometrik dengan warna bold dan monogram logo Deenay pada setiap koleksi hijabnya. Setiap merilis koleksi terbaru, hijab Deenay pun langsung ludes terjual.

Wolipop berbincang langsung dengan pemilik dan pendiri brand hijab Deenay, Trini Midiyati Yuniar. Trini berbagi kisah bagaimana dia mendirikan Deenay hingga kini meraih kesuksesan.

Sebelum mendirikan Deenay, Trini mengaku bekerja sebagai karyawan BUMN. Dia sudah 18 tahun bekerja di BUMN hingga memutuskan resign dan mulai mendirikan Deenay.

Foto Trini Midiati Yuniar, pemilik brand hijab Deenay.Foto Trini Midiati Yuniar, pemilik brand hijab Deenay. Foto: Dok. Instagram @trini_my.

"Sebenarnya saya itu karyawati BUMN, memulai Deenay tahun 2014. Saya statusnya sudah 18 tahun mengabdi sebagai karyawan BUMN. Waktu itu ada muncul rasa lelah dan mempunyai waktu untuk keluarga dan diri sendiri tapi tetap produktif dan bermanfaat dari orang banyak," ungkap Trini kepada Wolipop saat ditemui di sela-sela acara Tokopedia Dukung UMKM Lokal Majukan Industri Fesyen Indonesia di Al Jazeerah Signature Restaurant & Lounge, Jakarta.

Setelah tak lagi jadi karyawan BUMN, Trini kemudian mulai mencoba berjualan dan membuat baju dengan cuttingan tak biasa. Dia membuat busana yang menarik desainnya namun tetap bisa dipakai untuk ke kantor atau busana smart casual. Awalnya dia membuat koleksi busana tersebut hanya untuk teman-temannya.

"Dulu aku buat satu lusin, itu pun lama cara masarinnya aku telepon dan lain-lain. Kalau sudah laku terjual itu happy banget rasanya terus bikin lagi yang baru. Lama-lama aku jual di media sosial dan semakin ke sini dibantu oleh market place untuk jualan online," kata Trini.

Pada saat mulai berbisnis fashion, Trini menggunakan nama Deenay sebagai brand yang merupakan singkatan nama kedua anaknya, Diara dan Naira. Nama Deenay semakin dikenal sejak tahun 2016 saat mulai memproduksi hijab.

"2014 kita produksi smart casual modal awal Rp 7 juta, begitu saya resign tahun 2015 mulai bikin daily wear dan saya tinggalin koleksi smart casual. Tahun 2016 saya mencoba untuk produksi scarf dan langsung booming karena memakai bahan yang berbeda dari yang lain saat itu," ucapnya.

Koleksi hijab Deenay, brand lokal asal Bandung, Jawa Barat.Koleksi hijab Deenay, brand lokal asal Bandung, Jawa Barat. Foto: Dok. Instagram @deenay.scarves.

Trini memakai bahan voal untuk hijab. Dia membuat desain geometrik karena saat mulai membuat hijab tren saat itu motif floral. Trini mencoba terus berinovasi, kini menghadirkan juga hijab polos selain motif.

"Karena semua brand bikin geometrik dan kita sudah bisa develop bahan sendiri, kita bikin polos-polos. Karena mungkin sudah pusing dengan berbagai desain hampir homogen, kali ini yang paling laku plain voal," terangnya.

Siasat Mengatasi Maraknya Hijab Deenay KW di Pasaran

Kini Deenay populer sebagai brand hijab ketimbang busana. Dan di saat brand Deenay suda mulai dikenal, kendala membangun brandnya terjadi ketika bermunculan barang tiruan Deenay. Bahkan hijab Deenay KW ini dijual di berbagai media sosial dan market place.

"KW nya Deenay itu banyak banget. Kita itu mempunyai desain grafis yang khas yaitu geometric desain. KW nya itu menjamur di mana-mana dengan harga yang murah. Ini pemain besar sih jadi masif banget," ujarnya.

Semakin banyak produk tiruan Deenay, membuat Trini berpikir untuk terus mengeluarkan desain yang berbeda. "Bagaimana caranya kita bertahan itu kita benar-benar dituntut untuk kreatif supaya penggemar Deenay tidak berpaling," sautnya.

Trini juga menjelaskan beda produk Deenay dan KW yang terlihat jelas. "Dari bahan tentu saja berbeda. Lalu muncul lah brand dengan nama plesetan Deenay seperti Deebay, terus banyak banget. Dia bikin brand sendiri tapi motifnya sama persis," tuturnya.

Trini merasa saat koleksi hijab Deenay laris manis di pasaran, ada saja oknum jahat yang memanfaatkan nama brandnya dengan membuat barang atau hijab KW. "Itu lah kendalanya Deenay banyak produk palsunya kita harus berinovasi terus dan kreatif," terangnya.

Koleksi hijab Deenay, brand lokal asal Bandung, Jawa Barat.Koleksi hijab Deenay, brand lokal asal Bandung, Jawa Barat. Foto: Dok. Instagram @deenay.scarves.

Wanita yang mempunyai pengikut lebih dari 36 ribu di Instagram ini menuturkan Deenay berkembang secara organik. "Kalau Deenay itu followersnya organik dan tidak memanfaatan influencer. Aku juga pernah kolaborasi salah satunya dengan Zaskia Sungkar, kerja sama dengan Nadjani dan brand lain untuk lebih dikenal," ujar Trini.

Foto Trini Midiati Yuniar, pemilik brand hijab Deenay.Foto Trini Midiati Yuniar, pemilik brand hijab Deenay. Foto: Dok. Instagram @trini_my.

Bagi kamu yang ingin mulai membangun bisnis hijab, Trini memberikan tipsnya. "Yang pertama adalah niat. Niatnya apa karena dulu aku niatnya ingin mengurus nak di rumah, harus ada niat yang baik. Niatkan usahanya dengan baik, lalu yakin banget usahanya akan maju. Laksanakan dulu aja, gak perlu modal besar, doa, ikhtiar, yakin, dan kerja keras," pungkasnya.

(gaf/eny)