123 Tahun Berdiri, Department Store Mewah Ini Akhirnya Tutup

Jakarta - Eksis selama lebih dari satu abad ternyata tak menjamin sebuah brand maupun perusahaan bertahan selamanya. Hal itu terjadi pada Henri Bendel, retailer fashion mewah asal Amerika Serikat.

Setelah 123 tahun beroperasi, Henri Bendel terpaksa menutup seluruh gerainya. Penutupan gerai akan efektif dilakukan pada Januari 2019. Alasannya, karena tingkat penjualannya terus saja merosot.

L Brands, induk usaha Henri Bendel yang mengakuisisi department store berbasis di New York itu pada 1985, mengumumkannya pada Kamis (13/9/2018). Total ada 23 gerai yang akan ditutup, termasuk toko terbesarnya di Fifth Avenue, New York City.

Baca juga: 8 Fakta Debenhams, Department Store Ternama yang akan Tutup di Indonesia

"Kami berkomitmen mengembangkan performa dalam bisnis ini dan meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. Sebagai bagian dari usaha itu, kami telah memutuskan untuk berhenti mengoperasikan Bendel demi meningkatkan keuntungan perusahaan dan lebih fokus ke brand lebih besar yang pertumbuhannya lebih potensial," ujar Chairman and Chief Executive Officer L Brands Leslie Wexner, seperti dikutip dari People.

Foto: Dok. Getty Images

Saat ini L Brands menaungi sejumlah merek fashion dan kecantikan ternama dunia. Beberapa di antaranya Victoria's Secret, Bath & Body Works dan La Senza.

Baca juga: Ini Department Store Pertama yang Jual Serba-serbi Pernikahan

Henri Bendel merupakan salah satu pionir dalam industri fashion Amerika di kategori barang mewah. Department store yang didirikan desainer Henri Willis Bendel ini menjadi retailer barang mewah pertama yang membuka gerai di kawasan elit New York, Fifth Avenue.

Henri Bendel juga memegang peran dalam membesarkan brand Chanel. Pada 1913, Henri Bendel memperkenalkan rancangan Coco Chanel ke publik Amerika Serikat.

Rest in style, Henri Bendel. (asf/asf)