Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tren Power Curve Dominasi Paris Fashion Week Fall 2025

Daniel Ngantung - wolipop
Kamis, 13 Mar 2025 19:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Schiaparelli Fall 2025
Schiaparelli Fall 2025 (Foto: Dok. Schiaparelli)Foto: Dok. Schiaparelli
Paris -

Paris Fashion Week Fall 2025 membawa angin segar dalam tren siluet dengan penekanan pada bentuk tubuh yang lebih besar, lebih berani, dan lebih feminin dari sebelumnya. Big hips, big shoulders, and big feminine energy menjadi esensi utama yang ditampilkan oleh desainer-desainer papan atas seperti Pieter Mulier di Alaïa, Daniel Roseberry di Schiaparelli, dan Chemena Kamali di Chloé.

Alaïa mencuri perhatian sejak tampilan pertama. Pieter Mulier menurunkan garis pinggang rok dan menambahkan struktur mirip donat tiup di bagian pinggul, menciptakan ilusi antara pannier futuristik dan rok hula.

Schiaparelli Fall 2025Schiaparelli Fall 2025 (Foto: Dok. Schiaparelli)

Hasilnya? Tampilan yang menghipnotis dan menantang norma bentuk tubuh konvensional. Alaïa bukan satu-satunya yang mengusung pendekatan ini. Milan Fashion Week telah lebih dulu memberi sinyal perubahan dengan Prada, dan kini Paris semakin mengukuhkan tren ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tren ini tak hanya sekadar estetika, tetapi juga pernyataan sikap. Jika era 1980-an menampilkan bahu tegas untuk mencerminkan kekuatan perempuan dalam dunia kerja, maka musim ini membawa konsep tersebut ke level berikutnya. Alih-alih meniru maskulinitas, siluet baru ini memperbesar bentuk tubuh perempuan, menjadikannya tak terbantahkan dan mendominasi ruang dengan keberanian.

ADVERTISEMENT
PARIS, FRANCE - MARCH 06: (EDITORIAL USE ONLY - For Non-Editorial use please seek approval from Fashion House) A model walks the runway during the Chloe Womenswear Fall/Winter 2025-2026 show as part of Paris Fashion at Tennis Club de Paris on March 06, 2025 in Paris, France. (Photo by Peter White/Getty Images)Chloe Fall/Winter 2025-2026 Foto: Peter White/Getty Images

Desainer Chemena Kamali di Chloé menampilkan blus chiffon dan renda dengan frill dan peplum yang menonjol, mengubah kesan rapuh menjadi bentuk keberanian yang tak terduga. Sementara itu, Schiaparelli di bawah arahan Daniel Roseberry mengangkat tema kekuasaan dalam bentuk baru. Dengan setelan kulit barok beraksen bust dan pinggul yang melengkung, serta kerah shearling yang membentuk sayap lebar, koleksi ini menghidupkan kembali imajinasi glamor tanpa kehilangan relevansi dengan dunia modern.

"Ini bukan tentang daya tarik seksual," ujar Roseberry. "Bukan tentang mengundang tatapan laki-laki, tetapi tentang kontrol, pilihan, dan agensi atas tubuh sendiri."

Tren power curve ini juga menjadi jawaban atas tren korset yang sempat mendominasi panggung couture beberapa waktu lalu. Alih-alih memaksa bentuk tubuh melalui boning dan lacing yang ketat, desainer kini bermain dengan proporsi dan padding untuk menciptakan efek dramatis tanpa mengorbankan kenyamanan.

Pieter Mulier di Alaïa membawa eksplorasi siluet ini ke tingkat yang lebih artistik. Dari bahu hingga pinggul, setiap detail diperbesar dan dipertegas dengan layering serta padding yang menciptakan efek hampir seperti baju zirah feminin. Ruffle bertumpuk, bolero melengkung, dan penggunaan bahan seperti tali kulit membentuk tampilan yang seakan berasal dari dunia sci-fi. Di tengah semua eksperimen ini, satu hal yang pasti: konsep body-conscious kini memiliki arti yang lebih luas, tidak lagi sekadar busana ketat yang menonjolkan bentuk tubuh, tetapi kesadaran akan ruang yang ditempati oleh tubuh itu sendiri.

Paris Fashion Week Fall 2025 telah menetapkan bahwa musim ini adalah tentang dominasi feminin dalam bentuk yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih berani. Era power curve telah tiba, dan dunia fashion menyambutnya dengan tangan terbuka.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads