Mengenang Dynand Fariz, Pria yang Bawa Indonesia Berprestasi di Miss Universe
Hestianingsih - wolipop
Rabu, 17 Apr 2019 12:39 WIB
Jakarta
-
Jember Fashion Carnaval menjadi salah satu ikon wisata Indonesia, terutama di Kabupaten Jember. Kini salah satu perhelatan bergengsi itu harus kehilangan sosok penggagasnya, Dynand Fariz.
Sang presiden Jember Fashion Carnaval menghembuskan napas terakhirnya di RS Jember Klinik, Rabu (17/4/2019) pagi. Dynand Fariz berpulang setelah dua hari mengeluh sesak napas dan menjalani perawatan di rumah sakit.
Pria yang meninggal dunia di usia 55 tahun ini memang identik dengan acara karnaval yang melibatkan ratusan seniman setiap tahunnya. Kisah sukses Dynand Fariz rasanya tepat untuk menggambarkan bahwa mimpi besar bisa jadi nyata jika punya semangat kuat.
Dynand Fariz sebelumnya hanyalah seorang pemuda biasa asal kota kecil di Jawa Timur, Jember. Parade kostum dan fashion Jember Fashion Carnaval yang selalu berhasil menarik mata dunia ini pun berawal dari sebuah parade kecil keluarga.
Pada 2001, Dynand Fariz dan keluarganya mendapatkan ide untuk membuat acara silaturahmi Lebaran lebih menarik. Mereka beramai-ramai memakai kostum saat berkunjung ke rumah kerabat dan tetangga.
Saat itu Dynand dan 10 anggota keluarga lainnya suka berkumpul di Hari Lebaran memakai kostum karnaval. Mulai dari kakak, adik, hingga keponakan. Tradisi unik ini ternyata berkembang menjadi sebuah komunitas.
"Isinya anak muda semua dari Jember. Dari awalnya 40-50 orang yang ikut, jadi 150, 200, 225, hingga sudah ada 2.000 peserta," ungkap Dynand Fariz saat acara temu media pada 2015 silam.
Dynand mengaku tahun pertama sampai sembilan perhelatan Jember Fashion Carnaval, biaya karnaval lebih banyak keluar dari kantong pribadinya. Tanpa sokongan sponsor maupun pemerintah. Namun tak dinyana, acara yang digelarnya tersebut diliput media lokal dan internasional sehingga eksposure-nya ke mata dunia lebih besar.
Setelah itu, jadilah Jember Fashion Carnaval sebagai festival seni terbesar di Jember bahkan Indonesia. Sukses membesarkan Jember Fashion Carnaval dan memberi kontribusi terhadap perkembangan wisata di daerahnya tak membuat Dynand Fariz puas.
Ia masih memiliki mimpi menjadikan Jember sebagai kota karnaval nomor satu dunia dan mengangkat festival bentukannya tersebut ke kancah internasional.
"Harapan saya Jember Fashion Carnaval bisa saingi Rio de Janeiro," ujar Dynand saat ditemui Wolipop di Palembang, pada 2017.
Saat ini Jember Fashion Carnaval telah diakui sebagai salah satu festival karnaval terbesar dunia. Jember Fashion Carnaval yang diadakan setiap tahunnya di Jember, Jawa Timur, melibatkan tak kurang dari 2.000 personel yang beraksi di 'runway' sepanjang 2 km.
Selain menggagas Jember Fashion Carnaval, Dynand Fariz juga seorang desainer kostum karnaval. Salah satu karya terbaiknya adalah kostum yang dirancangnya untuk kompetisi Miss Universe 2014.
Kostum bertajuk The Chronicle of Borobudur itu berhasil memenangkan Kostum Nasional Terbaik, setelah dibawakan Puteri Indonesia Elvira Devinamira di Miss Universe.
Selain itu kostumnya juga meraih prestasi di ajang Miss Grand International 2016. Kostum bertema Royal Sigokh itu dibawakan Juara Miss Grand International Ariska Putri Pertiwi, mengalahkan kompetitor Supaporn Malisorn asal Thailand.
Kerja keras dan karya-karya Dynand Fariz tentunya akan selalu dikenang para penggemar maupun masyarakat Indonesia. Selamat jalan, Dynand.
(hst/hst)
Sang presiden Jember Fashion Carnaval menghembuskan napas terakhirnya di RS Jember Klinik, Rabu (17/4/2019) pagi. Dynand Fariz berpulang setelah dua hari mengeluh sesak napas dan menjalani perawatan di rumah sakit.
Pria yang meninggal dunia di usia 55 tahun ini memang identik dengan acara karnaval yang melibatkan ratusan seniman setiap tahunnya. Kisah sukses Dynand Fariz rasanya tepat untuk menggambarkan bahwa mimpi besar bisa jadi nyata jika punya semangat kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Jember Fashion Carnaval Dynand Fariz (kanan) meninggal dunia. Foto: Instagram/@jemberfashioncarnaval |
Pada 2001, Dynand Fariz dan keluarganya mendapatkan ide untuk membuat acara silaturahmi Lebaran lebih menarik. Mereka beramai-ramai memakai kostum saat berkunjung ke rumah kerabat dan tetangga.
