Setelah Batik Motif Ayam, Sejauh Mata Memandang Akan Rilis Koleksi Ikat
Alissa Safiera - wolipop
Selasa, 18 Agu 2015 18:23 WIB
Jakarta
-
Kini semakin banyak anak muda yang gemar mengenakan kain tradisional dalam berbusana. Tidak hanya untuk acara formal, adat atau pernikahan, tapi juga memakainya untuk acara santai maupun hang out. Kain tradisional dengan motif unik seperti yang dikeluarkan Sejauh Mata Memandang pun menjadi salah satu pilihan mereka.
Sejauh Mata Memandang merupakan brand tekstil milik Chitra Subyakto. Stylist yang sering menjadi penata busana film tersebut baru membentuknya pada 2014 lalu. Baru satu tahun hadir di industri fashion Indonesia, Chitra cukup terkejut dengan banyaknya respon positif dari pasar. Berkat Instagram, produk Sejauh Mata Memandang seperti kain, tas, scarf, serta sarung bantal cukup diminati, terutama mereka yang berjiwa muda.
"Jadi walaupun tua tapi berjiwa muda, mereka suka pesan karena rasanya nggak kuno. Ada ibu-ibu pesan karena kalau pakai kain Sejauh Mata Memandang rasanya jadi nggak seperti ibu-ibu," kata Chitra ketika ditemui Wolipop beberapa waktu lalu di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Unsur tradisional namun bernapas modern hadir berkat motif unik yang tampil pada produk seperti ayam jago. Ayam jago yang terinspirasi dari mangkuk mie ayam itu menghiasi kain dengan warna-warna dasar seperti biru, merah, putih, atau hitam. Terlihat sederhana, namun cukup menggelitik. Selain kain, scarf juga merupakan produk lain yang cukup difavoritkan pembeli Sejauh Mata Memandang.
"Orang membeli scarf sepertinya juga tidak sedikit. Mereka bilang batik ternyata bisa macam-macam ya nggak harus yang klasik," tambah adik sutradara Jay Subyakto tersebut.
Sukses dengan batik bermotif ayam serta rumput laut, Chitra berniat merambah kain tradisional lainnya yakni ikat. Ide tersebut terinspirasi dari pengalamannya saat menjadi penata busana film Pendekar Tongkat Emas. Ketika berpartisipasi dalam pembuatan film yang berlokasi di Sumba, Nusa Tenggara Timur itu Chitra banyak menjelajah daerah tersebut. Ia pun bertemu dengan para ibu yang tengah menenun dan terinspirasi dengan pemandangan alam sekitar.
Koleksi ikatnya memang belum diproduksi namun Chitra sudah memiliki gambaran corak yang akan ditampilkan. Rencananya ikat rancangannya bermotif lebih playful dan cocok dikenakan anak muda.
"Ini membuka mata anak muda lainnya kalau bisa kok bikin ikat yang seru. Anak mudanya ingin pakain ikat yang warnanya tidak mencolok atau motifnya sangat tradisi. Ingin eksplor lagi teknik-teknik dari Indonesia apa saja yang bisa dibikin ke depannya," tutur Chitra.
(ami/ami)
Sejauh Mata Memandang merupakan brand tekstil milik Chitra Subyakto. Stylist yang sering menjadi penata busana film tersebut baru membentuknya pada 2014 lalu. Baru satu tahun hadir di industri fashion Indonesia, Chitra cukup terkejut dengan banyaknya respon positif dari pasar. Berkat Instagram, produk Sejauh Mata Memandang seperti kain, tas, scarf, serta sarung bantal cukup diminati, terutama mereka yang berjiwa muda.
"Jadi walaupun tua tapi berjiwa muda, mereka suka pesan karena rasanya nggak kuno. Ada ibu-ibu pesan karena kalau pakai kain Sejauh Mata Memandang rasanya jadi nggak seperti ibu-ibu," kata Chitra ketika ditemui Wolipop beberapa waktu lalu di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang membeli scarf sepertinya juga tidak sedikit. Mereka bilang batik ternyata bisa macam-macam ya nggak harus yang klasik," tambah adik sutradara Jay Subyakto tersebut.
Sukses dengan batik bermotif ayam serta rumput laut, Chitra berniat merambah kain tradisional lainnya yakni ikat. Ide tersebut terinspirasi dari pengalamannya saat menjadi penata busana film Pendekar Tongkat Emas. Ketika berpartisipasi dalam pembuatan film yang berlokasi di Sumba, Nusa Tenggara Timur itu Chitra banyak menjelajah daerah tersebut. Ia pun bertemu dengan para ibu yang tengah menenun dan terinspirasi dengan pemandangan alam sekitar.
Koleksi ikatnya memang belum diproduksi namun Chitra sudah memiliki gambaran corak yang akan ditampilkan. Rencananya ikat rancangannya bermotif lebih playful dan cocok dikenakan anak muda.
"Ini membuka mata anak muda lainnya kalau bisa kok bikin ikat yang seru. Anak mudanya ingin pakain ikat yang warnanya tidak mencolok atau motifnya sangat tradisi. Ingin eksplor lagi teknik-teknik dari Indonesia apa saja yang bisa dibikin ke depannya," tutur Chitra.
(ami/ami)
Health & Beauty
Gajian Sudah Masuk? Yuk Saatnya Bikin Riasan Kamu Makin On Point dengan Aeris Beaute Brush Sets!
Fashion
Gajian Datang? Saatnya Tampil Anggun Tanpa Ribet dengan Koleksi Heels dari Ayomichan
Health & Beauty
Gajian Cair? Saatnya Beli Skincare, Mediheal Skincare Pad Ini Layak Kamu Lirik!
Hobbies & Activities
Benston vs Rixton : Keyboard Foldable 88 Key, Mana yang Lebih Worth It untuk Pemula?
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Harga Diprediksi Naik, Ini Alasan Investasi Hermes Lebih Untung Dibanding Emas
Rayakan Emily in Paris Musim 5, Fendi Rilis Tas Baguette dan Peekaboo Edisi Spesial
Eksplorasi Organza Transparan Dalam Balutan Busana Tropis di Runway BFT 2025
Tak Hanya Narapidana, Karya Anak Down Syndrome Warnai Hari Terakhir BFT 2025
Busana Pengantin Menerawang Curi Atensi di Bali Fashion Trend 2025
Most Popular
1
Tylor Chase Ungkap Kisah Hidupnya dari Bintang Nickelodeon Kini Bak Gelandangan
2
Bukan Anti Peluru, Verrell Bramasta Pakai Rompi Anti Galau Kunjungi Warga
3
Venus Williams Resmi Menikah, Serena Williams Kasih Hadiah Yacht
4
50 Ucapan Natal untuk Atasan hingga Teman, Sopan, Hangat, dan Berkesan
5
Kaleidoskop 2025
Ini 7 Tren Hijab 2025: Pashmina Meleyot, Motif hingga Menjuntai
MOST COMMENTED











































