Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Penjualan Produk Luxury Fashion Terus Menurun, Alarm Bagi Industri Fashion?

Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 26 Jul 2024 20:55 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

PARIS, FRANCE - JUNE 24: (EDITORIAL USE ONLY - For Non-Editorial use please seek approval from Fashion House) Models walk the runway during the finale of the Christian Dior Haute Couture Fall/Winter 2024-2025 show as part of Paris Fashion Week on June 24, 2024 in Paris, France. (Photo by Victor Boyko/Getty Images)
Presentasi koleksi Christian Dior Haute Couture Fall 2024. (Foto: Victor Boyko/Getty Images for Vogue)
Jakarta -

Sektor luxury fashion makin terpuruk. Apakah ini pertanda buruk bagi industri mode? Bagaimana desainer Indonesia dapat memetik pelajaran dari situasi ini?

Dua induk perusahaan yang membawahi sejumlah rumah mode dunia merilis laporan penurunan penjualan. LVMH, pemilik jenama seperti Louis Vuitton, Loewe, dan Christian Dior, terseok-seok di pasar kunci mereka, yakni Asia. Akibatnya, seperti dilansir dari Business of Fashion, penjualan produk perusahaan milik Bernard Arnault, salah satu orang terkaya di dunia, turun sampai 14 persen.

Hasil yang kurang memuaskan juga dialami Kering yang menaungi Yves Saint Laurent dan Balenciaga. Keuntungan Kering merosot 42 persen untuk periode pertengahan tahun ini hingga menyentuh angka 1,6 miliar euro, efek dari kurang berperformanya Gucci, salah satu penyumbang terbesar bagi grup milik suami aktris Salma Hayek, Francois Henri Pinaut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MILAN, ITALY - JANUARY 12: A model walks the runway during the Gucci Ready to Wear Fall/Winter 2024-2025 fashion show as part of the Milan Men Fashion Week on January 12, 2024 in Milan, Italy. (Photo by Victor VIRGILE/Gamma-Rapho via Getty Images)Presentasi Gucci Ready to Wear Fall/Winter 2024-2025 di Milan Fashion Week. (Foto: Victor VIRGILE/Gamma-Rapho via Getty Images)

Terlepas dari situasi tersebut, Sylvie Pourrat, pengamat fashion dan Direktur Première Classe Paris Trade Show, pameran dagang mode terbesar di dunia, menanggapinya dengan optimisme.

Menurut Sylvie, disrupsi terhadap sektor yang sangat tersegmentasi itu tidak mewakili daya beli konsumen secara keseluruhan. "Tidak ada yang perlu ditakutkan karena sektor barang mewah bukanlah segalanya dari dunia fashion," ungkap Sylvie kepada Wolipop usai diskusi bertema 'Trend Fashion, Sustainability, dan Inovasi Teknologi dalam Industri Fashion Global' yang digelar JF3 Fashion Festival 2024 dan Kedutaan Besar Prancis baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan, melesunya sektor barang mewah lebih menggambarkan karakteristik konsumen yang sedang melalui perubahan. Di tengah arus informasi yang makin deras karena kehadiran media sosial, konsumen menuntut transparansi karena ingin lebih mengetahui latar belakang produk yang mereka hendak beli.

Loro Piana, salah satu jenama milik LVMH, tersandung skandal perajin yang tidak diberi upah sepantasnya terlepas dari harga produk yang selangit. Menyusul kemudian Christian Dior. Balenciaga juga memicu kontroversi setelah merilis iklan yang diduga mempromosikan pornografi anak.

Louis Vuitton buka kembali flagship store di Indonesia, angkat keindahan lokal.Louis Vuitton buka kembali flagship store di Indonesia, angkat keindahan destinasi lokal. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

"Desainer adalah kunci dari industri fashion," kata Sylvie mempertegas pentingnya peran desainer sebagai otak kreatif sebuah jenama dalam menciptakan produk yang inovatif tapi tetap memenuhi kebutuhan konsumen.

Perpindahan direktur kreatif dari satu rumah mode ke rumah mode lainnya yang belakangan intens terjadi cukup untuk menggambarkan maksudnya. Belum lagi, banyak desainer yang memutuskan meninggalkan pekerjaan direktur kreatif dari pemain besar di industri ini.

Peter Hawkings hengkang dari Tom Ford setelah baru setahun mengepalai tim desain. Padahal, sudah hampir 20 tahun ia menjadi tangan kanan desainer Tom Ford sebelum hengkang dari jenama yang didirikannya.'Lowongan' untuk menjabat direktur kreatif Chanel, Maison Margiela, dan Givenchy, pun masih tersedia.

Lakon Pintu Incubator Goes To ParisKoleksi Apakabar, salah satu jenama yang berhasil menembus Paris Trade Show. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

"Justru ini waktu yang tepat bagi para desainer lokal untuk lebih berani berkreasi. Rumah mode dunia sedang mencari talenta-talenta baru dengan ide yang segar. Di Paris Trade Show, orang-orang dari luxury brand banyak berdatangan untuk melihat apa yang mereka buat," kata perempuan yang telah berkecimpung di industri mode dunia selama 30 tahun ini.

Digelar dua kali setahun, Paris Trade Show mempertemukan ratusan desainer dan jenama dari seluruh dunia yang telah terkurasi dengan para buyers internasional. Beberapa tahun terakhir, JF3 dengan program inkubasi fashion bernama Pintu membawa beberapa jenama untuk mempresentasikan produknya di sana. Mereka antara lain Apakabar, Parapohon, Fuguku dan Bertjorak.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads