Hari Batik Nasional
Berkah di Balik Gempa Yogyakarta untuk Perajin Batik Imogiri
Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 02 Okt 2019 18:58 WIB
Solo
-
Di balik bencana, selalu ada hikmah yang tak terduga. Seperti yang dialami Amiroh, perajin batik dari Bantul, Yogyakarta. Gempa yang mengguncang daerahnya pada 2006 ternyata mendatangkan keuntungan bagi sentra batik lokal.
Amiroh adalah satu satu dari 500 orang yang berpartisipasi di acara 'Membatik untuk Negeri' di Istana Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019) pagi. Acara tersebut digelar sebagai puncak perayaan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana turut hadir dan ikut membatik bersama 500 orang yang datang dari berbagai elemen tersebut. Kegiatan berlangsung di ruang terbuka, tepatnya di halaman pendopo Istana Mangkunegaran.
Panas matahari pagi yang mulai terik menjelang siang tak mengurangi antusiasme Amiroh.
"Senang sekali bisa melihat Pak Jokowi langsung," ujar Amiroh kepada Wolipop di sela acara yang juga didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation itu.
Saat ditemui, Amiroh sedang membatik bersama kelompoknya yang beranggotakan ibu-ibu dari Imogiri, Bantul. Dengan teknik batik tulis, perempuan 51 tahun itu secara perlahan menggerakkan cantingnya di atas kain putih mengikuti motif pisang mas.
"Ini motif khas daerah Imogiri," ujar Amiroh.
Adapun motif lain berbentuk ikan-ikanan yang sedang dibuat oleh rekan Amiroh. Di daerah asalnya, motif tersebut dinamai buron toyo atau motif aquarium.
Amiroh menuturkan, membatik sebenarnya sudah menjadi tradisi turun-temurun keluarganya. Sejak kecil, ia sudah belajar membatik dan akhirnya menjadi batik sebagai mata pencarian.
Namun, perubahan zaman membuat Amiroh terpaksa banting sentir menjadi seorang cerita. Sampai akhirnya terjadilah gempa bumi besar yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya 13 tahun lalu.
"Gempa Yogya bawa berkah. Gara-gara gempa, batik kami jadi lebih dikenal setelah banyak relawan dan LSM yang membelinya," ujar Amiroh.
Dari situ, sentra batik daerah tersebut mulai bergairah dan banyak pelatihan batik yang diadakan pemerintah untuk mengasah kualitas pembatik lokal.
Dari hasil membatik, Amiroh mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Harga batik khas Imogiri biasanya dibanderol dari harga Rp 500 ribu - Rp 3 juta, bergantung besar kain dan rumitnya motif. "Alhamdulillah dari hasil batik bisa menyokong perekonomian keluarga. Malah hasilnya lebih banyak dari pemasukan suami," ungkap Amiroh. (dng/hst)
Amiroh adalah satu satu dari 500 orang yang berpartisipasi di acara 'Membatik untuk Negeri' di Istana Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019) pagi. Acara tersebut digelar sebagai puncak perayaan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana turut hadir dan ikut membatik bersama 500 orang yang datang dari berbagai elemen tersebut. Kegiatan berlangsung di ruang terbuka, tepatnya di halaman pendopo Istana Mangkunegaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Daniel Ngantung/Wolipop |
Panas matahari pagi yang mulai terik menjelang siang tak mengurangi antusiasme Amiroh.
"Senang sekali bisa melihat Pak Jokowi langsung," ujar Amiroh kepada Wolipop di sela acara yang juga didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation itu.
Saat ditemui, Amiroh sedang membatik bersama kelompoknya yang beranggotakan ibu-ibu dari Imogiri, Bantul. Dengan teknik batik tulis, perempuan 51 tahun itu secara perlahan menggerakkan cantingnya di atas kain putih mengikuti motif pisang mas.
"Ini motif khas daerah Imogiri," ujar Amiroh.
Adapun motif lain berbentuk ikan-ikanan yang sedang dibuat oleh rekan Amiroh. Di daerah asalnya, motif tersebut dinamai buron toyo atau motif aquarium.
Foto: Daniel Ngantung/Wolipop |
Amiroh menuturkan, membatik sebenarnya sudah menjadi tradisi turun-temurun keluarganya. Sejak kecil, ia sudah belajar membatik dan akhirnya menjadi batik sebagai mata pencarian.
Namun, perubahan zaman membuat Amiroh terpaksa banting sentir menjadi seorang cerita. Sampai akhirnya terjadilah gempa bumi besar yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya 13 tahun lalu.
"Gempa Yogya bawa berkah. Gara-gara gempa, batik kami jadi lebih dikenal setelah banyak relawan dan LSM yang membelinya," ujar Amiroh.
Dari situ, sentra batik daerah tersebut mulai bergairah dan banyak pelatihan batik yang diadakan pemerintah untuk mengasah kualitas pembatik lokal.
Dari hasil membatik, Amiroh mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Harga batik khas Imogiri biasanya dibanderol dari harga Rp 500 ribu - Rp 3 juta, bergantung besar kain dan rumitnya motif. "Alhamdulillah dari hasil batik bisa menyokong perekonomian keluarga. Malah hasilnya lebih banyak dari pemasukan suami," ungkap Amiroh. (dng/hst)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
Sentuhan Modern dan Mewah Grano Leather di Koleksi Musim Dingin Pedro
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Most Popular
1
Cher Siap Menikah Lagi Menjelang Usia 80 dengan Pria 39 Tahun
2
Karyawan Gugat Perusahaan Setelah Dipecat karena Masuk Kantor Terlalu Pagi
3
Skandal Terekspos, Cho Jin Woong Umumkan Pensiun dari Industri Hiburan
4
Ramalan Zodiak 8 Desember: Cancer Singkirkan Ego, Leo Lebih Tulus
5
Aktor Dynamite Kiss Ini Viral Mirip Jin BTS, Gantengnya Bikin Salah Fokus!
MOST COMMENTED












































Foto: Daniel Ngantung/Wolipop
Foto: Daniel Ngantung/Wolipop