Butik Makin Penuh, Chanel Bikin Toko Pribadi Buat Pelanggan Loyal di Asia
Kamis, 23 Jun 2022 14:30 WIB
Chanel akan membuka sebuah butik yang khusus didedikasikan bagi para klien loyalnya. Butik tersebut bakal hadir untuk pertama kali di Asia tahun depan.
Business of Fashion mengabarkan, ini merupakan langkah Chanel untuk memberikan pengalaman yang lebih eksklusif bagi pembeli terbesarnya mengingat tingkat pengunjung di butik yang sudah ada semakin meningkat.
![]() |
Jadi, para pelanggan yang diundang secara khusus ini tak perlu lagi mengantre panjang seperti pembeli biasanya. Di butik pribadi ini, mereka akan lebih leluasa membeli produk yang mereka mau tanpa harus berebut dengan orang lain.
Berbelanja di butik memang menjadi satu-satunya akses bagi pembeli yang ingin mendapatkan produk Chanel. Jenama yang didirikan Coco Chanel pada 1910 itu memang tidak pernah menjual produknya dalam platform e-commerce karena ingin lebih mementingkan pengalaman belanja di butik. Tak heran bila Chanel menginvestasikan US$ 758 juta untuk toko fisik.
Strategi Chanel untuk membuka toko pribadi ini menunjukkan bahwa minat pembeli terhadap barang-barang mewah tak surut meski ekonomi bergejolak karena pandemi COVID-19. Tahun lalu, pendapatan Chanel meningkat 50 persen menjadi US$ 15 miliar atau lebih besar 22,9 persen bila dibandingkan dengan 2019.
Keuntungan tersebut juga tak lepas dari kenaikan harga tas Chanel. Selama pandemi, Chanel menaikkan harga tas klasik flap ikonisnya sebanyak tiga kali. Sekarang harga tas tersebut mencapai US$ 10.000 atau sekitar Rp 148 juta untuk ukuran medium.
![]() |
CFO Chanel Phillipe Blondiaux tetap optimis dengan penjualan dan pertumbuhan pendapatan Chanel terlepas dari dinamika situasi dunia saat ini, mulai dari lockdown di China, ancaman inflasi, dan invasi Rusia ke Ukraina. Saat ini, Chanel memiliki 250 butik yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Butik pribadi Chanel ini akan hadir di Asia dan Eropa pada 2023. Namun, negara-negara di Asia menjadi prioritas Chanel. Keputusan tersebut sekali lagi membuktikan pentingnya pasar Asia bagi bisnis barang mewah.
"Orang Eropa menginginkan kualitas produk dengan saran perawatan yang baik, sementara mereka di Asia lebih tertarik dengan pengalaman saat membeli. Mungkin ini alasan mengapa banyak butik luxury brand di Dubai atau Shanghai, bukan di London atau Milan," demikian laporan lembaga finansial internasional Julius Baer seperti dikutip Fortune.
Simak Video "Toko Chanel di Paris Dirampok Sekelompok Orang Bersenjata"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)