Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Yisti Bangun Brand Fashion Oclo Sejak dari Kuliah Bareng Shopee

Inkana Putri - wolipop
Senin, 16 Jun 2025 18:14 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Shopee
Foto: Shopee
Jakarta - Seiring berkembangnya zaman, industri fashion di Indonesia terus mengalami perkembangan pesat. Kini, fashion tidak lagi hanya sekadar soal pakaian, tapi menjadi bagian dari ekspresi diri, identitas budaya, hingga pergerakan ekonomi kreatif.

Di tengah dinamika ini, peran anak muda menjadi penting dalam memberi warna serta membuka peluang usaha industri fashion saat ini. Salah satu kisah inspiratif datang dari Yisti Yinika (29), yang mengawali bisnisnya dari usaha jastip (jasa titip) pakaian karya pelaku UMKM lokal.

Dari pengalaman sederhana itu, Yisti membangun Oclo, UMKM fashion yang menghadirkan produk inklusif, nyaman, dan mudah diakses oleh seluruh perempuan Indonesia. Dengan mengandalkan teknologi dan platform e-commerce seperti Shopee, Oclo terus tumbuh dan berkembang menjadi brand lokal yang menjanjikan.

"Dunia bisnis sama seperti jarum di dalam jerami bila tidak tahu cara yang tepat dalam membangunnya. Keputusan memulai bisnis di usia 19 tahun saat masih kuliah menjadi salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya. Berawal dari usaha jastipan, saya hanya bermodalkan kuota internet dan koper bagasi untuk menawarkan produk titipan," kata Yisti dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).

"Keuntungan kecil dari usaha tersebut saya kumpulkan untuk membangun brand fashion Oclo yang resmi berdiri secara online di Shopee pada tahun 2016. Kala itu, saya melihat peluang besar dalam menyediakan pakaian anggun dan sopan bagi wanita berusia 16-40 tahun yang kerap kesulitan menemukan referensi busana saat bepergian. Usaha tidak menghianati hasil, performa bisnis Oclo terus bertumbuh. Di kampanye Big Ramadan Sale tahun ini, kami berhasil mengalami peningkatan pesanan lebih dari 4 kali lipat dibandingkan hari biasa," imbuhnya.

Perjalanan Yisti dalam mengembangkan Oclo pun kini menjadi bagian dari Kisah UMKM Shopee "Sukses Berkarya Sebelum 30". Kisah ini menyoroti semangat generasi muda dalam menghadapi tantangan dan menciptakan dampak nyata lewat dunia usaha.

Dari Jastip hingga Merintis Brand, Baca Peluang dari Balik Koper

Dengan pengalamannya dari usaha jastipan, Yisti mulai mengenali pola tren dan produk favorit konsumen. Ia pun memutuskan untuk memproduksi sendiri dan mendirikan brand bernama Oclo.

Nama Oclo dipilih karena solid, mudah diingat, dan cukup fleksibel untuk ekspansi ke kategori lain. Strategi Oclo berfokus pada adaptasi tren, pemanfaatan media digital, dan produktivitas tinggi.

"Hampir tiap minggu kami rilis antara 10 sampai 25 artikel baru. Kami belajar dari fast fashion, tapi tetap menjaga kualitas. Kalau konsumen puas, mereka pasti akan kembali," kata Yisti.

Kini,Yisti aktif berinovasi dan berkreasi menciptakan berbagai varian produk Oclo yang mencakup blouse, hijab, celana, outer, rok, hingga tas, dengan gaya minimalis dan wearable. Setiap desain mempertimbangkan aktivitas dan kenyamanan pelanggan, mulai dari rutinitas kantor hingga acara santai, tanpa mengorbankan gaya.

Namun, layaknya pebisnis pada umumnya, Yisti juga menghadapi berbagai tantangan dalam proses membangun Oclo, mulai dari kapasitas produksi hingga fluktuasi tren.

"Dulu saya kerjakan semuanya sendiri dari desain, bungkus paket, kirim barang, sampai handle komplain. Tapi dari situ saya belajar banyak soal prioritas dan efisiensi," tuturnya.

Berdayakan Lebih dari 90 Talenta Lokal

Kini, Oclo telah tumbuh menjadi brand yang dikenal luas dengan tim solid, sistem tertata, dan basis pelanggan yang berkembang secara organik. Oclo mengandalkan konsistensi kualitas dan pelayanan sejak hari pertama.

Lewat bisnisnya, Yisti telah membuka lapangan kerja dan memberdayakan hingga lebih dari 90 talenta lokal dalam setiap lini produksi. Pertumbuhan Oclo tentunya selaras dengan kontribusi sosial yang berkelanjutan.

