Potret Dokter Bertato Terbanyak di Dunia yang Jadi Garda Terdepan COVID-19
Pool - wolipop
Jumat, 17 Apr 2020 07:01 WIB
tautan telah disalin
Anda menyukai artikel ini
Artikel disimpan
Adelaide - Siapa sangka bila perempuan ini juga menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19. Berikut potret Sarah Jane, dokter dengan tato terbanyak di dunia.
Inilah Sarah Jane, dokter asal Adelaide, Australia, yang turut terlibat dalam menangani pasien COVID-19. Sosoknya pernah menjadi sorotan lantaran tubuhnya penuh dengan tato. (Foto: Instagram/@rosesarered_23)
Baru-baru ini, Sarah Jane berbagi kabar kepada hampir 100 ribu pengikutnya di Instagram sembari memberi imbauan terkait COVID-19 yang terjadi akibat virus Corona. "Kepada semua yang berada di garda terdepan saat pandemi ini, terima kasih. Kami tetap bekerja untuk membantu kalian, jadi tetaplah di rumah untuk membantu kami," tulis dia. (Foto: Instagram/@rosesarered_23)
Calon dokter bedah ortopedi itu juga mengingatkan para pengikutnya untuk tetap menebar semangat kebaikan meski diterpa pandemi COVID-19. Ia menulis, "Sebuah senyuman dapat menyembuhkan 1000 luka. Jadi harap diingat, untuk tetap baik satu sama lain di situasi yang sulit ini. (Foto: Instagram/@rosesarered_23)
Karena pesan positif tersebut, Sarah Jane kebanjiran pujian di kolom komentar. "Terima kasih untuk semua yang kamu lakukan dan sudah mau menjadi panutan/inspirasi bagi banyak orang," tulis seorang netizen. Ada pula yang menulis, "Keren, kamu legendaris! Tetap aman dan terima kasih untuk kontribusimu." (Foto: Instagram/@rosesarered_23)
Dilansir dari Daily Star, gelar dokter dengan tato terbanyak diberikan kepada Sarah Jane dua tahun lalu. Lukisan tato hampir memenuhi 90 persen tubuhnya. (Foto: Instagram/@rosesarered_23)
Perempuan 32 tahun itu mengaku kerap mendapat perlakuan diskriminatif karena tubuhnya penuh tato. Ia pernah mengalaminya saat berkunjung ke toko sepatu. "Para staf lebih memilih melayani pembeli lain dan mereka bahkan tidak mau melakukan kontak mata denganku," ungkap Sarah kepada Daily Mail. (Foto: Instagram/@rosesarered_23)
Tato mulai menghiasi tubuh Sarah sejak dia berusia 16 tahun. Sampai saat ini, ia diperkirakan sudah menghabiskan 300 jam hanya untuk mentato tubuhnya. (Foto: Instagram/@rosesarered_23)
Berprofesi sebagai dokter, ia pun berharap dapat menjadi panutan bagi semua orang sekaligus menghilangkan stigma buruk terhadap orang-orang bertato. "Saya punya banyak teman yang tersebar di seluruh dunia dan saya bisa menjadi contoh positif bahwa orang seperti saya penuh warna dapat bekerja di industri formal seperti kedokteran," katanya. (Foto: Instagram/@rosesarered_23)