Seperti sebuah roda yang berputar, sebuah tren mode dapat berlalu kemudian muncul lagi. Bahkan, fashion item yang sempat menjadi bulan-bulanan di media sosial pun kembali masuk dalam daftar tren teranyar.
Seperti halnya ikat pinggang Gucci ini. Aksesori klasik dengan kepala sabuk berbentuk logo 'GG' khas rumah mode Italia itu sempat popular semasa awal Alessandro Michelle dengan garis desain maksimalisnya menempati posisi direktur kreatif sekitar 10 tahun lalu.
Popularitasnya kemudian menurun seiring perubahan tren sebelum akhirnya menanjak lagi baru-baru ini.
Setidaknya demikian klaim akun fashion @databutmakeitfashion di Instagram. "Kita harus membahas aksesori yang kontroversial ini," tulisnya di salah satu unggahan awal Juni lalu.
Aksesori yang dimaksud adalah ikat pinggang Gucci. Fashion item tersebut diprediksi bakal nge-tren lagi berdasarkan hasil survey kecil-kecilan di Twitter.
Hasilnya, ketenaran ikat pinggang Gucci naik 18 persen setiap harinya dalam periode sepekan.
Temuan tersebut memicu beragam reaksi. Tak sedikit yang menyambutnya dengan cibiran. "Jangan bawa lagi sabuk itu, aku mohon," tulis netizen. Ada pula yang berkomentar, "Harap tidak sabuk Gucci yang jelek itu."
Sulit untuk memungkiri para selebriti ikut ambil andil sampai akhirnya fashion item ini diminati lagi. Kristen Dunst memakai versi terbaru dalam warna merah 'Ancora' khas desainer baru Gucci Sabato De Sarno. Bella Hadid juga tak ketinggalan.
Giorgio Ammirabile, seorang kurator mode dari Consigned Sealed Delivered yang berbasis di London, Inggris, menuturkan ada enam faktor yang memengaruhi siklus sebuah fashion item. Ada desain, tren yang viral, inspirasi dan tema, popularitas dan identitas merek, pengaruh film atau selebriti, juga nilai tradisi atau budaya.
"Sifat siklus fashion berarti tren terus berkembang dan berubah, dan populer di musim lalu mungkin tidak populer di musim ini," ujarnya. "Hal ini membuat industri mode tetap dinamis dan terus mendorong para desainer untuk memunculkan ide-ide baru, dan sifat siklus mode ini bukan hanya sebuah fenomena, tetapi juga sebuah kebutuhan," terangnya.
Simak Video "Video: Gucci-Loewe Didenda Uni Eropa, Totalnya Rp 3 Triliun!"
(dtg/dtg)