ADVERTISEMENT

Merayakan Sang Guru dan Maestro Batik di Koleksi Terbaru Iwan Tirta

Daniel Ngantung - wolipop Jumat, 29 Nov 2019 11:48 WIB
Koleksi Mata Guru, persembahan terbaru Iwan Tirta Private Collection. (Foto: Mohammad Abduh/Wolipop) Koleksi 'Mata Guru', persembahan terbaru Iwan Tirta Private Collection. (Foto: Mohammad Abduh/Wolipop)
Jakarta - Kelestarian batik Indonesia sebagai warisan leluhur tak lepas dari sosok Iwan Tirta. Hampir separuh hidupnya hingga akhir hayat didedikasikan untuk membatik. Maka tak berlebihan bila Iwan Tirta dijuluki Sang Maestro Batik.

Wafat di usia 75 tahun pada 31 Juli 2010, Iwan Tirta meninggalkan ribuan motif batik. Di bawah naungan label Iwan Tirta Private Collection, motif-motif batik tersebut tetap terlestarikan dalam rupa busana kekinian sehingga tak tergerus oleh perubahan zaman.

Bertempat di Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis (28/11/2019) malam, Iwan Tirta Private Collection mempersembahkan koleksi teranyarnya yang bertajuk 'Mataguru'. Ini merupakan kali ketiga Iwan Tirta Private Collection menghelat peragaan busana tunggal. Terakhir kali, fashion show besar Iwan Tirta digelar pada 2017.



Merayakan Sang Guru dan Maestro Batik di Koleksi Baru Iwan TirtaFoto: Mohammad Abduh/Wolipop


"Persiapannya memang memakan waktu yang cukup lama, sampai dua tahun. Konsepnya harus benar-benar matang, apalagi pemilihan motif. Saat ini, sudah ada 13 ribu motif Iwan Tirta yang sudah terarsip rapi secara digital," ungkap Era Soekamto selalu Direktur Kreatif Iwan Tirta Private Collection kepada Wolipop beberapa hari jelang peragaan.

Proses yang tak sebentar itu sejalan dengan prinsip yang dianut Iwan Tirta sebelum membatik. Era menceritakan, beliau akan bermeditasi dan berpuasa dalam waktu tertentu untuk 'mengosongkan' diri. "Pada saat diri kita kosong, akan banyak ide dan inspirasi yang muncul," tambah Era.



Merayakan Sang Guru dan Maestro Batik di Koleksi Baru Iwan TirtaFoto: Mohammad Abduh/Wolipop

Selain Iwan Tirta sendiri, para perajin batik yang bekerja untuknya juga melakukan ritual yang sama dan mewariskan kepada para penerusnya. Di mata mereka, Iwan Tirta tak sekadar pembatik, tapi juga guru dan pengayom.

Sosok Iwan Tirta sebagai mentor itu lah yang melatarbelakangi tajuk 'Mataguru' untuk peragaan kali ini. "Konsepnya, bahwa beliau seorang maestro melihat batik dari perspektif yang berbeda. Dari mata seorang guru, batik merupakan hubungan antara manusia dengan alam dan penciptanya," jelas desainer yang telah tujuh tahun memimpin tim desain merek tersebut.

Merayakan Sang Guru dan Maestro Batik di Koleksi Baru Iwan TirtaFoto: Mohammad Abduh/Wolipop

'Mata Guru' turut menyoroti bagaimana Iwan Tirta sendiri terpengaruhi oleh gurunya sendiri, Go Tik Swan. Selama hampir 10 tahun Iwan Tirta berguru pada Go Tik Swan di era 60 dan 70-an. Berkat arahan artistik Go Tik Swan, Iwan yang merupakan seorang Sarjana Hukum dan memiliki darah Minang semakin mantap mendedikasikan diri untuk batik.

Berbeda dari koleksi sebelumnya, Era lebih banyak menggali motif-motif klasik dari Iwan, seperti motif yang terinspirasi dari lakon wayang. Bukan bentuk wayang yang serta-merta diaplikasikan, melainkan elemen-elemen yang ada di dalamnya. "Almarhum punya banyak sekali motif-motif dari cerita wayang golek, wayang kulit dan wayang beber. Dari wayang, kita bisa belajar dari kehidupan" kata Era.

Merayakan Sang Guru dan Maestro Batik di Koleksi Baru Iwan TirtaFoto: Mohammad Abduh/Wolipop

Motif klasik Iwan Tirta yang terinspirasi dari Belanda, seperti bunga-bungaan dalam ukuran yang besar juga ikut mewarnai koleksi ini. Menurut filosofi Sang Maestro, ukuran motif menentukan status sosial pemakainya. Semakin besar motifnya, maka kian tinggi pula kedudukan orang tersebut. "Show tunggal ketiga ini, benar-benar it's him, as persona and as a guru," tegas Era.

Agar tetap relevan dengan selera pasar, busana hadir dalam siluet kontemporer dengan kombinasi sartorial bernuansa Eropa dan Jawa klasik. Ada cocktail dress, outerwear, sampai busana bergaya cheongsam. Untuk mempertegas kesan kekinian, permainan layering hadir dengan material transparan.

Merayakan Sang Guru dan Maestro Batik di Koleksi Baru Iwan TirtaFoto: Mohammad Abduh/Wolipop


Dari 36 look yang tersaji, terselip pula koleksi busana pria mengingat konsumen terbesar Iwan Tirta Private Collection adalah kaum Adam. "Konsumen pria tetap creme de la creme kami," kata Era.

Menariknya, 'Mata Guru' bukan sekadar ajang pamer koleksi terbaru dari label tersebut. Fashion show dibuka dengan menghadirkan para tim yang selama ini menjadi tulang punggung Iwan Tirta Private Collection untuk mengapresiasi pengabdian mereka.

Peragaan 'Mata Guru' ini juga turut menandai kerjasama Iwan Tirta Private Collection dan situs belanja JD.ID. Widiyana Sudirman CEO Iwan Tirta Private Collection berharap, kemitraan ini bisa menjangkau konsumen yang berada di luar pulau Jawa, maupun mancanegara. "Makassar dan Medan adalah salah satu market terbesar kami di luar Jawa. Dari luar negeri, ada Singapura dan Malaysia," ungkap Widiyana.
Halaman
1 Tampilkan Semua

(dtg/dtg)