Taylor Swift menggunakan fashion untuk mengirimkan pesan penting tentang keberlanjutan. Seperti pilihan aksesori yang melengkapi penampilan pelantun 'The Fate of Ophelia' itu baru-baru ini.
Dalam sebuah kesempatan di New York City, Amerika Serikat, Taylor terlihat mengenakan mantel hitam Auter senilai US$ 1.450 (sekitar Rp 24 juta), dipadukan dengan rok mini lipit serta tas dan sepatu bermotif ular rancangan desainer Stella McCartney.
Kedua aksesori tersebut, masing-masing dibanderol sekitar US$ 975 (Rp 16,2 juta) dan US$ 1.775 (Rp 29,6 juta) tampak menyerupai kulit ular asli. Namun, sesuai prinsip keberlanjutan yang dianut Stella McCartney, keduanya dibuat menggunakan bahan vegan yang berasal dari jamur.
Material tersebut bernama YATAY M yang bersumber dari miselium jamur, struktur akar alami pada fungi. Dalam siaran persnya seperti dilansir Page Six, pihak Stella McCartney menjelaskan bahwa setiap tahun lebih dari 500.000 ular piton dibunuh untuk industri mode di Asia Tenggara.
Melalui penggunaan YATAY M, rumah mode asal Inggris tersebut berupaya menghadirkan produk mewah tanpa melibatkan kekerasan terhadap hewan.
Taylor Swift diketahui telah menjadi pendukung lama karya ramah lingkungan McCartney. Pada 2019, keduanya berkolaborasi dalam koleksi kapsul bertema album "Lover", dan pada 2020 sang desainer kembali merancang busana untuk pemotretan album "Evermore."
Dalam sebuah siaran langsung di Instagram, Swift menyampaikan kekagumannya terhadap McCartney: "Saya menghormati apa yang ia ciptakan dan bagaimana ia menciptakannya. Karya-karyanya selalu menghadirkan imajinasi, romansa, dan keindahan."
Kolaborasi berkelanjutan antara kedua ikon ini menjadi contoh bagaimana industri mode dapat terus berevolusi menuju arah yang lebih etis dan berkesadaran lingkungan.
Simak Video "Video: Bocoran Rencana Pernikahan Taylor Swift dan Travis Kelce"
(dtg/dtg)