Saat itu Dynand dan 10 anggota keluarga lainnya suka berkumpul di Hari Lebaran memakai kostum karnaval. Mulai dari kakak, adik, hingga keponakan. Tradisi unik ini ternyata berkembang menjadi sebuah komunitas.
"Isinya anak muda semua dari Jember. Dari awalnya 40-50 orang yang ikut, jadi 150, 200, 225, hingga sudah ada 2.000 peserta," ungkap Dynand Fariz saat acara temu media pada 2015 silam.
Dynand mengaku tahun pertama sampai sembilan perhelatan Jember Fashion Carnaval, biaya karnaval lebih banyak keluar dari kantong pribadinya. Tanpa sokongan sponsor maupun pemerintah. Namun tak dinyana, acara yang digelarnya tersebut diliput media lokal dan internasional sehingga eksposure-nya ke mata dunia lebih besar.
Foto: Dok. Hestianingsih/Wolipop |
Setelah itu, jadilah Jember Fashion Carnaval sebagai festival seni terbesar di Jember bahkan Indonesia. Sukses membesarkan Jember Fashion Carnaval dan memberi kontribusi terhadap perkembangan wisata di daerahnya tak membuat Dynand Fariz puas.
Ia masih memiliki mimpi menjadikan Jember sebagai kota karnaval nomor satu dunia dan mengangkat festival bentukannya tersebut ke kancah internasional.
"Harapan saya Jember Fashion Carnaval bisa saingi Rio de Janeiro," ujar Dynand saat ditemui Wolipop di Palembang, pada 2017.
Saat ini Jember Fashion Carnaval telah diakui sebagai salah satu festival karnaval terbesar dunia. Jember Fashion Carnaval yang diadakan setiap tahunnya di Jember, Jawa Timur, melibatkan tak kurang dari 2.000 personel yang beraksi di 'runway' sepanjang 2 km.
Foto: Foto: Daniel Ngantung/Wolipop |
Selain menggagas Jember Fashion Carnaval, Dynand Fariz juga seorang desainer kostum karnaval. Salah satu karya terbaiknya adalah kostum yang dirancangnya untuk kompetisi Miss Universe 2014.
Kostum bertajuk The Chronicle of Borobudur itu berhasil memenangkan Kostum Nasional Terbaik, setelah dibawakan Puteri Indonesia Elvira Devinamira di Miss Universe.
Selain itu kostumnya juga meraih prestasi di ajang Miss Grand International 2016. Kostum bertema Royal Sigokh itu dibawakan Juara Miss Grand International Ariska Putri Pertiwi, mengalahkan kompetitor Supaporn Malisorn asal Thailand.
Kerja keras dan karya-karya Dynand Fariz tentunya akan selalu dikenang para penggemar maupun masyarakat Indonesia. Selamat jalan, Dynand.
Hobbies & Activities
Benston vs Rixton : Keyboard Foldable 88 Key, Mana yang Lebih Worth It untuk Pemula?
Health & Beauty
Rahasia Untuk Kulit Cerah & Kenyal dengan Dr Schatz Phyto Cell Mask
Home & Living
Rumah Lebih Rapi Tanpa Ribet? Rekomendasi 3 Storage Box Andalan yang Wajib Kamu Punya!
Home & Living
Panci Ini Layak Masuk Dapur Kamu! Stein Cast Iron Enamel Pot Hadir Bikin Makanan Cepat Matang
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Rayakan Emily in Paris Musim 5, Fendi Rilis Tas Baguette dan Peekaboo Edisi Spesial
Eksplorasi Organza Transparan Dalam Balutan Busana Tropis di Runway BFT 2025
Tak Hanya Narapidana, Karya Anak Down Syndrome Warnai Hari Terakhir BFT 2025
Busana Pengantin Menerawang Curi Atensi di Bali Fashion Trend 2025
Dari Kain Sisa ke Runway, Jeans Perca Curi Atensi di Bali Fashion Trend 2025
Most Popular
1
Ramalan Zodiak 24 Desember: Libra Khawatir, Scorpio Esktra Sabar
2
Outfit Check, Gaya Chic Aura Kasih Liburan Akhir Tahun di Luar Negeri
3
Mantan Ratu Tenis Anna Kournikova Melahirkan Anak ke-4 di Usia 44
4
Potret Cantik Zhao Lusi Terima Penghargaan Artis China Paling Berpengaruh 2025
5
Beda Gaya Maia Estianty & Mulan Jameela, Calon Nenek di Pengajian Al-Alyssa
MOST COMMENTED












































Presiden Jember Fashion Carnaval Dynand Fariz (kanan) meninggal dunia. Foto: Instagram/@jemberfashioncarnaval
Foto: Dok. Hestianingsih/Wolipop
Foto: Foto: Daniel Ngantung/Wolipop