Lewat konsistensi bertahun-tahun dan strategi yang terus disesuaikan, Oclo kini tumbuh dari bisnis rumahan menjadi brand fashion yang memberi dampak sosial nyata.

"Melalui Oclo, alhamdulillah saya berhasil membuka lapangan pekerjaan baru, mulai dari tim kreatif, penjahit, produksi, pengemasan, hingga layanan pelanggan. Kedepannya, saya terus berkomitmen memberdayakan talenta lokal, menjadikan pertumbuhan bisnisnya selaras dengan pemberdayaan komunitas di sekitarnya," tambah Yisti.

Buka Peluang Baru Bersama Shopee Lewat Transformasi Digital

Perjalanan Oclo bersama Shopee dimulai sejak tahun 2017, ketika Yisti masih menjalani kesibukan kuliah sembari merintis bisnis. Dengan waktu yang terbatas untuk membalas pesan dan menangani pesanan pelanggan secara manual, Yisti memutuskan untuk memanfaatkan Shopee agar operasional bisnisnya menjadi lebih efisien.

Proses pemesanan yang awalnya bergantung pada percakapan manual mulai beralih ke sistem yang terotomatisasi. Hal ini memungkinkan pelanggan melakukan pembelian kapan saja tanpa harus menunggu respons.

Oclo juga memanfaatkan fitur-fitur interaktif dari Shopee seperti Shopee Live, Shopee Video, dan Shopee Affiliate Program untuk meningkatkan keterlibatan dengan pelanggan. Strategi ini terbukti efektif, kontribusi Shopee Live mencapai hingga 35 persen dari total penjualan.

Partisipasi Oclo dalam berbagai kampanye besar Shopee juga menunjukkan hasil signifikan. Misalnya, saat kampanye Shopee 12.12 Birthday Sale 2024, Oclo mencatat lonjakan pesanan hingga 7 kali lipat dibandingkan hari biasa.

Hampir genap 8 tahun berjualan di Shopee, Oclo bahkan mencatatkan hingga hampir 90 persen total penjualan keseluruhan berasal dari platform Shopee.

"Sebagai mitra pertumbuhan yang terus mendampingi UMKM lokal, Shopee senantiasa menghadirkan ekosistem yang inklusif dan membawa peluang untuk dimanfaatkan oleh pelaku usaha lokal seperti saya. Di era digital ini, kehadiran Shopee memberi harapan dan akses bagi brand lokal untuk terus bertumbuh dan menjangkau pasar yang lebih luas," jelas Yisti.

Strategi Oclo di 2025, dari Produk hingga Kolaborasi

Di tahun 2025, Yisti mencermati perubahan tren fashion yang semakin mengarah pada gaya clean look dan fungsional. Tren ini dominasi warna-warna hangat seperti earth tone dan cokelat mahogany yang tampil netral dan mudah dipadupadankan.

Model outfit yang ringkas, nyaman, namun tetap stylish menjadi kebutuhan utama perempuan aktif masa kini. Menjawab tren ini, Oclo telah menyiapkan sejumlah koleksi spesial yang relevan dan adaptif, termasuk produk-produk favorit yang terus diproduksi ulang karena tingginya permintaan.

Perubahan perilaku belanja juga menjadi perhatian penting. Konsumen kini makin responsif terhadap konten visual dan interaktif, serta lebih percaya pada rekomendasi dari sesama pengguna. Oleh karena itu, strategi Oclo di 2025 berfokus pada penguatan ekosistem pemasaran berbasis komunitas.

Lewat pendekatan community-driven, Oclo menggandeng lebih banyak content creator dan affiliate untuk menjangkau pasar baru. Oclo juga memanfaatkan Shopee Affiliate Program, serta fitur-fitur interaktif seperti Shopee Live dan Shopee Video. Selain memperkuat lini digital, Oclo juga sedang menyiapkan langkah ekspansi offline dengan rencana pembukaan toko di sekitar Jakarta pada tahun ini.

Bagi anak muda yang ingin memulai bisnis, Yisti berpesan bahwa setiap perjalanan besar selalu dimulai dari langkah kecil.

"Aku tidak punya latar belakang di bidang fashion, awalnya cuma jualan jastip sambil kuliah. Semua dijalani dengan belajar dari proses, banyak coba-coba, dan nggak takut buat salah. Yang penting terus konsisten dan terbuka untuk belajar. Tidak harus nunggu segalanya sempurna dulu baru memulai usaha, setiap hasil akan datang seiring waktu kalau kita jalanin dengan hati," pungkas Yisti.

(anl/ega)



Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads