Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Intimate Interview

Lulusan Dokter Gigi, Anggiasari Sering Diremehkan Saat Jadi Desainer Hijab

wolipop
Selasa, 10 Mar 2015 15:16 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Anggiasari
Jakarta -

Anggiasari Mawardi dikenal sebagai desainer busana muslim pendatang baru dengan ciri khas rancangan bernuansa bold. Karyanya mulai dikenal terutama sejak membuat buku berjudul 'Let's Talk About Blazer for Muslimah' di 2013 dan bergabung dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Sebelum populer seperti sekarang, wanita yang akrab disapa Anggi itu tentu mengalami proses yang salah satunya sering diremehkan karena tidak memiliki latar belakang pendidikan di dunia fashion.

Ya, sebelum menjadi perancang busana, Anggi berprofesi sebagai dokter gigi di Bandung, Jawa Barat. Wanita lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran itu juga telah mengambil Spesialis Konservasi Gigi agar kariernya semakin berkembang. Tak disangka, setelah lulus bukannya menjadi dokter gigi ia malah terjun menjadi desainer busana muslim.

Kariernya sebagai perancang diawali dengan mengikuti pameran dokter gigi yang menyediakan tempat untuk menjual busana. Ia berjualan ditemani sang ibunda, Isye, yang memang berprofesi sebagai desainer sejak 1987 dan sudah sering menerima tawaran seragam untuk perusahaan atau blazer buat dijual. Bakat tersebut mengalir ke Anggi dan ia pun sudah bisa merancang busana sendiri sejak usia 17 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rupanya rancangan Anggi banyak diminati dan hal itu membuat wanita berdarah Bandung ini mulai fokus mendirikan brand. Anggi baru merilis label perdananya dengan nama 'Anggia Handmade' di 2011 lalu. Seiring berjalannya waktu, nama Anggi mulai dikenal dan semakin populer di kalangan desainer hijab.

Ketika itulah Anggi mulai diremehkan sejumlah orang di sekitarnya. "Banyak yang meremehkan dan mempertanyakan Anggi kok bisa cepat banget naiknya padahal pendidikan dokter gigi jadi dianggap masih baru yang nggak bisa apa-apa, padahal usaha seperti ini bukan baru buat Anggi cuma kan Anggi nggak mungkin menjelaskannya ke semua orang," tutur Anggi kepada Wolipop beberapa waktu lalu di kantor Wolipop, Jakarta Selatan.

Anggi mengaku ia mempelajari fashion memang secara otodidak namun bukan berarti tidak ahli dalam mendesain. Sejak kecil ia pun sudah bisa mendesain walaupun masih belum dalam bentuk sketsa halus seperti sekarang. Belum ditambah lingkungan keluarga yang memang bergelut di dunia fashion.

Agar tidak diremehkan lagi, wanita kelahiran 5 November 1981 ini memutuskan untuk mengikuti kursus singkat dengan desainer Deden Siswanto. Kini kursus tersebut masih berjalan demi meningkatkan kemampuannya di industri fashion.

Selain sering diremehkan, menurut Anggi awal perjuangan menjadi desainer tidaklah mudah. Ia lantas tak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Sebelum ramai orang berjualan di media sosial seperti sekarang, Anggi mempromosikan produknya dengan menitipkan barang dagangan di beberapa butik busana muslim.

Dengan modal awal sekitar Rp 5 juta, Anggi mulai memproduksi busana muslim. Rupanya rancangan wanita 33 tahun ini diminati oleh banyak hijabers hingga ia memproduksi barang lebih banyak. Kini Anggi sudah memiliki butik sendiri di Bandung, Jawa Barat.

Meskipun sudah menjadi desainer ia masih berprofesi sebagai dokter gigi di salah satu apotik ternama di Bandung. Anggi menambahkan, sebenarnya menjadi dokter gigi dan desainer ada kemiripan karena keduanya menggunakan keahlian tangan. Hanya saja desainer memiliki manfaat yang lebih banyak untuk dirinya.

"Kalau buat tambalan gigi kan nggak flat kayak meja tapi harus ada ukirannya, sama saja seperti desainer butuh keahlian tangan. Tapi lebih prefer desainer karena itu bidang yang tanpa batas, nggak terlalu banyak aturan, kemampuan kita dieksplor terus, di sisi lain Anggi berpikir bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain yang membutuhkan, ada nilai plusnya di situ, tanpa harus banyak syarat," tambahnya kemudian.

(aln/fer)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads