Popularitas Sabuk Gucci Menanjak Setelah Diejek Jelek, OTW Tren Lagi
Seperti sebuah roda yang berputar, sebuah tren mode dapat berlalu kemudian muncul lagi. Bahkan, fashion item yang sempat menjadi bulan-bulanan di media sosial pun kembali masuk dalam daftar tren teranyar.
Seperti halnya ikat pinggang Gucci ini. Aksesori klasik dengan kepala sabuk berbentuk logo 'GG' khas rumah mode Italia itu sempat popular semasa awal Alessandro Michelle dengan garis desain maksimalisnya menempati posisi direktur kreatif sekitar 10 tahun lalu.
Koleksi Gucci rancangan Alessandro Michelle tampil di Milan Fashion Week Spring/Summer 2016. (Foto: Getty Images/Daniele Venturelli) |
Popularitasnya kemudian menurun seiring perubahan tren sebelum akhirnya menanjak lagi baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya demikian klaim akun fashion @databutmakeitfashion di Instagram. "Kita harus membahas aksesori yang kontroversial ini," tulisnya di salah satu unggahan awal Juni lalu.
Aksesori yang dimaksud adalah ikat pinggang Gucci. Fashion item tersebut diprediksi bakal nge-tren lagi berdasarkan hasil survey kecil-kecilan di Twitter.
Hasilnya, ketenaran ikat pinggang Gucci naik 18 persen setiap harinya dalam periode sepekan.
Bella Hadid, dalam balutan busana bersabuk Gucci, di New York City pada Mei 2024. (Foto: MEGA/GC Images) |
Temuan tersebut memicu beragam reaksi. Tak sedikit yang menyambutnya dengan cibiran. "Jangan bawa lagi sabuk itu, aku mohon," tulis netizen. Ada pula yang berkomentar, "Harap tidak sabuk Gucci yang jelek itu."
Sulit untuk memungkiri para selebriti ikut ambil andil sampai akhirnya fashion item ini diminati lagi. Kristen Dunst memakai versi terbaru dalam warna merah 'Ancora' khas desainer baru Gucci Sabato De Sarno. Bella Hadid juga tak ketinggalan.
Giorgio Ammirabile, seorang kurator mode dari Consigned Sealed Delivered yang berbasis di London, Inggris, menuturkan ada enam faktor yang memengaruhi siklus sebuah fashion item. Ada desain, tren yang viral, inspirasi dan tema, popularitas dan identitas merek, pengaruh film atau selebriti, juga nilai tradisi atau budaya.
Kirsten Dunst saat menghadiri fashion show Gucci Fall/Winter 2024-2025 karya Sabato De Sarno pada February 2024. (Foto: Edward Berthelot/Getty Images) |
"Sifat siklus fashion berarti tren terus berkembang dan berubah, dan populer di musim lalu mungkin tidak populer di musim ini," ujarnya. "Hal ini membuat industri mode tetap dinamis dan terus mendorong para desainer untuk memunculkan ide-ide baru, dan sifat siklus mode ini bukan hanya sebuah fenomena, tetapi juga sebuah kebutuhan," terangnya.
(dtg/dtg)
Fashion
Anti Gerah dan Bau! 3 Jaket Sport ini Bisa Jadi Pilihan untuk Temani Aktivitasmu
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Tobatenun Gelar Mauliate, Lelang Koleksi untuk Korban Bencana di Sumatera
Kolaborasi Teranyar BRI Buka Ruang Baru bagi UMKM Naik Kelas
Saat Peron Subway New York City Jadi Catwalk Busana Mewah Chanel
Michael Kors Bawa Liburan ala New York ke Jakarta dengan Bola Salju 6 Meter
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
Viral Verificator
Viral Resepsi Nikah Berakhir Ngenes: Pengantin Ditipu, Tamu Tak Dapat Makan
Potret Cantik Bai Lu di iQIYI Award 2025, Borong Penghargaan Jadi Kontroversi
Ramalan Zodiak 9 Desember: Capricorn Kehilangan Gairah Kerja, Aquarius Tenang
60 Ucapan Ulang Tahun Bahasa Inggris Simple untuk Teman hingga Pasangan














































