Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Demam Blind Box

Kecanduan Blind Box, Kapan Harus Diwaspadai sebagai Gangguan Psikologis?

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Jumat, 27 Jun 2025 18:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Koleksi pribadi blind box milik Sonia Permata.
Demam blind box di kalangan generasi muda. Foto: Dok. pribadi Sonia Permata.
Jakarta -

Blind box, atau kotak kejutan yang isinya tidak bisa dipilih, tengah tren di kalangan anak muda. Meski terlihat seperti hobi yang menyenangkan, psikolog memperingatkan bahwa jika dilakukan secara berlebihan dan tanpa kontrol, tren ini bisa berkembang menjadi perilaku kompulsif yang berdampak negatif pada kondisi psikologis seseorang dalam jangka panjang.

Kecanduan blind box bukan hanya soal pengeluaran uang yang tidak terkendali, tetapi juga berkaitan dengan dorongan emosional untuk terus mengejar rasa senang instan. Sensasi saat membuka kotak kejutan dan mendapatkan item langka memicu pelepasan hormon dopamin di otak, zat kimia yang memberi rasa puas dan senang.

Psikolog Klinis Dewasa, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi. atau akrab disapa Ega mengungkapkan dampak psikologis dari blind box sama seperti efek kecanduan. Mereka akan kesulitan untuk berhenti bahkan tidak lagi mempertimbangkan faktor lain seperti ekonomi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena tipe blind box ini edisinya berubah dan selalu ada yang baru. Variasi karakternya yang berbeda. Dan pilihan yang selalu berbeda-beda. Itu yang membuat lingkaran untuk mencoba seperti tidak ada habisnya," kata Ega melalui pesan suara kepada Wolipop.

Perilaku membeli blind box yang sudah berlebihan sering kali membuat seseorang nekat dan mengabaikan faktor penting lainnya, termasuk kondisi keuangan dan dampak psikologis. Mereka yang kecanduan membeli blind box bisa menghalalkan segala cara demi mendapatkan barang yang diinginkan.

ADVERTISEMENT

"Kalau sudah tidak mempertimbangkan faktor lain, pasti ada faktor nekat yang menghalalkan cara untuk membeli blind box," tambahnya.

Mengoleksi blind box yang awalnya dianggap sebagai hobi menyenangkan bisa berubah menjadi masalah serius ketika perilaku tersebut mulai mengganggu aktivitas sehari-hari dan kesehatan mental.

Psikolog yang praktik di Klinik Brawijaya Kemang, Jakarta ini menyarankan agar perilaku membeli blind box perlu diwaspadai sebagai gangguan jika sudah menimbulkan kecanduan, stres berkepanjangan, atau mengorbankan kebutuhan penting lainnya.

Dorongan kuat untuk terus membeli blind box bisa berfungsi sebagai pelepas stres jika dilakukan dalam batas kemampuan ekonomi dan kondisi yang mendukung. Namun, ketika perilaku ini mulai melampaui kemampuan finansial atau mengorbankan aspek penting lain dalam hidup, hal itu justru menjadi tanda bahwa kebiasaan tersebut merusak kesehatan mental dan perlu diwaspadai.

"Ketika dorongan itu terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan diri. Sebenarnya kalau secara ekonomi masih mampu dan faktor lainnya mendukung, sejujurnya itu bisa jadi stres rilis. Tapi kalau ada faktor yang dicederai, maka itu salah satu tanda bahwa perilaku itu bukan membantu justru merusak diri kita," pungkas Ega

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads