Foto: Intip Tenun Indonesia Berusia Ratusan Tahun Milik Kolektor Australia
Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 11 Jul 2018 12:42 WIB
tautan telah disalin
Anda menyukai artikel ini
Artikel disimpan
Jakarta - Museum Tekstil Jakarta menggelar pameran 'Encounters with Bali'. Pameran ini menyuguhkan koleksi tenun langka Indonesia milik kolektor Australia.
Sekali lagi, deretan koleksi tenun Nusantara menjadi obyek pameran di Museum Tekstil Jakarta. Namun kali ini terbilang istimewa karena koleksi kain berusia ratusan tahun tersebut dimiliki oleh kolektor Australia, dr. John Yu AC dan mendiang dr. George Bryce Soutter AM. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
'Encounters with Bali: A Collector's Journey', begitu tajuk pameran tersebut, berlangsung mulai hari ini, Rabu (11/7/2018) hingga 5 Agustus mendatang. Dinamai demikian karena Bali menjadi gerbang utama bagi kedua kolektor tersebut untuk berburu kain-kain langka. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Pameran menampilkan 63 wastra Indonesia dengan dominasi tenun yang merupakan hasil 'perburuan' kedua kolektor tersebut selama 30 tahun. Beberapa di antaranya berusia ratusan tahun. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Dari sekian banyak koleksi, kain tenun warna indigo ini sangat spesial bagi John karena merupakan tenun pertama yang diperolehnya. Berasal dari Sawu, Nusa Tenggara Timur, tenun hi'i hadir dengan dua motif, wo'hepi yang mirip ikan dan wo pudi. John mendapatkannya dari sebuah toko antik di Sydney, Australia, 30 tahun talu. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Tenun Geringsing dari Bali disebut John sebagai wastra Indonesia favoritnya. "Saya sangat suka warna alaminya," kata pria yang koleksi kainnya sudah berjumlah hampir ribuan helai. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Dari Kalimantan, ada rompi pria yang dihiasi motif orang-orangan dan geometris. Rompi bernama baju pilih ini diperkirakan dibuat pada abad ke-20. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Tapis Inuh dari Lampung juga meninggalkan kesan tersendiri bagi John. "Ini adalah salah satu kain yang paling susah didapat. Saya memerolehnya lewat lelang di Australia. Mungkin ini juga yang termahal," kata John yang enggan merinci harganya. Ia mengestimasi kain sudah berusia ratusan tahun. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Selain tenun, dipamerkan pula koleksi batik. Salah satunya batik buat perajin di Garut, Jawa Barat. Daya tariknya terletak pada motif wayang menghiasi sekujur kain. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Inilah sosok dr. John Yu, pensiunan dokter anak yang hobi mengoleksi kain tradisional Indonesia. Koleksinya kali ini sudah mencapai hampir seribuan yang didominasi kain tenun. "Impian saya adalah mengembalikan kain-kain ini untuk dipamerkan di tempat asalnya. Saya ingin orang Indonesia tahu bahwa kreasi perajin Indonesia sangat cantik dan dihargai betul oleh orang luar. Jadi Anda seharusnya bangga pada kebudayaan negeri sendiri," kata John. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)