Anna Wintour Tampil Perdana di Depan Publik Setelah Mundur dari Vogue

Anna Wintour menghadiri peragaan busana Marc Jacobs Spring 2025. Kemunculan perempuan yang dijuluki queen of fashion itu terasa berbeda dari biasanya menyusul pengunduran dirinya sebagai pemimpin redaksi majalah Vogue Amerika Serikat (AS) setelah 37 tahun menjabat.

Presentasi busana terbaru dari Marc Jacobs berlangsung di New York Public Library, New York City, AS, pada Senin (1/7/2025). Tampil dengan gaya khasnya, Wintour mengenakan atasan lengan panjang bermotif bunga yang dipadukan dengan rok senada.

Penampilannya semakin mencolok dengan tambahan tiga kalung batu permata berwarna cerah dan sandal kuning terang. Perempuan 75 tahun itu juga tetap setia dengan gaya rambut bob ikonis dan kacamata hitamnya, serta riasan wajah yang minimalis.

Di barisan tamu undangan, ia duduk berdampingan dengan model Bijou Phillips dan Valentina Ferrer. Hadir pula sosialita Nicky Hilton, serta Char Defrancesco, suami Marc Jacobs.

Kehadiran Anna di peragaan Marc Jacobs menjadi yang perdana setelah secara memberi pengumuman yang mengejutkan insan mode dunia pada Kamis (26/6/2025) lalu. Keputusan Wintour untuk mundur dari posisi yang telah dipegangnya hampir empat dekade memicu kehebohan.

Namun, meski tak lagi menjabat sebagai pemimpin redaksi Vogue Amerika, ia tetap menjabat sebagai direktur editorial global Vogue sekaligus chief content officer di Condé Nast, perusuhaan publikasi yang menaungi Vogue, Vanity Fair, Architectural Digest, dan beberapa media besar lainnya.

Dalam pernyataan internal yang dikutip oleh Vogue, Anna menegaskan bahwa sebagian besar tugasnya akan tetap sama seperti sebelumnya. Ia akan tetap fokus pada industri mode, MET Gala, dan perhelatan tahunan Vogue World yang dalam waktu dekat akan digelar di Los Angeles.

Tampil di acara Marc Jacobs menjadi pilihan yang simbolis bagi Wintour. Hubungan keduanya memang terjalin erat sejak lama. Pada akhir tahun lalu, Anna menunjuk Marc Jacobs sebagai editor tamu pertama Vogue edisi Desember 2024, yang dirancang untuk memberikan perspektif segar menjelang pemilu presiden.

"Saya pikir ini akan menjadi masa yang emosional. Kita semua perlu mengambil jarak sejenak," ujar Anna kepada New York Times saat itu.