Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Inspirasi Kodex Kuno & Keselarasan Alam di Koleksi Teranyar Iwan Tirta

Daniel Ngantung - wolipop
Kamis, 27 Apr 2017 15:40 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Muhammad Abduh
Jakarta - Di samping warna dan coraknya, keindahan batik juga terpancar lewat makna pesan 'rahasia' yang tersimpan di balik motifnya. Di koleksi teranyar Iwan Tirta Private Collection, kode tersebut tersingkap dengan cantiknya dalam rasa kekinian.

'Condrosengkolo', begitu tajuk koleksi terbaru Iwan Tirta Private Collection yang naik pentas secara perdana di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (26/4/2017) malam.

Inspirasi Kodex & Keselarasan Alam di Koleksi Teranyar Iwan TirtaFoto: Mohammad Abduh/Wolipop


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Era Soekamto, 'Condrosengkolo' merupakan gambaran dari keselarasan manusia (Jagad Alit) dan alam semesta (Jagad Ageng). Filosofi itu, salah satunya yang mendasari perhitungan waktu Jawa dengan mengacu pada rotasi bulan.

Makna keselarasan itu, kata Era, yang juga tersimpan dalam jalinan-jalinan motif batik warisan mendiang maestro batik Iwan Tirta.

"Menurut penelurusan Mas Iwan, batik adalah semacam kronogram yang dibentuk dari sambungan kodex-kodex atau simbol yang menyimpan sebuah rahasia besar," ungkap Era jelang peragaan.

Ia lalu menuangkan konsep kodex warisan Iwan tersebut ke dalam 77 tampilan busana (looks) pria dan wanita yang terbagi atas empat sekuen.

Masing-masing melambangkan elemen alam semesta, yakni Akasa (langit), Dahana-Tirta (air-api), Bawono (tanah), dan Maruta (angin).

Akasa didominasi oleh pilihan busana bersiluet modern dalam sapuan palet biru dengan motif Alas-alasan yang tampak seperti rasi bintang. Selain siluet, rasa modern juga Era hadirkan lewat permaianan motif batik yang hadir dalam skala besar.

Inspirasi Kodex & Keselarasan Alam di Koleksi Teranyar Iwan TirtaFoto: Muhammad Abduh


Berlanjut ke Dahana-Tirta, tampil deretan gaun malam berwarna biru dan merah yang mewakili elemen air dan api tampil serasi dengan motif gajah dan naga.

Sementara palet tanah seperti kuning gading, coklat sogan, dan hitam yang menyimbolkan pohon kehidupan mendominasi sekuens Bawono. Sebagai pamungkas, sekuens Maruta hadir dibalut dalam palet warna cerah seperti ungu, hijau turquoise, dan merah, yang disandingkan dengan motif-motif merak.

Inspirasi Kodex & Keselarasan Alam di Koleksi Teranyar Iwan TirtaFoto: Mohammad Abduh/Wolipop


Di jajaran busana pria, hadir pilihan setelan dengan aksen mandarin collar yang lebar. Beberapa di antaranya juga tampil dalam gaya etnik dengan paduan kain sarung atau celana pantalon lurus.

Khusus untuk koleksi ini, Era untuk pertamakalinya mengaplikasikan teknik batik garam yang merupakan warisan sang Maestro.

Inspirasi Kodex & Keselarasan Alam di Koleksi Teranyar Iwan TirtaFoto: Mohammad Abduh/Wolipop

"Teknik garam adalah salah satu teknik batik yang pernah Mas Iwan kembangkan semasa hidupnya. Baru kali ini kami mengangkat teknik garam untuk membuat sebuah koleksi busana," ungkap Era jelang fashion show 'Condrosengkolo' di Fairmont Hotel, Rabu (26/4/2017) petang.

Dijelaskan Era, teknik garam bertujuan untuk menciptakan warna tertentu. Untuk teknik ini, garam laut berbentuk bongkahan besar yang digunakan.

"Garam mengabsorpsi jenis bahan kimia tertentu saat proses pewarnaan batik. Reaksi tersebut menghasilkan warna yang tak terduga. Seolah batik adalah buatan Tuhan yang Maha Kuasa," kata desainer anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) itu.

Di samping itu, Era juga mengaplikasikan teknik ombre. Disebut pula sebagai teknik gradasi, teknik ombre tidak merusak warna terang bulan batik. "Di tengah motif batik, biasanya ada kosongan atau bledak. Itulah yang kami beri gradasi," ungkap desainer kelahiran 3 Mei 1976 ini.

Bagi Era, penting untuk selalu konsisten menggali teknik serta motif batik Iwan Tirta yang belum pernah dijamah sebelumnya. Ada lebih dari 13.000 motif serta ratusan teknik batik yang terdokumentasikan dalam arsip Iwan Tirta.

Inspirasi Kodex & Keselarasan Alam di Koleksi Teranyar Iwan TirtaFoto: Muhammad Abduh


Selain sebagai upaya pelestarian, itu juga perlu untuk memberi unsur baru yang menyegarkan pada setiap koleksi Iwan Tirta Private Collection. "Bagaimana pun juga kami sebagai sebuah fashion house perlu refreshment agar klien tidak bosan walau terkadang ada juga klien yang protes karena merasa motif atau teknik tersebut kurang mencerminkan karakter Iwan Tirta," jelas Era.

Adapun persiapan memamakan waktu 2,5 tahun. Persiapan mencakup riset tentang filosofi Condrosengkolo, pengembangan motif dan teknik, hingga proses produksi. (dtg/dtg)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads