Jakarta Fashion Week 2023
5 Desainer Indonesia di JFW 2023 Beberkan Strategi Hadapi Resesi Global
Jakarta Fashion Week 2023, salah satu pekan mode terbesar di Indonesia, rampung digelar akhir pekan lalu. Bukan sekadar gambaran tren mode setahun ke depan, busana yang naik pentas di ajang ini sekaligus merepresentasikan strategi bisnis mereka menghadapi resesi global. Seperti apa cara mereka mempersiapkan diri?
"Fashion bertahan, menunjukkan kegigihan. Kita telah melihat selama tujuh hari, sederetan desainer menampilkan koleksi mereka dengan optimisme," kata CEO GCM Group Svida Alisjahbana selaku penyelenggara dalam pidato singkatnya di peragaan Dewi Fashion Knights 2022 yang sekaligus menutup rangkaian JFW 2023, Minggu (30/10/2022).
EO GCM Group Svida Alisjahbana saat memberikan pidato penutupan Jakarta Fashion Week 2023, Minggu (30/11/2022). (Foto: Dok. Jakarta Fashion Week) |
Berlangsung selama sepekan dari 24 Oktober di Pondok Indah Mall 3, JFW 2023 hadir secara offline setelah dua tahun terakhir hanya digelar dalam format virtual karena pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 116 desainer dan jenama lokal-internasional berpartisipasi, tak cuma di fashion show, tapi juga di semacam marketplace yang dibuka JFW secara online dan offline.
Di JFW 2023, geliat ranah mode Tanah Air mulai terasa walau dari segi bisnis masih melesu. Ini bisa terlihat dari jumlah transaksi retail di JFW 2023.
"Harapannya Rp 3 miliar - Rp 5 miliar, tapi dapatnya di bawah Rp 3 miliar. Kami masih menunggu data transaksi online dari partner kami, Lazada. Harusnya lebih baik mengingat antusiasme di show Lazada," ungkap Svida kepada Wolipop, Rabu (5/11/2022).
Suasana Jakarta Fashion Week 2023 (Foto: Dok. Jakarta Fashion Week) |
Di tengah pemulihan dari pandemi, pelaku bisnis mode harus bersiap lagi menghadapi dampak dari resesi global yang diprediksikan terjadi tahun depan.
Sejumlah desainer dan label di JFW 2023 sudah ambil ancar-ancar, mulai dari efisiensi produksi, berinovasi dari segi desain agar relevan dengan kebutuhan pasar, hingga memperkuat strategi pemasaran. Berikut persiapan mereka:
1. Purana
Koleksi terbaru Purana di JFW 2023. (Foto: Dok. Purana) |
Menavigasi sebuah bisnis fashion saat awal pandemi COVID-19 menjadi pelajaran penting bagi Nonita Respati, pendiri sekaligus dan direktur kreatif Purana. Situasi tersebut mengasah kemampuan Nonita, baik sebagai desainer ataupun pemilik jenama.
Agar dapat bertahan, ia menggeber penjualan secara online, membuat koleksi yang ramah di kantong, hingga lebih fokus pada busana siap pakai yang stylish tapi juga wearable untuk aktivitas sehari-hari di rumah.
Nonita mengatakan, strategi yang sama tetap menjadi 'senjata' andalannya ke depan. Buyers internasional yang mulai berdatangan lagi membuat perancang yang mendirikan Purana pada 2009 ini lebih optimis menyongsong tahun depan.
"Contohnya salah satu buyer kami dr Kuwait yang sudah kembali memesan sejumlah baju dalam kuantitas seperti masa sebelum pandemi," kata Nonita kepada Wolipop.
Kolaborasi dengan merek non-fashion, tambahnya, akan dimaksimalkan pula untuk memperkuat bisnis Purana.
Di JFW 2023, Purana mempersembahkan koleksi loungewear serba putih yang inspirasinya datang dari suasana liburan di Danau Como, Italia. Baca selengkapnya di sini.
2. Sejauh Mata Memandang
Chitra Subyakto usai menampilkan koleksi terbaru Sejauh Mata Memandang yang bertajuk 'Baur' di JFW 2023. (Foto: Dok. Jakarta Fashion Week) |
Prediksi ekonomi untuk tahun depan mendapat perhatian khusus dari Chitra Subyakto, desainer di balik Sejauh Mata Memandang. "Saya dan tim sudah membahasnya. Kami juga ngobrol sama perajin, karena mungkin mereka yang paling merasakan dampaknya nanti," kata Chitra saat berbincang dengan Wolipop jelang peragaan koleksi terbarunya yang bertajuk 'Baur' di JFW 2023.
Sejauh Mata Memandang berstrategi dengan pendekatan efisiensi produksi yang berbasis data. "Kami sedang memikirkan bagaimana cara yang lebih efisien dalam sisi produksi. Mesti dikerucutkan lagi apa yang benar-benar konsumen butuhkan berdasarkan data yang kami baca dari Google Analytic," ungkap Chitra.
Dari data tersebut, Chitra dan tim dapat melihat karakteristik konsumen yang membeli produk Sejauh Mata Memandang secara daring. "Aku ini tipe orang yang gaptek banget. Jadi perlu belajar lagi. Data penting banget supaya kita berbisnis dengan sistem dan rencana yang baik," tambahnya.
Busana dari limbah fashion yang didaur ulang dan kebaya dengan look yang avant-garde menjadi highlight koleksi 'Baur' di JFW 2023. Baca selengkapnya di sini.
3. Stella Rissa
Koleksi Stella Rissa di JFW 2023 (Foto: Dok. Jakarta Fashion Week) |
Merintis karier sebagai desainer sejak 2008, desainer Stella Rissa sudah merasakan manis-pahitnya berbisnis fashion. Mendengar ramalan iklim ekonomi tahun depan, ia mengaku tidak terlalu khawatir.
"Mungkin yang lebih terdampak adalah fast fashion. Kalau label StellaRissa lebih fokus ke limited collection," kata Stella, yang lulus dari Lasalle College International Jakarta pada 2006 dengan predikat Best of the Best Student.
Namun, ia tidak ingin gegabah. Agar mampu bersaing dan tetap eksis di tengah tantangan, Stella menekankan pada karya mengedepankan kreativitas dan kualitas terbaik. Seperti koleksi bertajuk 'In the Name of the Mother' yang ia persembahkan di Dewi Fashion Knights 2022 'Future Couture' sebagai penutup JFW 2023.
Kekuatan detail menjadi daya tarik koleksi ini. Muncul potongan busana yang dihiasi helaian benang yang seakan belum selesai dirapikan. Begitulah Stella memaknai couture.
"Couture is all about detail dan saya suka menampilkannya lewat sesuatu yang rawness, seperti kelihatan tidak rapi. Finishing aku adalah unfinished," ungkap Stella yang mempersiapkan koleksi ini selama enam bulan.
Lihat koleksi couture terbaru versi Stella Rissa di sini.
4. Frederika
Koleksi 'Sweet Plantation' persembahan Frederika di JFW 2023 (Foto: Dachri Megantara/JFW 2023) |
Frederika Cynthia Dewi, pendiri label Frederika, tak memungkiri ada rasa khawatir dengan situasi perekonomian tahun depan. Namun, ia ingin mengubah kekhawatiran sebagai energi positif yang memotivasinya untuk berkarya lebih baik.
"Aku inginnya tetap bisa doing what I love, sekaligus membangun tim saya, dan berkontribusi untuk perkembangan industri mode Indonesia. Kami ingin tetap maju," kata perancang yang pernah menjuarai kompetisi desain mode seperti Harper's Bazaar Asia NewGen Fashion Award 2018 dan Lomba Perancang Mode di JFW 2019 ini.
Dari segi bisnis, lanjutnya, tak ada persiapan khusus untuk menghadapi situasi perekonomian tahun depan. Persiapan mental menjadi prioritas. "Secara mental, saya rasa kami siap," kata Erika yang mendirikan label Frederika (dulu Eureka) pada 2019. Saat ini, ia menaungi 15 karyawan.
Di JFW 2023, ia menyajikan koleksi 'Sweet Plantation' buah kolaborasinya dengan Asia Pacific Rayon (APR), sebuah perusahaan yang secara khusus memproduksi material viscose-rayon. Sesuai nama koleksi tersebut, ia menggali inspirasi dari perkebunan pohon akasia milik APR di Riau dan dituangkan dalam bentuk motif pola persegi melalui proses batik cap yang dilakukan oleh perajin di Klaten dan Banyuwangi.
Motif tersebut menghiasi berbagai look yang ditawarkan Erika lewat koleksi resor 2023 ini. Area kosong pada motif batik ini menyimbolkan kemungkinan-kemungkinan berkembangnya industri mode Tanah Air yang lebih ramah lingkungan dari sebelumnya.
Menurutnya, 'sustainable fashion' dengan pendekatan kearifan lokal perlu mendapat perhatian khusus sebagai salah satu inovasi yang bisa menjadi bekal persiapan mengahadapi tantangan ekonomi.
5. Temma
Koleksi busana pria Temma persembahan Temma Prasetio yang mengangkat tenun NTT tampil di JFW 2023. (Foto: Dachri Megantara/JFW 2023) |
Situasi ekonomi tahun depan boleh saja terpuruk, tapi Temma Prasetio tetap optimis. Setelah bisnisnya ditempa oleh pandemi, desainer sekaligus pendiri jenama busana pria bernama Temma ini merasa lebih siap dengan segala kemungkinan terburuk.
"Hal paling buruk apalagi sih selain pandemi. Waktu itu aku sempat merasakan zero sales sampai harus putar otak gila-gilaan," kata Temma.
Mendirikan Temma pada 2015, ia fokus pada busana formal pria dengan material kain tradisional khususnya tenun khas Nusa Tenggara Timur. Saat penjualan koleksinya melesu, juara 2 Lomba Perancang Mode Menswear 2018 ini 'keluar dari zona nyaman' dengan mencoba hal lain.
"Jualan tote bag menyelamatkan aku saat pandemi. Aku juga jualan T-shirt, tapi bukan polosan, karena konsumen ingin value yang lebih," katanya.
Keberanian tersebut, kata Temma, merupakan modal penting untuk menghadapi tantangan baru yang menanti di depan. Di JFW 2023, ia mempersembahkan koleksi busana pria bertajuk Mutasi dan beberapa busana buah kolaborasinya dengan enam siswa SMK di NTT.
Desainer yang mengawali kariernya sebagai pedagang baju di pameran ini meramu kain-kain tenun dengan pewarna alam yang berasal dari berbagai daerah Nusa Tenggara Timur seperti Sumba Timur, Sumba Barat, Alor, Rote, dan Sabu, menjadi sebuah koleksi busana yang tidak hanya stylish dan kekinian, sekaligus memiliki daya pakai yang tinggi. Beberapa di antaranya dipadu dengan luaran rajut makrame buatan M2MINE, perajin asal Pasuruan Jawa Timur.
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
A$AP Rocky Jadi Brand Ambassador Terbaru Chanel
Foto: Gaya Bisnis Jennifer Lopez, Tetap Seksi dengan Blazer Tanpa Bra
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya


















































