Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Sehat dengan <i>Clean Eating</i>

Tren Hidup Sehat dengan Clean Eating, Seperti Apa?

wolipop
Selasa, 09 Des 2014 12:07 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta -

"You are what you eat," ungkapan ini cukup sering kita dengar, dan umumnya mengacu pada penerapan pola makan untuk memiliki tubuh yang sehat. Jika Anda mengonsumsi makanan sehat maka tubuh juga menjadi sehat. Tapi jika makanan tidak sehat dan banyak bahan pengawet, tubuh pun rentan akan penyakit.

Metode makan sehat cukup beragam, mulai dari hanya mengonsumsi bahan-bahan nabati, rutin minum air dan perasan jeruk lemon setiap hari hingga diet detoks dengan meminum jus sayuran serta buah selama beberapa waktu. Dan yang kini sedang booming kembali adalah clean eating.

Clean eating adalah gaya hidup yang meminimalisir atau sama sekali menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet, perasa buatan dan diproses pabrik. Pola makan ini menekankan pada penggunaan bahan-bahan segar, alami dan masih dalam bentuk aslinya (whole food) untuk diolah sendiri menjadi masakan di rumah. Bubuk penguat rasa digantikan dengan rempah-rempah segar, daging dan ikan kalengan diganti dengan yang masih segar dan baru dipotong dari pasar, serta sayuran dan buah-buahan segar yang berasal dari petani lokal. Clean eating juga tidak menggunakan makanan dalam kemasan, mengganti garam dapur dengan garam laut serta mengusahakan untuk memakai bahan makanan organik dengan penanaman ramah lingkungan, tanpa pestisida dan rekayasa genetik (metode rekayasa gen tanaman agar bisa panen sebelum waktunya).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Clean eating juga mengacu pada gaya hidup secara keseluruhan dalam sehari-hari. Pola makan ini menyarankan untuk makan enam kali sehari dalam porsi kecil, olahraga 5-7 kali seminggu, minum air cukup air putih dan tahu benar bahan-bahan yang Anda masukkan ke dalam tubuh. Minuman bersoda, alkohol, gorengan, gula pasir, margarin/mentega sudah jelas tidak masuk dalam kategori ini.

Kenapa clean eating disebut 'booming kembali'? Karena pola makan ini sebenarnya sudah cukup lama muncul, yaitu di era '60-an. Tidak jelas siapa yang pertamakali memperkenalkannya, namun berdasarkan beberapa literatur, clean eating muncul sebagai gerakan untuk menandingi kecenderungan pola makan yang pada masa itu lebih banyak menggunakan makanan berbahan pengawet, kemasan dan diproses pabrik.

Kalah oleh popularitas makanan dalam kemasan dan hasil produksi pabrik karena strategi marketing yang mumpuni, metode clean eating pun mulai ditinggalkan. Perlu waktu dan proses cukup lama untuk menyiapkan hidangan dari bahan mentah menjadi matang, sehingga makanan kemasan dan olahan pabrik dianggap lebih praktis. Namun pada akhir era 2000, sejumlah praktisi kesehatan, health enthusiast dan blogger kesehatan mulai membahas lagi soal pola makan ini.

Diane Welland, MS, RD, seorang pakar diet dan pengarang buku 'The Complete Idiot's Guide to Eating Clean' menulis sebuah artikel untuk majalah Today's Dietician dan menjelaskan bahwa clean eating sebenarnya mudah untuk diterapkan. Anda bisa memulainya dengan mengikuti aturan 80/20, yaitu 80 persen dari makanan yang dikonsumsi haruslah memenuhi ketentuan clean eating seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Sementara 20 persen-nya diperbolehkan untuk 'cheating' dengan porsi yang semakin dikurangi secara berkala.

Sebelumnya health enthusiast Tosca Reno juga membahas soal clean eating, tepatnya pada 2007 lewat serial buku 'Eat-Clean Diet'. Ia juga menerbitkan Clean Eating Magazine bersama mendiang suaminya Robert Kennedy. Dalam bukunya Tosca banyak membahas soal manfaat clean eating, bagaimana cara menerapkan clean eating yang benar dan beberapa resep makanan sehat.

Tosca pun sukses menginspirasi para blogger untuk ikut memopulerkan clean eating. Mereka umumnya berbagi dan saling bertukar resep makanan sehat, serta pengalamannya selama menjalani pola makan clean eating dan apa saja manfaat yang didapat.

Di era munculnya media sosial, clean eating pun mulai populer kembali khususnya di kalangan wanita dan ibu muda. Hal ini juga tak terlepas dari peran sejumlah selebriti yang menyerukan pentingnya makan sehat. Sebut saja Rosie Huntington-Whiteley, yang mengaku mendapatkan bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan yang ditanam di pekarangan rumahnya sendiri.

"Aku punya satu (pekarangan) di rumah. Aku menanam bermacam tumbuhan seperti rempah-rempah, tomat dan sayuran hijau," ujarnya kepada majalah Stylist.

Di dalam negeri, ada Sophie Navita yang juga aktif mengampanyekan makan sehat, terutama sayur-sayuran. Di akun Instagram-nya, Sophie giat mendorong follower-nya untuk minum green juice, minum air lemon setiap pagi, memperbanyak konsumsi sayuran segar serta menerapkan konsep whole food dalam pengolahan masakan.

"Makanan paling banyak memberikan nutrisi saat masih dalam bentuk aslinya. Ketika sudah terlalu banyak diproses maka nutrisinya bisa hilang," ujar Sophie, ketika diwawancara Wolipop beberapa waktu lalu.

(hst/fer)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads