Usia karier Hian Tjen memang belum selama para seniornya. Namun, sepak terjangnya di ranah mode Tanah Air cukup mengharumkan. Peragaan 'The Seed' lantas menjadi kilas balik kariernya.
'The Seed' menjadi penutup perhelatan mode yang digelar di Hotel Mulia selama empat hari berturut-turut sejak Selasa (18/7/2023). Agenda diisi dengan deretan peragaan busana karya Sebastian Gunawan, Didi Budiardjo, dan Toton Januar.
Khusus untuk Hian Tjen pada Jumat (21/7/2023) malam, panggung berubah drastis. Sebuah rumah berwarna lilac mendekati pink berdiri di sepanjang catwalk.
Sepintas teringat rumah-rumahan boneka Barbie dalam versi raksasa yang seakan ikut menyemarakkan euforia 'Barbie'. Kebetulan, film tersebut juga tayang perdana pada hari yang sama.
Namun, rumah Barbie versi Hian Tjen dihiasi juntaian kain tulle dari atap hingga lantai yang menciptakan efek bak air terjun.
"Kalau stok tulle habis di Jakarta hari ini, bisa jadi gara-gara Hian Tjen," terdengar canda seorang editor mode jelang peragaan.
Tak hanya sebagai pemanis properti panggung peraga, tulle juga mendominasi koleksi yang terdiri dari puluhan set busana couture itu. Desainer jebolan ESMOD Jakarta ini sekali lagi menunjukkan kepiawaiannya mengolah tulle dan material lainnya yang berkarakter delicate.
Dengan spirit retrospektif, sulit untuk memungkiri bahwa Hian Tjen terinspirasi oleh nama-nama besar mode dunia yang memotivasinya berkiprah sebagai perancang.
Ada pengaruh Dior era Maria Grazia Chiuri lewat pilihan gaun romantis yang dipermanis dengan detail sulaman halus nuansa floral nan memikat.
Namun bagi Hian pribadi, motif tersebut sarat dengan sentuhan personal. "Sebuah perjalanan panjang yang saya jalani, seperti ibarat kata menyaksikan dan merasakan benih yang tumbuh menjadi flora yang indah, dimana itu merupakan posisi saya sekarang yang amat saya syukuri," ujar desainer yang mengawali kariernya merancang busana siap pakai itu.
Peragaan dibuka dengan kombinasi crop-top dan celana panjang yang terbuat dari gradasi fringe nan berkilauan. Adapun atasannya dihiasi bra emas yang mengingatkan pada kreasi Schiaparelli yang terkenal dengan desain beraliran surealisme.
Di sisi lain, terlihat jelas bahwa penguasaan Hian Tjen terhadap teknik dekonstruksi juga menjadi daya tarik tersendiri dari koleksi ini. Ia mengeluarkan coat dengan lipatan yang menyerupai pahatan melengkung yang bersusun.
Teknik tersebut ia aplikasikan pula untuk pilihan gaun berbahan beludu sehingga tercipta perpaduan elemen klasik dan kekinian yang harmonis. Mengedepankan craftsmanship yang kuat, anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ini kian memperkaya kreasinya dengan motif floral hasil lukisan tangan.
Beberapa busana yang naik pentas turut dipermanis dengan perhiasan buah kolaborasinya dengan Adelle Jewellery.
Sekitar empat tahun lalu, Hian Tjen yang namanya mulai diperhitungkan setelah pada 2015 mendesain gaun pengantin Chelsea Olivia dengan taburan 2.500 kristal Swarovski, mempersembahkan peragaan 'Perfect10n'.
Koleksi yang menandai 10 tahunnya berkarya itu berujung kesuksesan yang kemudian membuka jalan bagi Hian Tjen, si 'anak kampung' dari Pemangkat, Kalimantan Barat, ke panggung Milan Fashion Week. Bukan tidak mungkin bahwa koleksi 'The Seed' akan mengulang prestasi serupa.
Simak Video "Video: Jawaban Jenna Ortega saat Ditanya 'Siapa Pahlawanmu Hari Ini?'"
(dtg/dtg)